lombokprime.com – Siapa sangka, tekanan di tempat kerja ternyata bisa datang dalam berbagai rupa, bahkan seringkali tanpa kita sadari. Rasanya baru kemarin kita semangat berangkat kerja, tapi kini setiap hari terasa seperti beban berat. Jika kamu sering merasa tidak nyaman, tertekan, atau bahkan takut di tempat kerja, bisa jadi kamu sedang mengalami tekanan ilegal. Yuk, kita bedah lebih dalam agar kamu bisa mengenali tanda-tandanya dan tahu kapan harus bertindak.
Tekanan Kerja Vs. Tekanan Ilegal: Apa Bedanya?
Penting untuk memahami dulu bahwa tekanan kerja itu wajar. Target yang menantang, deadline ketat, atau proyek yang membutuhkan usaha ekstra adalah bagian dari dinamika pekerjaan. Itu semua normal dan bisa memacu kita untuk berkembang. Namun, ada batas tipis antara tekanan yang membangun dan tekanan yang merugikan, bahkan ilegal. Tekanan ilegal ini bukan hanya soal beban kerja, tapi lebih ke arah perlakuan tidak adil, diskriminasi, atau kondisi kerja yang melanggar hukum.
Bayangkan, kamu ingin memberikan yang terbaik untuk perusahaan, tapi alih-alih apresiasi, yang kamu dapatkan malah perlakuan yang membuatmu merasa tidak berharga. Atau, kamu melihat teman kerjamu diperlakukan berbeda hanya karena latar belakangnya. Ini bukan lagi soal challenge, ini soal pelanggaran hak. Mari kita telaah lima tanda yang mungkin selama ini luput dari perhatianmu.
Beban Kerja yang Tidak Masuk Akal dan Diskriminatif
Pernahkah kamu merasa tumpukan pekerjaanmu jauh lebih banyak dibandingkan rekan kerja lain, padahal posisi dan tanggung jawab kalian sama? Ini bukan tentang kamu yang kurang cepat atau kurang cekatan. Terkadang, ini adalah taktik untuk membuatmu merasa kewalahan, atau bahkan mendorongmu untuk mengundurkan diri.
1. Penugasan Pekerjaan yang Melebihi Kapasitas dan Batasan Logika
Tanda pertama tekanan ilegal seringkali muncul dalam bentuk beban kerja yang tidak masuk akal. Misalnya, kamu tiba-tiba diberikan proyek yang seharusnya ditangani oleh tiga orang, dengan deadline yang mustahil dipenuhi. Atau, kamu diminta melakukan tugas yang di luar deskripsi pekerjaanmu secara terus-menerus, tanpa ada diskusi atau kompensasi yang sesuai. Hal ini bisa jadi upaya sistematis untuk membebani kamu secara fisik dan mental, sehingga produktivitasmu menurun dan kamu dianggap tidak kompeten.
Bukan cuma itu, perhatikan juga apakah beban kerja yang tidak proporsional ini hanya terjadi padamu. Jika rekan kerja lain dengan posisi serupa memiliki beban kerja yang lebih ringan, atau kamu merasa pekerjaan-pekerjaan “berat” selalu dialihkan padamu, ini bisa menjadi indikasi adanya diskriminasi terselubung. Diskriminasi ini bisa berdasarkan gender, usia, agama, suku, atau bahkan pandangan pribadi yang tidak disukai atasan.
2. Evaluasi Kinerja yang Tidak Adil dan Subyektif
Pernah merasa evaluasi kinerjamu tidak sesuai dengan apa yang kamu kerjakan? Misalnya, kamu sudah berusaha sekuat tenaga, mencapai target, tapi selalu ada saja celah yang dicari untuk memberikan penilaian buruk. Penilaian yang tidak didasarkan pada metrik objektif, melainkan pada preferensi pribadi atau prasangka, adalah bentuk tekanan ilegal. Hal ini seringkali digunakan untuk membenarkan tindakan-tindakan berikutnya, seperti tidak menaikkan gaji, tidak memberikan promosi, atau bahkan sebagai dasar untuk pemutusan hubungan kerja.
Kamu berhak atas evaluasi yang transparan, adil, dan berdasarkan data yang jelas. Jika kamu merasa penilaianmu bias dan tidak mencerminkan kontribusimu, ini adalah tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Jangan ragu untuk meminta penjelasan detail dan dasar penilaian tersebut.






