3. Menjahit dan Memperbaiki Pakaian Sendiri: Lebih dari Sekadar Hemat Uang
Dulu, ketika sebuah kancing lepas atau celana robek, solusi pertama bukanlah membuangnya atau membawanya ke penjahit profesional. Kebanyakan orang akan mengeluarkan jarum, benang, dan menjahit atau memperbaikinya sendiri. Keterampilan dasar menjahit adalah hal yang umum dimiliki, dari orang tua hingga anak-anak. Kini, di tengah derasnya tren fast fashion dan kemudahan membeli barang baru, keahlian ini cenderung terabaikan.
Bagi Gen Z, yang mungkin terbiasa dengan opsi belanja online yang melimpah, konsep memperbaiki pakaian sendiri mungkin terasa merepotkan atau bahkan “aneh”. Namun, menjahit bukan hanya tentang menghemat uang, meskipun itu adalah manfaat yang jelas. Ini adalah keterampilan praktis yang menumbuhkan kreativitas, ketelitian, dan rasa tanggung jawab terhadap barang yang dimiliki. Ini juga mengajarkan tentang keberlanjutan dan nilai sebuah benda, bukan hanya membuang dan mengganti. Di tengah isu limbah tekstil yang semakin mengkhawatirkan (menurut data PBB, industri fesyen adalah penghasil limbah terbesar kedua di dunia), kemampuan ini menjadi semakin relevan sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap lingkungan.
4. Memasak dari Bahan Mentah dan Mengelola Dapur: Fondasi Hidup Mandiri
Di era serba praktis ini, makanan instan, frozen food, dan layanan pesan antar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup banyak orang. Akibatnya, keterampilan memasak dari bahan mentah dan mengelola dapur secara efisien menjadi kurang ditekankan. Dulu, hampir setiap rumah tangga memiliki seseorang yang mahir di dapur, meracik hidangan dari bahan-bahan segar, tanpa bantuan resep instan atau tutorial video.
Bagi Gen Z, yang mungkin tumbuh dengan berbagai pilihan makanan siap saji, proses memasak dari nol mungkin terasa rumit dan memakan waktu. Namun, memasak bukan hanya tentang mengisi perut. Ini adalah keterampilan hidup yang fundamental, yang mengajarkan tentang nutrisi, manajemen waktu, perencanaan, dan bahkan kreativitas. Mengolah bahan mentah menjadi hidangan lezat memberikan kepuasan tersendiri dan kontrol penuh atas apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Sebuah laporan dari The American Journal of Preventive Medicine pada tahun 2014 menunjukkan bahwa individu yang lebih sering memasak di rumah cenderung memiliki diet yang lebih sehat dan pengeluaran makanan yang lebih rendah. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan dompet.
5. Membangun dan Memperbaiki Barang Sederhana: Kekuatan Kemandirian
Dulu, jika ada keran bocor, kursi goyang, atau benda lain yang rusak di rumah, insting pertama adalah mencoba memperbaikinya sendiri. Alat-alat dasar seperti obeng, palu, atau tang adalah barang wajib di setiap rumah. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi sederhana, dan melakukan perbaikan dasar adalah bentuk kemandirian yang tinggi.
Kini, dengan mudahnya memanggil tukang, membeli barang baru, atau bahkan mencari tutorial online, hasrat untuk “membetulkan” sesuatu secara mandiri mungkin berkurang pada Gen Z. Padahal, keterampilan ini melatih pemecahan masalah, ketekunan, dan pemahaman tentang bagaimana berbagai benda bekerja. Ini juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kepuasan saat berhasil mengatasi masalah tanpa bantuan pihak lain. Data dari berbagai survei konsumen menunjukkan bahwa kemampuan untuk melakukan perbaikan rumah tangga dasar dapat menghemat biaya yang signifikan dalam jangka panjang. Jadi, meskipun “aneh” di mata beberapa orang, ini adalah keahlian yang sangat praktis dan ekonomis.






