Karier  

Dunia Kerja Perempuan, Kecantikan Dipakai Buat Diskriminasi?

Dunia Kerja Perempuan, Kecantikan Dipakai Buat Diskriminasi?
Dunia Kerja Perempuan, Kecantikan Dipakai Buat Diskriminasi? (www.freepik.com)

Merayakan Keberagaman di Tempat Kerja

Mari kita ambil contoh nyata. Di sebuah perusahaan teknologi, ada seorang engineer perempuan bernama Sari. Ia sangat brilian dalam pekerjaannya, namun awalnya merasa insecure karena penampilannya yang “apa adanya” dibandingkan rekan-rekan lain yang selalu tampil modis. Ia pernah merasa harus membeli produk skincare mahal dan mengikuti tren fesyen terbaru hanya agar merasa setara.

Namun, suatu hari, ia menyadari bahwa fokusnya pada penampilan justru menguras energinya untuk belajar dan berinovasi. Dengan dukungan dari manajer yang progresif, yang selalu memuji ide-ide dan solusi teknisnya daripada penampilannya, Sari mulai berani menjadi dirinya sendiri. Ia tetap rapi, tetapi tanpa tekanan berlebihan. Yang mengejutkan, ketika ia berhenti memedulikan ekspektasi eksternal, justru ide-ide briliannya makin bermunculan. Ia dipromosikan bukan karena penampilannya, melainkan karena kontribusinya yang luar biasa. Kisah Sari adalah bukti bahwa kompetensi dan passion akan selalu mengalahkan standar kecantikan buatan.

Fenomena “gaji naik tapi harga diri turun” ini adalah pengingat bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender di dunia kerja masih panjang. Tekanan kecantikan adalah salah satu bentuk halus dari diskriminasi yang perlu kita kenali dan lawan bersama. Kita tidak bisa terus-menerus mengorbankan kesehatan mental, harga diri, dan potensi diri hanya demi memenuhi standar yang tidak relevan.

Penting untuk diingat bahwa kecantikan sejati berasal dari rasa percaya diri, integritas, dan kemampuan kita untuk memberikan dampak positif. Mari kita bersama-sama membangun lingkungan kerja yang merayakan keragaman, menghargai setiap individu berdasarkan kualitas dan kontribusinya, bukan dari seberapa “cantik” ia di mata orang lain. Ini adalah perjalanan panjang, namun dengan kesadaran dan tindakan nyata dari setiap individu dan institusi, kita bisa menciptakan dunia kerja yang lebih adil dan bermartabat bagi semua perempuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *