Dokumentasikan Semuanya
Ini sangat penting. Catat instruksi yang tidak jelas, janji yang tidak ditepati, atau perilaku yang tidak profesional dari atasanmu. Simpan email, pesan, atau catatan rapat yang relevan. Dokumentasi ini bisa berguna jika kamu perlu mengajukan keluhan resmi atau jika ada masalah kinerja yang disalahkan padamu.
Bangun Komunikasi yang Efektif (Sebisa Mungkin)
Meskipun atasanmu mungkin memiliki kekurangan dalam komunikasi, cobalah untuk mengambil inisiatif. Ajukan pertanyaan klarifikasi untuk memastikan kamu memahami tugas dan ekspektasi dengan benar. Kirim email ringkasan setelah rapat untuk mengkonfirmasi poin-poin penting dan keputusan yang telah diambil. Dengan proaktif dalam berkomunikasi, kamu bisa mengurangi potensi miskomunikasi.
Cari Sekutu di Tempat Kerja
Cobalah untuk membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja lain, terutama mereka yang mungkin juga merasakan hal yang sama tentang atasanmu. Bersama-sama, kalian bisa saling mendukung dan berbagi strategi untuk menghadapi situasi tersebut. Selain itu, memiliki sekutu bisa memberikan perspektif yang berbeda dan membantu kamu merasa tidak sendirian.
Tawarkan Solusi, Bukan Hanya Keluhan
Ketika atasanmu membuat kesalahan atau ada masalah yang timbul akibat ketidakkompetenannya, cobalah untuk menawarkan solusi yang konstruktif daripada hanya mengeluh. Misalnya, jika atasanmu kesulitan mengatur proyek, kamu bisa menawarkan diri untuk membantu membuat jadwal atau mengelola tugas. Inisiatif seperti ini bisa menunjukkan kemampuanmu dan mungkin juga membantu atasanmu menyadari kekurangannya.
Tetapkan Batasan yang Jelas
Jika atasanmu seringkali melimpahkan pekerjaan yang bukan tanggung jawabmu atau mengganggu di luar jam kerja, belajarlah untuk menetapkan batasan yang jelas dengan sopan namun tegas. Misalnya, kamu bisa mengatakan bahwa kamu akan fokus pada tugas-tugas yang menjadi prioritasmu saat ini atau bahwa kamu akan membalas email di pagi hari.
Jangan Biarkan Emosi Menguasai Anda
Frustrasi dan kekesalan adalah reaksi yang wajar ketika berhadapan dengan atasan yang tidak kompeten. Namun, penting untuk tidak membiarkan emosi menguasai tindakanmu. Hindari konfrontasi yang emosional atau membuat komentar yang merugikan. Tetap tenang dan profesional dalam setiap interaksi.
Pertimbangkan untuk Mencari Bantuan dari HR atau Atasan yang Lebih Tinggi (Jika Perlu)
Jika situasi dengan atasanmu sudah sangat tidak tertahankan dan mulai berdampak negatif pada kesehatan mental atau kariermu, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari departemen HR atau atasan yang lebih tinggi. Sebelum melakukannya, pastikan kamu memiliki dokumentasi yang kuat untuk mendukung klaimmu dan pikirkan baik-baik tentang hasil yang kamu harapkan.
Fokus pada Pengembangan Diri Anda
Meskipun kamu tidak bisa mengubah atasanmu, kamu bisa fokus pada hal yang bisa kamu kontrol, yaitu pengembangan diri. Gunakan waktu ini untuk meningkatkan keterampilanmu, mencari pelatihan atau sertifikasi yang relevan, dan membangun jaringan profesionalmu. Pengalaman menghadapi atasan yang sulit juga bisa menjadi pelajaran berharga untuk kariermu di masa depan.
Ketahui Kapan Harus ‘Angkat Kaki’
Terkadang, meskipun kamu sudah mencoba berbagai cara, situasinya tidak membaik dan atasanmu tetap tidak kompeten. Jika kamu merasa bahwa situasi ini secara signifikan menghambat perkembangan kariermu, merusak kesehatan mentalmu, dan tidak ada harapan untuk perubahan, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan mencari pekerjaan di tempat lain. Ingatlah bahwa kamu berhak bekerja di lingkungan yang mendukung dan dipimpin oleh orang yang kompeten.






