Lombok Barat, NTB – Tradisi Nyelamat Gumi, sebuah ritual adat tahunan yang diwariskan secara turun temurun oleh umat Buddha di Desa Mareje, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, kembali digelar 1 pada Minggu (15/12/2024). Rangkaian acara yang berlangsung khidmat ini mendapatkan pengamanan dan monitoring ketat dari Polsek Lembar, Polres Lombok Barat, Polda NTB.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 09.00 WITA ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua Permabudhi Kab. Lombok Barat UP. Ajjuna Guna Derap, S.Pd., Kadus Ganjar UP. Trisna Adi Nata, S.Pd.B., Ketua Adat Nurasih Nana Vano, Kiyai Adat Amak Munarim, Pemangku Adat Amak Sainun, para pemangku dan kiyai umat Buddha Desa Mareje, para Romo dan Upasaka Pandita Desa Mareje, tokoh umat Buddha Desa Mareje, serta masyarakat umat Buddha Desa Mareje.
Makna Mendalam di Balik Tradisi Nyelamat Gumi
Tradisi Nyelamat Gumi bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah perwujudan rasa syukur dan harapan mendalam. Tradisi ini diwariskan secara turun temurun dan dilaksanakan setahun sekali, dengan hakikat berdoa kepada para leluhur. Harapannya, semua makhluk dapat hidup damai dan bahagia, hujan turun tepat pada musimnya, musim tanam yang datang dapat dilancarkan, tanaman petani tumbuh subur dan dijauhkan dari hama penyakit, serta memperoleh hasil panen yang melimpah. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk menyelamatkan bumi beserta alam semesta dari kekeringan maupun bencana, serta menyambut musim tanam di Desa Mareje.
Rangkaian Acara dan Pengamanan Ketat
Rangkaian tradisi adat tahunan Nyelamat Gumi pada hari Minggu diawali dengan berkumpulnya umat Buddha di bale kosong atau bale adat pada pukul 07.00 WITA. Kemudian, dilanjutkan dengan doa bersama dan “Nurun Bebaoq” (menurunkan tempat baca Lontor) yang dipimpin oleh Pemangku Adat Amak Limah, Pemangku Sainun, dan Pemangku Amak Wiwin, serta diikuti oleh perwakilan umat Buddha.
Kapolsek Lembar, Polres Lombok Barat, Polda NTB, Ipda Joko Rudiantoro, S.H., M.H., menegaskan komitmen pihaknya dalam mengamankan dan memonitor kegiatan tersebut. “Kami dari Polsek Lembar berkomitmen untuk memastikan kegiatan tradisi Nyelamat Gumi ini berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif. Kami menurunkan personel Bhabinkamtibmas Desa Mareje dan berkolaborasi dengan personel Pol Pol Mareje untuk pengamanan di lokasi,” ujarnya.
Apresiasi atas Kerukunan dan Pelestarian Tradisi
Kegiatan yang berakhir pada pukul 13.00 WITA ini berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif. Kehadiran aparat kepolisian memberikan rasa aman dan nyaman bagi para peserta. Tradisi Nyelamat Gumi tidak hanya menjadi bagian dari ritual keagamaan, tetapi juga wujud nyata pelestarian budaya dan kearifan lokal. Kegiatan ini juga mencerminkan kerukunan antarumat beragama yang terjalin dengan baik di Lombok Barat.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Tradisi Nyelamat Gumi membawa harapan besar bagi masyarakat Desa Mareje. Harapan akan hasil panen yang melimpah, terhindar dari bencana, dan kehidupan yang harmonis dengan alam. Semangat gotong royong dan kebersamaan yang terpancar dalam tradisi ini menjadi modal penting bagi kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat.
Dukungan Penuh dari Aparat Keamanan
Kehadiran aparat keamanan dalam setiap kegiatan keagamaan dan adat istiadat merupakan wujud dukungan negara terhadap keberagaman budaya dan keyakinan masyarakat. Hal ini juga menegaskan komitmen aparat dalam menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif, sehingga masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya dengan aman dan nyaman. Tradisi Nyelamat Gumi menjadi bukti nyata sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan dalam menjaga kelestarian budaya dan menciptakan kedamaian.
Pesan Damai dari Tradisi Nyelamat Gumi
Di tengah tantangan zaman, tradisi Nyelamat Gumi membawa pesan damai dan harmoni. Pesan untuk menjaga alam, menghormati leluhur, dan mempererat tali persaudaraan. Tradisi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, serta pentingnya nilai-nilai luhur budaya sebagai pedoman hidup.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, tradisi Nyelamat Gumi diharapkan dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Tradisi ini bukan hanya milik masyarakat Desa Mareje, tetapi juga merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.