Bukan Introvert Tapi Tertekan, Kenali Cirinya Pada Anak

Bukan Introvert Tapi Tertekan, Kenali Cirinya Pada Anak
Bukan Introvert Tapi Tertekan, Kenali Cirinya Pada Anak (www.freepik.com)

2. Perubahan Kebiasaan Makan: Dari Lapar Jadi Enggan Menelan

Perubahan nafsu makan juga bisa menjadi tanda yang sangat jelas. Anak yang tertekan bisa saja tiba-tiba kehilangan nafsu makan, menjadi sangat pemilih, atau bahkan menolak makan sama-benar. Di sisi lain, beberapa anak mungkin justru makan berlebihan sebagai bentuk coping mechanism untuk mengatasi stres.

Perhatikan apakah ada penurunan berat badan yang drastis, atau justru kenaikan yang tidak wajar. Apakah ritual makan yang tadinya menyenangkan menjadi medan perang? Ini bisa jadi karena tekanan di dalam diri mereka mengganggu sistem pencernaan, atau mereka menggunakan makanan sebagai pelarian atau justru kehilangan selera akibat beban pikiran.

3. Keluhan Fisik Tanpa Penyebab Jelas: Saat Tubuh Berbicara

Ini adalah salah satu sinyal yang paling sering disalahpahami. Anak-anak yang tertekan seringkali mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, mual, atau kelelahan tanpa ada penyebab medis yang jelas. Mereka mungkin sering izin tidak masuk sekolah karena merasa tidak enak badan.

Tubuh memiliki caranya sendiri untuk berkomunikasi ketika pikiran dan emosi sedang tidak baik-baik saja. Keluhan-keluhan fisik ini adalah manifestasi dari stres dan kecemasan yang mereka rasakan. Daripada langsung menganggapnya sebagai “mencari perhatian” atau “malas”, coba dekati dengan empati dan tanyakan lebih lanjut apa yang mereka rasakan.

4. Penarikan Diri dari Aktivitas yang Disukai: Kehilangan Gairah dalam Hidup

Anak yang biasanya antusias dengan hobi atau aktivitas tertentu, seperti bermain bersama teman, membaca buku, atau bermain game, tiba-tiba menunjukkan ketidakminatan. Mereka mungkin lebih sering menyendiri di kamar, menolak ajakan bermain, atau terlihat lesu.

Hilangnya minat pada aktivitas yang dulu menyenangkan adalah tanda klasik dari depresi atau tekanan emosional. Mereka mungkin merasa terlalu lelah, terlalu sedih, atau terlalu cunduk dengan pikiran mereka sendiri untuk bisa menikmati hal-hal yang dulu mereka sukai. Ini adalah momen penting untuk masuk dan mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

5. Perubahan Perilaku di Sekolah: Dari Cerdas Jadi Menurun Prestasinya

Sekolah adalah dunia kedua bagi anak-anak. Perubahan perilaku di lingkungan sekolah bisa menjadi indikator kuat adanya tekanan. Anak yang tertekan mungkin menunjukkan penurunan prestasi akademik yang tiba-tiba, kesulitan berkonsentrasi, atau bahkan masalah perilaku seperti sering melamun, mengganggu teman, atau tidak patuh pada aturan.

Mereka mungkin kesulitan fokus karena pikiran mereka dipenuhi dengan kekhawatiran. Rasa cemas dan stres bisa membuat mereka sulit menyerap informasi, mengingat pelajaran, dan berinteraksi secara positif di kelas. Guru adalah salah satu sumber informasi penting di sini, jangan ragu untuk berkomunikasi dengan mereka.

6. Ekspresi Emosi yang Tidak Biasa: Dari Ketenangan ke Ledakan Frustrasi

Meskipun cenderung pendiam, anak yang tertekan bisa saja menunjukkan ledakan emosi yang tidak biasa. Ini bisa berupa kemarahan yang tiba-tiba dan tidak terkendali, tantrum yang berlebihan untuk usia mereka, atau tangisan yang sulit dihentikan.

Ledakan emosi ini bukanlah tanda bahwa mereka “nakal”, melainkan manifestasi dari frustrasi dan tekanan yang sudah menumpuk dan tidak bisa lagi ditahan. Mereka mungkin merasa kewalahan dan tidak tahu bagaimana cara mengelola emosi yang meluap-luap. Ini adalah teriakan minta tolong yang terselubung.

7. Keterikatan Berlebihan pada Orang Tua atau Pengasuh: Mencari Rasa Aman yang Hilang

Anak yang tadinya mandiri mungkin tiba-tiba menjadi sangat manja, ingin selalu dekat dengan orang tua, atau menunjukkan kecemasan berpisah yang berlebihan. Mereka mungkin menolak pergi ke sekolah atau tempat penitipan anak, bahkan jika mereka sudah terbiasa.

Keterikatan yang berlebihan ini menunjukkan bahwa mereka merasa tidak aman dan membutuhkan kehadiran orang dewasa untuk merasa tenang. Tekanan yang mereka rasakan membuat mereka merasa rentan dan membutuhkan perlindungan ekstra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *