Kenapa Ucapan ‘Santai Aja’ Malah Bikin Orang Makin Kesal?

Kenapa Ucapan ‘Santai Aja’ Malah Bikin Orang Makin Kesal?
Kenapa Ucapan ‘Santai Aja’ Malah Bikin Orang Makin Kesal? (www.freepik.com)

3. “Dulu Aku Juga Pernah Mengalaminya, dan…” – Mengalihkan Fokus dari Lawan Bicara

Empati itu penting, tapi ada batasan antara menunjukkan empati dan mengalihkan fokus pembicaraan. Ungkapan “Dulu aku juga pernah mengalaminya, dan…” seringkali digunakan dengan niat baik untuk menunjukkan dukungan atau pengalaman serupa. Namun, jika tidak hati-hati, ini bisa berubah menjadi monolog tentang dirimu sendiri, mengesampingkan perasaan dan pengalaman lawan bicaramu yang sedang membutuhkan telinga.

Ketika seseorang berbagi masalah atau ceritanya, mereka mungkin hanya ingin didengarkan dan divalidasi perasaannya. Mereka tidak selalu mencari solusi atau kisah serupa darimu. Setelah kamu berkata “Dulu aku juga pernah…”, pastikan untuk segera mengembalikan fokus padanya. Misalnya, setelah berbagi sedikit pengalamanmu, langsung tanyakan “Bagaimana perasaanmu sekarang?” atau “Apa yang paling sulit dari situ?”. Biarkan mereka tahu bahwa kamu masih ada untuk mendengarkan, bukan untuk mengambil alih panggung.

4. “Tapi…” – Menghapus Nilai Kalimat Sebelumnya

Kata “tapi” seringkali menjadi pembatal atau penghapus dari apa pun yang diucapkan sebelumnya. Ketika kamu memulai kalimat dengan pujian atau pernyataan positif, lalu mengikutinya dengan “tapi”, secara otomatis semua yang baik tadi seolah-olah tidak berarti. Misalnya, “Kamu sudah bekerja keras, tapi hasilnya kurang memuaskan.” Kalimat ini lebih fokus pada kekurangan daripada apresiasi.

Jika kamu ingin memberikan masukan konstruktif atau mengemukakan sudut pandang yang berbeda, cobalah mengganti “tapi” dengan kata penghubung yang lebih netral atau bahkan memisahkan kalimatnya. Misalnya, “Kamu sudah bekerja keras. Untuk ke depannya, mungkin kita bisa mencari cara lain agar hasilnya lebih optimal.” Atau, gunakan “dan” untuk menghubungkan ide-ide yang berbeda namun tetap positif: “Kerjamu bagus, dan aku yakin kamu bisa lebih baik lagi di proyek selanjutnya.” Ini akan membuat kritikan terdengar lebih lembut dan memotivasi, bukan menjatuhkan.

5. “Kamu Selalu…” atau “Kamu Tidak Pernah…” – Generalisasi yang Menyakitkan

Penggunaan kata “selalu” dan “tidak pernah” adalah bentuk generalisasi yang seringkali tidak adil dan menyakitkan. Tidak ada orang yang selalu melakukan hal buruk atau tidak pernah melakukan hal baik. Ungkapan ini cenderung melebih-lebihkan masalah dan membuat lawan bicara merasa terpojok, seolah-olah mereka tidak memiliki kesempatan untuk berubah atau melakukan hal yang benar.

Alih-alih “Kamu selalu datang terlambat!”, lebih baik spesifik: “Aku perhatikan kamu terlambat tiga kali minggu ini.” Atau, daripada “Kamu tidak pernah mendengarkanku!”, coba katakan “Aku merasa kurang didengarkan saat tadi kita bicara tentang ini.” Fokus pada perilaku spesifik dan dampaknya, bukan pada karakter atau kebiasaan umum yang belum tentu benar. Komunikasi yang efektif adalah tentang membahas fakta dan perasaan, bukan melabeli orang lain dengan stigma negatif.

6. “Santai Saja, Dong!” – Meringankan Perasaan Orang Lain Secara Tidak Tepat

Ketika seseorang sedang cemas, marah, atau sedih, ungkapan “santai saja, dong!” atau “jangan dipikirkan” mungkin bermaksud baik untuk menenangkan. Namun, seringkali justru terdengar meremehkan perasaan mereka. Ini seolah-olah kamu menyiratkan bahwa perasaan mereka tidak valid atau terlalu berlebihan, padahal bagi mereka, apa yang dirasakan itu nyata dan berat.

Daripada menyuruh mereka santai, cobalah untuk mengakui dan memvalidasi perasaan mereka. Misalnya, “Aku bisa lihat kamu sedang merasa cemas, ada yang bisa kubantu?” atau “Wajar kok kalau kamu merasa marah, situasinya memang menjengkelkan.” Dengan begitu, kamu menunjukkan empati dan kesediaan untuk memahami, bukan justru mengabaikan apa yang mereka rasakan. Terkadang, yang dibutuhkan hanyalah seseorang yang mau mendengarkan tanpa menghakimi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *