Pentingnya Kesadaran Literasi Digital
Sebagai konsumen media sosial, kita perlu mengembangkan kesadaran dan literasi digital yang kuat. Konten yang kita lihat di platform seperti TikTok adalah versi yang dikurasi dan disunting dari realitas. Penting untuk selalu bertanya: apa yang tidak ditampilkan? Apa motivasi di balik konten ini? Apakah ini mencerminkan realita yang sesungguhnya? Dengan bersikap kritis terhadap informasi yang kita konsumsi, kita bisa menghindari terjebak dalam perbandingan yang tidak sehat atau ekspektasi yang tidak realistis.
Ini juga melibatkan pemahaman bahwa tren di media sosial datang dan pergi. Apa yang viral hari ini mungkin tidak akan relevan besok. Membangun fondasi hidup yang kuat berdasarkan nilai-nilai pribadi, bukan sekadar mengikuti tren, adalah kunci untuk kesejahteraan jangka panjang.
Mendefinisikan Ulang Makna “Tradisional”
Mungkin, fenomena ini juga mengajak kita untuk mendefinisikan ulang apa arti “tradisional” di era modern. ‘Istri tradisional’ di TikTok mungkin bukan representasi kaku dari peran gender masa lalu, melainkan interpretasi modern dari nilai-nilai seperti pengasuhan, pembangunan keluarga, dan menciptakan rumah yang nyaman. Ini bisa menjadi pengingat bahwa elemen-elemen dari “tradisi” masih memiliki tempat dan nilai dalam kehidupan kontemporer, asalkan dieksplorasi dengan kesadaran dan tanpa membatasi potensi individu.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah keseimbangan dan kebahagiaan pribadi. Apakah seseorang memilih untuk menjadi ‘istri tradisional’, wanita karier, atau kombinasi keduanya, yang utama adalah merasa berdaya dan puas dengan pilihan hidupnya. Fenomena ‘istri tradisional’ di TikTok adalah cerminan menarik dari berbagai aspirasi dan pencarian makna di tengah kompleksitas kehidupan modern. Ini bukan sekadar tren visual, tetapi juga jendela menuju perdebatan yang lebih luas tentang peran gender, kebahagiaan, dan bagaimana kita memilih untuk menjalani hidup di dunia yang semakin terhubung ini.
Bagaimana menurut Anda? Apakah fenomena ini akan terus berkembang, ataukah hanya akan menjadi bagian dari catatan sejarah tren media sosial yang silih berganti? Mari terus berdiskusi dengan pikiran terbuka.






