- Memberikan Kesempatan Bekerja: Jika memungkinkan, berikan mereka kesempatan untuk mendapatkan uang melalui pekerjaan rumah atau pekerjaan paruh waktu kecil. Ini membantu mereka memahami hubungan antara usaha dan imbalan.
- Mengajarkan Menabung dan Memberi: Dorong mereka untuk menabung sebagian dari uang yang mereka dapatkan dan juga menyisihkan sebagian untuk amal. Ini menanamkan kebiasaan baik dan empati.
- Menghargai Proses, Bukan Hanya Hasil: Fokuskan pada proses pembelajaran dan usaha, bukan hanya pada jumlah uang yang mereka miliki.
Mendorong Kemandirian dan Mengelola Harapan
Orang tua perlu menemukan keseimbangan antara memberikan dukungan dan mendorong kemandirian. Ini berarti membiarkan anak-anak mengalami konsekuensi dari pilihan mereka, bahkan jika itu berarti sedikit kesulitan finansial di awal.
- Berikan Batasan yang Jelas: Tentukan batasan yang jelas mengenai dukungan finansial di masa dewasa. Ini membantu mereka merencanakan masa depan mereka sendiri.
- Izinkan Mereka Gagal dan Belajar: Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Biarkan mereka membuat kesalahan finansial kecil dan belajar dari pengalaman tersebut, daripada selalu “menyelamatkan” mereka.
- Fokus pada Nilai Intrinsik: Alihkan fokus dari kekayaan materi semata ke nilai-nilai intrinsik seperti pendidikan, keterampilan, hubungan, dan kontribusi sosial.
Peran Psikolog Keuangan: Membangun Pola Pikir yang Kuat
Di sinilah peran psikolog keuangan menjadi krusial. Mereka tidak hanya memberikan saran investasi, tetapi membantu individu dan keluarga memahami pola pikir, emosi, dan kebiasaan yang memengaruhi keputusan finansial. Terutama bagi anak-anak yang tumbuh dengan privilese, bimbingan seorang psikolog keuangan dapat membantu mereka:
- Mengidentifikasi Perilaku Berisiko: Mengenali pola-pola yang bisa mengarah pada masalah finansial, seperti pengeluaran kompulsif atau investasi ceroboh.
- Membangun Resiliensi Finansial: Mengembangkan kemampuan untuk bangkit dari kesulitan finansial dan belajar dari kesalahan.
- Menetapkan Tujuan Finansial yang Realistis: Membantu mereka merumuskan tujuan finansial yang sesuai dengan nilai-nilai mereka dan tidak hanya didorong oleh tuntutan sosial.
- Membangun Hubungan Sehat dengan Uang: Mengubah persepsi negatif atau tidak sehat tentang uang menjadi pandangan yang lebih seimbang dan positif.
Pentingnya Warisan yang Lebih dari Sekadar Harta
Pada akhirnya, warisan terbaik yang bisa diberikan orang tua kepada anak-anaknya bukanlah hanya harta benda, melainkan bekal berupa kebijaksanaan, nilai-nilai, dan keterampilan untuk mengelola kehidupan, termasuk aspek finansial. Kekayaan sejati terletak pada kemampuan untuk menciptakan nilai, beradaptasi, dan hidup bermakna, terlepas dari jumlah uang di rekening bank.
Kita sering melihat berita tentang selebriti atau pewaris yang bangkrut meskipun memiliki kekayaan luar biasa. Ini adalah bukti nyata bahwa uang saja tidak cukup. Dibutuhkan kecerdasan emosional, disiplin diri, dan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan dunia untuk bisa sukses secara finansial dalam jangka panjang.






