Ancaman Narkoba bagi Generasi dan Pentingnya Penguatan Internal Keluarga

Benteng Keluarga: Cegah Narkoba Renggut Generasi Muda

Mataram – Narkoba adalah ancaman serius yang terus menggerogoti generasi muda. Guru Besar UIN Mataram Bidang Komunikasi, Prof. Kadri mengatakan narkoba bukan hanya tentang pengguna, tetapi juga menyangkut pihak-pihak yang menyediakan fasilitas dan mendukung penyebarannya.

Menurut Kadri upaya memberantas narkoba, pendekatan hukum dan sosial harus berjalan beriringan, dengan fokus utama pada pencegahan yang dimulai dari lingkup terkecil keluarga.

Penggunaan narkoba telah lama diketahui berdampak buruk pada individu dan masyarakat. Generasi muda, yang merupakan aset masa depan, menjadi target utama penyebaran narkoba.

Jika mayoritas generasi terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, masa depan bangsa akan suram. Efek narkoba yang merusak otak dan mental dapat menghancurkan potensi generasi muda, menjadikan mereka tidak produktif dan rentan terhadap berbagai kejahatan lainnya.

“Jika generasi dominan condong terhadap penggunaan narkoba, maka masa depan bangsa akan suram,” ungkap Kadri.

Kadri menjelaskan bahwa permasalahan narkoba tidak hanya melibatkan bandar, pengedar, atau pengguna, tetapi juga melibatkan siapa yang menyediakan fasilitas untuk kejahatan tersebut.

“Jika berbicara narkoba tentu berbicara tentang siapa yang menyiapkan fasilitas kejahatan itu dan siapa yang mau bertindak atas kejahatan itu,” ungkapnya.

Penegakan hukum merupakan tanggung jawab aparat pemerintah, khususnya kepolisian. Namun, tindakan preventif juga sangat penting untuk mengurangi penyebaran narkoba. Salah satu caranya adalah dengan membangun komunikasi sosial yang efektif, mulai dari tingkat keluarga.

“Narkoba ini sudah lama menjamah ke kalangan anak muda, sehingga keluarga perlu menjadi benteng pertama dalam pencegahan,” jelas Prof Kadri.

Menurut Prof Kadri, keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk karakter anak sejak dini.

“Penguatan internal keluarga bisa dilakukan dengan memperkuat pendidikan formal, pendidikan keagamaan, dan pendidikan karakter,” katanya.

Menurut Prof Kadri, Penanaman Nilai Agama dan Budaya tehadap anak, akan cenderung lebih mampu menahan godaan untuk terlibat dalam kejahatan, termasuk narkoba.

“Seorang anak yang di didik dengan karakter dengan nilai-nilai agama pasti akan mampu menghindar dari godaan kriminal, dosa maupun kejahatan perbuatan menyimpang lainnya,” ungkapnya.

Ia mengajak agar para orang tua, guru dan pemerintah dapat menciptakan ruag pengawasan yang ramah dan kreatif.

Pengawasan terhadap anak, kata Prof Kadri tidak hanya dilakukan oleh orang tua, tetapi juga oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Misalnya, dengan menerapkan aturan atau “awik-awik” di komunitas yang memberikan sanksi bagi pengguna narkoba atau kejahatan lainnya.

“Pengawasan harus dilakukan dengan cara masing-masing tentu dengan mengetahui karakter dari anak itu sendiri. Semakin kreatif sebuah keluarga atau lingkungan melakukan pengawasan, maka akan semakin bagus,” ujar Kadri.

Tantangan Teknologi

Teknologi yang berkembang pesat juga menjadi tantangan dalam upaya pemberantasan narkoba.

“Perkembangan teknologi seperti dua mata pisau. Di satu sisi, teknologi bisa bermanfaat, tetapi di sisi lain bisa menjadi alat bagi kejahatan, termasuk transaksi narkoba secara online,” kata Prof Kadri.

Untuk mengatasi hal ini, literasi digital menjadi sangat penting. Anak-anak harus diajarkan bagaimana menggunakan teknologi secara bijak dan produktif.

“Literasi digital itu harus diajarkan. Misalnya, menggunakan media sosial untuk hal-hal yang produktif dan menghindari konten negatif,” tambahnya.

Pemberantasan narkoba juga tidak cukup hanya dengan pendidikan karakter dan nilai keagamaan. Prof. Kadri menegaskan pentingnya sinergi antara pendidikan formal, pendidikan keluarga, dan literasi digital.

Menurutnya, integrasi literasi digital dengan kurikulum sekolah perlu dipadukan untuk mengajarkan siswa tentang bahaya penyalahgunaan teknologi, termasuk transaksi narkoba via online.

Kolaborasi dengan Komunitas juga dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas narkoba dengan mengadakan kegiatan edukasi dan pengawasan,” kata Prof Kadri.

Prof Kadri menekankan, upaya pencegahan narkoba harus menjadi tanggung jawab bersama. Dengan penguatan internal keluarga, pendidikan karakter, dan literasi digital, generasi mendatang diharapkan menjadi individu yang kuat, bijaksana, dan mampu menolak godaan narkoba.

“Saya yakin, jika keluarga, sekolah, dan masyarakat bekerja sama, kita akan memiliki generasi yang hebat dan bebas dari ancaman narkoba,” pungkas Prof Kadri.

Menghadapi ancaman narkoba memerlukan pendekatan yang holistik. Tidak hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi juga mengutamakan pencegahan melalui pendidikan keluarga, penguatan nilai agama, dan literasi digital.

Dengan sinergi antara semua pihak, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang cerah bagi generasi mudanya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top