“Dengan tampilan yang rapi dan identitas jelas, kita bisa lebih dihargai oleh tamu. Ini penting agar driver Mandalika benar-benar dipercaya,” tegas Jan Hairil.
Menurutnya, transportasi lokal adalah bagian dari wajah Mandalika di mata dunia. “Kami ingin para driver tidak hanya menjadi pengantar tamu, tetapi juga duta keramahan. Sikap sopan, kendaraan bersih, dan pelayanan ramah adalah kunci,” ucapnya lagi.
Camat Pujut, Jumahir, menutup rangkaian diskusi dengan menegaskan bahwa pariwisata Mandalika adalah sumber penghidupan utama masyarakat lokal.
“Sejak pembangunan KEK Mandalika dimulai, kehidupan masyarakat kita banyak berubah. Pariwisata sudah menjadi nafas ekonomi kita,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan kawasan, bukan hanya demi suksesnya MotoGP tahun ini, tetapi juga untuk keberlangsungan pariwisata di masa depan.
“Pariwisata adalah sumber penghidupan kita. Kita harus menjaga keamanan, kelestarian alam, dan menciptakan kenyamanan bagi para tamu,” tegasnya. “Ini bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk masa depan anak-anak kita.”
Jumahir juga meminta masyarakat untuk menjaga nama baik daerah. “Mandalika adalah kebanggaan kita bersama. Jangan sampai ada perilaku yang mencoreng citra Lombok Tengah di mata dunia,” katanya.






