Daerah

Babinsa Genggelang Bantu Kelompok Ternak Olah Kotoran Jadi Pupuk Kandang

×

Babinsa Genggelang Bantu Kelompok Ternak Olah Kotoran Jadi Pupuk Kandang

Sebarkan artikel ini

Lombok Utara, NTB – Bintara Pembina Desa (Babinsa) Komando Rayon Militer (Koramil) 1606-10/Gangga laksanakan gotong royong bersama kelompok ternak “Sopok Angen” di Dusun Monggal Atas, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Sabtu (21/1/2023).

Kegiatan tersebut di lakukan Babinsa bersama sejumlah anggota kelompok ternak dalam menjaga kebersihan kendang, serta memberikan edukasi dalam pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk kandang.

Babinsa Genggelang Koptu Zahrul Anwar menjelaskan, “pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk merupakan hal baru bagi peternak di wilayah binaannya, maka dari itu kami mengajarkan cara pengolahannya. Kotoran ternak dapat di manfaatkan sebagai pupuk kandang karena kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang di butuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah,” jelasnya.

Ia menerangkan, “Sebelum di jadikan pupuk, kotoran kambing perlu disortir terlebih dahulu untuk memisahkan antara kotoran dan benda-benda asing yang kemungkinan tercampur ke dalamnya, seperti plastik, kayu, batu, dan lain-lain. Penyortiran dapat dilakukan bersamaan dengan penggemburan kotoran kambing sehingga proses penguraian berjalan lebih cepat,” terangnya.

Lebih lanjut, Koptu Zahrul menambahkan, “Larutan EM4 di semprotkan pada hamparan kotoran kambing secara merata. Kotoran perlu di bolak balik dan di semprotkan kembali larutan EM4 ke seluruh bagian. Setelah benar-benar merata dan kotoran kambing agak lembap, kemudian masukkan kotoran ke karung, tetapi jangan terlalu penuh,” tambahnya.

Ikat karung tersebut dengan tali dan letakkan di tempat teduh. Pupuk tersebut perlu di pantau setiap 2 minggu sekali. Jika kondisi kotoran terlalu kering, siram atau semprot kembali dengan larutan EM4. Karung perlu di bolak-balik agar sirkulasi udara di dalam karung menurun. Pupuk organik kotoran kambing baru jadi atau matang setelah proses fermentasi berlangsung selama 2 bulan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *