lombokprime.com – Pekerjaan paling berbahaya di dunia seringkali tidak mendapatkan imbalan yang sepadan dengan risiko yang dihadapi. Ironisnya, banyak dari pekerjaan-pekerjaan ini justru memiliki gaji kecil atau tidak sepadan dengan nyawa yang menjadi taruhan. Di balik gemerlap dunia modern, ada profesi-profesi yang menuntut keberanian luar biasa, namun seringkali kurang dihargai secara finansial. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai pekerjaan-pekerjaan ini.
1. Pembersih Kaca Gedung Pencakar Langit: Antara Ketinggian dan Gaji Minim
Pernahkah Anda melihat seseorang bergantung di ketinggian gedung bertingkat, membersihkan kaca jendela? Ya, itulah pembersih kaca gedung pencakar langit. Pekerjaan ini mengharuskan mereka bergelantungan ratusan kaki di atas permukaan tanah, hanya berbekal tali dan peralatan sederhana. Risiko jatuh, terhempas angin kencang, atau peralatan yang tidak berfungsi dengan baik selalu mengintai.
Meski nyawa menjadi taruhan, gaji yang diterima oleh pembersih kaca gedung seringkali tidak sebanding dengan risiko yang dihadapi. Di banyak negara, termasuk Indonesia, profesi ini termasuk dalam kategori pekerjaan dengan upah rendah hingga menengah. Bayangkan, setiap hari mereka mempertaruhkan keselamatan demi menjaga kilau gedung-gedung perkotaan, namun apresiasi finansialnya masih jauh dari kata layak.
2. Pekerja Konstruksi: Risiko Tertimpa Material Hingga Kecelakaan Kerja
Pekerja konstruksi adalah tulang punggung pembangunan infrastruktur. Mereka bekerja di bawah terik matahari, hujan, dan kondisi lingkungan kerja yang seringkali tidak aman. Risiko tertimpa material bangunan, jatuh dari ketinggian, hingga kecelakaan akibat alat berat menjadi bagian dari keseharian mereka.
Data dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menunjukkan bahwa sektor konstruksi merupakan salah satu penyumbang angka kecelakaan kerja tertinggi. Namun, ironisnya, banyak pekerja konstruksi, terutama pekerja harian, masih menerima upah yang minim. Kondisi kerja yang berat dan penuh risiko ini seringkali tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan.
3. Nelayan Tradisional: Ombak Besar dan Penghasilan Tak Pasti
Nelayan tradisional adalah kelompok pekerja yang sangat rentan terhadap bahaya alam. Mereka melaut di tengah ombak besar, badai, dan cuaca ekstrem untuk mencari nafkah. Risiko perahu terbalik, tenggelam, hingga hilang di laut selalu mengintai.
Penghasilan nelayan tradisional pun sangat tidak pasti. Tergantung pada hasil tangkapan, cuaca, dan harga ikan di pasar. Seringkali, setelah berhari-hari melaut dengan mempertaruhkan nyawa, hasil yang dibawa pulang tidak seberapa. Namun, semangat untuk menghidupi keluarga dan tradisi turun temurun membuat mereka terus melaut, meski risiko dan ketidakpastian selalu ada di depan mata.
4. Petani di Daerah Terpencil: Ancaman Hewan Buas dan Harga Jual Rendah
Petani, terutama yang bekerja di daerah terpencil atau hutan, juga menghadapi risiko pekerjaan yang tidak ringan. Selain harus berjibaku dengan cuaca dan hama, mereka juga berpotensi berhadapan dengan hewan buas atau kondisi alam yang ekstrem. Petani acai berry di hutan Amazon, misalnya, harus memanjat pohon tinggi dan menghadapi risiko serangan hewan liar demi panen.
Ironisnya, hasil panen yang didapat petani seringkali dihargai rendah oleh pasar. Biaya produksi yang tinggi, ditambah dengan harga jual yang fluktuatif, membuat petani seringkali kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Padahal, merekalah yang menjadi garda terdepan dalam menyediakan pangan bagi kita semua.






