lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa lelah luar biasa sepulang kerja, bukan cuma fisik tapi juga mental? Kesehatan mental di tempat kerja seringkali luput dari perhatian, padahal dampaknya bisa sangat besar bagi kualitas hidup kita. Banyak dari kita yang mungkin tidak menyadari bahwa pekerjaan yang kita geluti setiap hari, entah karena tuntutan, lingkungan, atau bahkan ekspektasi pribadi, perlahan-lahan menggerogoti ketenangan batin. Ini bukan tentang mengeluh, tapi tentang mengenali sinyal-sinyal penting yang dikirimkan tubuh dan pikiran kita, bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan perlu segera diatasi.
Merasa Terjebak dalam Rutinitas yang Sama
Apakah kamu merasa seperti hamster yang berlari di roda, terus-menerus melakukan hal yang sama tanpa kemajuan berarti? Monotoni dalam pekerjaan, terutama jika tidak ada tantangan baru atau kesempatan untuk berkembang, bisa menjadi pemicu utama kebosanan dan pada akhirnya, stres. Rasa stagnan ini bisa memunculkan pertanyaan eksistensial, “Untuk apa semua ini?” dan membuat kita kehilangan motivasi. Bukan hanya soal pekerjaan itu sendiri, tapi juga tentang lingkungan yang tidak mendukung inovasi atau ide-ide segar. Jika setiap hari terasa seperti pengulangan kemarin, dan tidak ada celah untuk kreativitas atau ekspresi diri, ini bisa menjadi tanda merah bahwa pekerjaanmu tidak lagi memicu semangat, melainkan memadamkannya.
Sulit Tidur dan Merasa Lelah Sepanjang Waktu
Salah satu indikator paling jelas dari tekanan mental adalah gangguan tidur. Jika kamu sering berguling-guling di tempat tidur, pikiranmu dipenuhi daftar tugas yang belum selesai, atau percakapan yang terjadi di kantor, ini adalah alarm. Pekerjaan yang menguras mental seringkali membuat kita sulit melepaskan diri dari mode “on” bahkan setelah jam kerja berakhir. Akibatnya, kualitas tidur menurun drastis. Kamu mungkin tidur cukup jam, tapi bangun dengan perasaan tidak segar, bahkan lebih lelah dari sebelumnya. Kelelahan kronis ini bukan hanya berdampak pada performa kerja, tapi juga pada suasana hati, konsentrasi, dan interaksi sosialmu. Ini adalah lingkaran setan: stres membuat sulit tidur, kurang tidur memperparah stres, dan seterusnya. Tubuh dan pikiranmu butuh istirahat yang berkualitas untuk memulihkan diri, dan jika pekerjaanmu merampas hak itu, kesehatan mentalmu sedang dalam bahaya.
Kehilangan Minat pada Hobi dan Aktivitas Favorit
Ingatkah kapan terakhir kali kamu benar-benar menikmati hobimu? Atau kapan terakhir kali kamu punya energi untuk melakukan hal-hal yang dulu sangat kamu sukai di luar pekerjaan? Jika hobi yang dulunya memberikan kegembiraan kini terasa seperti beban, atau kamu kehilangan minat pada kegiatan sosial, ini bisa jadi tanda bahwa pekerjaanmu sudah mengambil alih seluruh energimu. Saat mental terkuras, kita cenderung menarik diri dari hal-hal yang dulunya membawa kesenangan, karena merasa terlalu lelah atau tidak punya kapasitas mental lagi. Ini bukan hanya tentang kehilangan hobi, tapi juga kehilangan koneksi dengan dirimu yang sebenarnya, di luar peran profesionalmu. Pekerjaan seharusnya tidak sampai membuatmu kehilangan identitas dan kegembiraan pribadi.
Perubahan Mood yang Drastis dan Sulit Dikendalikan
Apakah kamu merasa lebih mudah tersinggung, marah, atau sedih akhir-akhir ini? Perubahan mood yang signifikan dan sulit dikendalikan adalah salah satu gejala umum dari tekanan mental yang berkepanjangan. Mungkin kamu menemukan dirimu bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil, atau merasa putus asa tanpa alasan yang jelas. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan respons alami tubuh terhadap stres yang menumpuk. Ketika mental kita terkuras, kemampuan kita untuk mengatur emosi pun ikut terganggu. Konflik kecil di kantor bisa terasa seperti bencana besar, dan kritik sekecil apapun bisa memicu ledakan emosi. Penting untuk diingat bahwa emosi ini valid, dan bukan sesuatu yang perlu disembunyikan. Namun, jika ini mulai mengganggu hubungan pribadimu atau kehidupan sehari-hari, ini adalah sinyal kuat untuk mencari bantuan.






