Karier  

Bos Toxic? Lawan atau Resign!

Bos Toxic? Lawan atau Resign!
Bos Toxic? Lawan atau Resign! (www.freepik.com)

Jurus Jitu Menghadapi Kebiasaan Bos yang Menguji Kesabaran

Setelah mencoba memahami akar permasalahan, kini saatnya kita membahas strategi konkret untuk menghadapi kebiasaan bos yang membuatmu merasa tidak nyaman. Ingatlah bahwa tujuan kita adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk tim secara keseluruhan.

Berikut beberapa jurus jitu yang bisa kamu coba:

1. Identifikasi dan Dokumentasikan Kebiasaan yang Mengganggu

Langkah pertama adalah mengidentifikasi secara spesifik kebiasaan bos mana yang paling mengganggumu dan apa dampaknya terhadap pekerjaanmu. Apakah itu seringnya memberikan tugas mendadak? Apakah itu kebiasaan micromanaging yang membuatmu merasa tidak dipercaya? Atau mungkin gaya komunikasinya yang kurang efektif?

Setelah mengidentifikasi kebiasaan tersebut, cobalah untuk mendokumentasikannya. Catat kapan kebiasaan itu terjadi, apa yang dilakukan atau dikatakan bosmu, dan bagaimana dampaknya terhadapmu dan pekerjaanmu. Dokumentasi ini akan sangat berguna jika kamu memutuskan untuk berbicara dengan bosmu atau dengan pihak HRD.

2. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat untuk Berbicara

Jika kamu merasa kebiasaan bosmu sudah terlalu mengganggu dan kamu ingin mencoba membicarakannya secara langsung, pilihlah waktu dan tempat yang tepat. Hindari berbicara saat kamu sedang emosi atau saat bosmu sedang sibuk atau tertekan.

Cobalah untuk mencari waktu di mana kalian berdua bisa berbicara dengan tenang dan fokus. Mungkin kamu bisa meminta waktu untuk bertemu secara pribadi dengan bosmu. Sampaikan maksudmu dengan jelas dan sopan, tanpa nada menyalahkan atau menuduh.

3. Gunakan Komunikasi yang Efektif dan Asertif

Saat berbicara dengan bosmu, gunakan komunikasi yang efektif dan asertif. Fokus pada perilaku spesifik yang kamu amati dan dampaknya terhadapmu atau pekerjaanmu. Hindari menggunakan bahasa yang ambigu atau menyalahkan.

Misalnya, alih-alih mengatakan “Anda selalu memberikan tugas mendadak yang membuat saya stres,” cobalah untuk mengatakan “Saya perhatikan bahwa beberapa kali ini saya menerima tugas dengan tenggat waktu yang sangat singkat. Hal ini membuat saya kesulitan untuk mengatur prioritas dan terkadang berdampak pada kualitas pekerjaan saya.”

Gunakan kalimat “Saya merasa…” untuk menyampaikan bagaimana perilaku bosmu memengaruhimu. Misalnya, “Saya merasa kurang dipercaya ketika setiap detail pekerjaan saya terus-menerus diperiksa.”

Dengarkan juga apa yang dikatakan bosmu. Berikan mereka kesempatan untuk menjelaskan perspektif mereka. Mungkin ada alasan di balik perilaku mereka yang tidak kamu ketahui.

4. Tawarkan Solusi yang Konstruktif

Selain menyampaikan keluhanmu, cobalah untuk menawarkan solusi yang konstruktif. Misalnya, jika kamu merasa bosmu terlalu sering memberikan tugas mendadak, kamu bisa mengusulkan untuk membuat jadwal kerja yang lebih terstruktur atau meminta pemberitahuan lebih awal jika ada tugas yang membutuhkan perhatian segera.

Jika kamu merasa bosmu terlalu micromanaging, kamu bisa mencoba untuk secara proaktif memberikan update tentang kemajuan pekerjaanmu secara berkala. Tunjukkan bahwa kamu bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik.

5. Fokus pada Hal-Hal yang Bisa Kamu Kontrol

Meskipun penting untuk mencoba berkomunikasi dengan bosmu, ada kalanya kita tidak bisa mengubah kebiasaan seseorang secara drastis. Dalam situasi seperti ini, fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kontrol.

  • Kelola Reaksimu: Kamu tidak bisa mengontrol perilaku bosmu, tapi kamu bisa mengontrol bagaimana kamu meresponsnya. Cobalah untuk tetap tenang dan profesional, meskipun kamu merasa frustrasi.
  • Atur Batasan yang Sehat: Jangan biarkan kebiasaan bosmu mengganggu kehidupan pribadimu. Tetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan di luar kantor. Jangan ragu untuk mengatakan “tidak” jika kamu merasa beban kerjamu sudah terlalu banyak atau jika permintaan bosmu tidak masuk akal.
  • Cari Dukungan: Bicaralah dengan rekan kerja yang kamu percaya, teman, atau keluarga tentang apa yang kamu alami. Terkadang, hanya dengan berbagi cerita, kamu bisa merasa lebih lega dan mendapatkan perspektif baru.
  • Kembangkan Keterampilanmu: Teruslah belajar dan mengembangkan keterampilanmu. Semakin kompeten kamu, semakin percaya diri kamu, dan semakin kecil kemungkinan kamu merasa terintimidasi oleh kebiasaan bosmu.
  • Jaga Kesehatan Mental dan Fisik: Pastikan kamu cukup istirahat, makan makanan yang sehat, dan berolahraga secara teratur. Kesehatan mental dan fisik yang baik akan membantumu menghadapi stres dan tekanan di tempat kerja.

6. Pertimbangkan untuk Mencari Bantuan dari Pihak HRD

Jika kamu sudah mencoba berbicara dengan bosmu secara langsung namun tidak ada perubahan yang signifikan, atau jika kebiasaan bosmu sudah termasuk dalam kategori pelecehan atau diskriminasi, jangan ragu untuk mencari bantuan dari pihak HRD (Human Resources Department).

HRD memiliki peran untuk menjaga lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua karyawan. Mereka bisa membantu memediasi masalah antara kamu dan bosmu, memberikan saran, atau mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *