Membangun Jembatan Komunikasi yang Lebih Kuat
Mengenali 10 pola komunikasi tidak sehat ini hanyalah langkah awal. Langkah selanjutnya adalah berkomitmen untuk berubah. Ini bukanlah proses yang mudah atau instan, tetapi dengan usaha dan kesabaran, Anda dan pasangan dapat membangun jembatan komunikasi yang lebih kuat dan tangguh.
Mulailah dengan introspeksi diri
Pikirkan tentang pola mana yang paling sering Anda lakukan, atau yang paling sering Anda alami dari pasangan. Kemudian, cobalah untuk memulai percakapan yang jujur dan terbuka tentang hal ini. Pilihlah waktu dan tempat yang tenang di mana Anda berdua bisa berbicara tanpa gangguan. Gunakan “I statements” (pernyataan “Saya”) untuk mengungkapkan perasaan Anda tanpa menyalahkan, misalnya: “Saya merasa sedih ketika kita tidak bisa menyelesaikan masalah tanpa saling menyerang,” daripada “Kamu selalu menyerangku.”
Prioritaskan mendengarkan aktif
Ini berarti benar-benar fokus pada apa yang dikatakan pasangan Anda, baik secara verbal maupun non-verbal, tanpa interupsi atau penilaian. Ajukan pertanyaan klarifikasi jika Anda tidak yakin tentang sesuatu, dan ulangi apa yang Anda dengar untuk memastikan Anda memahami. Misalnya, “Jadi, jika saya mengerti dengan benar, Anda merasa frustrasi karena…”
Berlatihlah empati
Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang pasangan Anda. Apa yang mungkin mereka rasakan? Apa pengalaman mereka yang mungkin mempengaruhi cara mereka berkomunikasi? Empati memungkinkan Anda untuk terhubung pada tingkat yang lebih dalam dan mengurangi kecenderungan untuk menghakimi.
Tetapkan batasan yang sehat
Ini termasuk batasan tentang bagaimana Anda berdua akan berkomunikasi saat ada konflik. Mungkin Anda berdua setuju untuk mengambil jeda jika percakapan mulai memanas, atau untuk tidak pernah menggunakan kata-kata kasar. Konsistensi dalam mematuhi batasan ini akan membangun rasa aman dan saling menghormati.






