Autistic Masking, Ketika Anak Terpaksa Menyembunyikan Diri

Autistic Masking, Ketika Anak Terpaksa Menyembunyikan Diri
Autistic Masking, Ketika Anak Terpaksa Menyembunyikan Diri (www.freepik.com)

Internalized Ableism

Beberapa anak autis mungkin telah menginternalisasi pandangan negatif tentang autisme yang mereka dengar dari lingkungan sekitar. Mereka mungkin percaya bahwa autisme adalah sesuatu yang “salah” atau “perlu diperbaiki.” Hal ini bisa mendorong mereka untuk mencoba menyembunyikan ciri-ciri autisme mereka, bukan hanya dari orang lain, tetapi juga dari diri mereka sendiri. Perasaan ini bisa sangat merusak harga diri dan identitas mereka, membuat mereka merasa bahwa esensi diri mereka adalah sebuah kekurangan.

Tanda-Tanda Anak Melakukan Masking

Mengenali tanda-tanda masking sangat penting, karena seringkali perilaku ini tidak kentara dan bisa disalahartikan. Orang tua, guru, dan pengasuh perlu lebih peka terhadap perubahan kecil pada anak.

Kelelahan Ekstrem Setelah Berinteraksi Sosial

Ini adalah salah satu tanda paling umum. Setelah seharian di sekolah atau acara sosial, anak mungkin tampak sangat lelah, lesu, atau bahkan mudah tersinggung. Bayangkan energi yang dihabiskan untuk terus-menerus memproses interaksi sosial, meniru ekspresi wajah, menjaga kontak mata, dan menyaring semua rangsangan sensorik. Energi ini sangat besar, dan kelelahan ini adalah akibat dari upaya keras tersebut. Mereka mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi ulang “baterai sosial” mereka.

Peningkatan Stimming di Lingkungan Aman

Ketika anak berada di lingkungan yang mereka anggap aman, seperti rumah, mereka mungkin menunjukkan peningkatan stimming. Ini bisa berupa menggoyangkan tubuh, mengayunkan tangan, atau mengulang suara tertentu. Ini adalah cara tubuh mereka untuk melepaskan ketegangan yang menumpuk dari upaya masking sepanjang hari. Ini adalah bentuk self-regulation yang penting bagi mereka, dan melihatnya di rumah bisa menjadi indikator bahwa mereka menahannya di luar.

Perubahan Emosi Drastis atau Meltdowns di Rumah

Anak mungkin tampak tenang dan patuh di sekolah, tetapi begitu di rumah, mereka bisa mengalami meltdowns (ledakan emosi) atau shutdowns (menarik diri). Meltdowns adalah luapan emosi yang tidak terkontrol akibat overload sensorik atau emosional, sementara shutdowns adalah penarikan diri total. Ini bukan “nakal,” melainkan respons terhadap penekanan diri yang berlebihan. Mereka merasa aman untuk melepaskan diri di rumah, di mana mereka tidak perlu lagi “berakting.”

Kesulitan Mempertahankan Persahabatan Sejati

Meskipun anak mungkin tampak pandai berinteraksi di permukaan, persahabatan yang terbentuk dari masking seringkali dangkal. Mereka mungkin kesulitan menjalin hubungan yang mendalam karena mereka tidak bisa menjadi diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasa tidak ada yang benar-benar mengenal mereka, atau mereka takut jika mereka menunjukkan diri mereka yang sebenarnya, mereka akan ditolak. Ini bisa menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi, meskipun mereka dikelilingi oleh orang lain.

Perubahan Pola Tidur atau Makan

Stres dan kecemasan yang diakibatkan oleh masking dapat memengaruhi pola tidur dan makan anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, sering terbangun, atau nafsu makan mereka berubah. Ini adalah manifestasi fisik dari tekanan mental dan emosional yang mereka alami.

Dampak Jangka Panjang Autistic Masking

Meskipun masking mungkin tampak seperti solusi jangka pendek untuk beradaptasi, dampaknya bisa sangat merusak dalam jangka panjang.

Kelelahan Mental dan Fisik

Masking terus-menerus adalah pekerjaan penuh waktu. Ini menguras energi mental dan fisik secara signifikan, yang bisa menyebabkan burnout autistik. Burnout ini bukan sekadar kelelahan, melainkan kondisi kelelahan kronis yang memengaruhi fungsi kognitif, emosional, dan fisik. Anak mungkin menjadi apatis, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka nikmati, dan mengalami penurunan kemampuan kognitif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *