lombokprime.com – Kenapa anak sering tantrum sebelum tidur? Pertanyaan ini sering menghantui benak para orang tua. Momen yang seharusnya menjadi waktu tenang dan mempersiapkan diri untuk istirahat justru berubah menjadi ajang drama dan air mata. Fenomena ini bukan hanya melelahkan, tetapi juga membuat orang tua merasa bingung dan frustrasi. Namun, tahukah Anda bahwa tantrum sebelum tidur pada anak adalah hal yang cukup umum dan seringkali memiliki alasan yang mendasarinya? Mari kita telaah lebih dalam mengapa hal ini terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Memahami Lebih Dalam: Mengapa Tantrum Malam Hari Sering Terjadi?
Tantrum pada dasarnya adalah luapan emosi yang kuat pada anak-anak, yang seringkali muncul karena mereka belum memiliki kemampuan verbal atau kognitif yang matang untuk mengelola perasaan mereka. Ketika tantrum terjadi sebelum tidur, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicunya:
1. Kelelahan yang Menumpuk
Mungkin terdengar paradoks, tetapi anak yang terlalu lelah justru lebih rentan mengalami tantrum. Sepanjang hari, mereka telah menggunakan banyak energi untuk bermain, belajar, dan berinteraksi. Ketika waktu tidur tiba, tubuh dan pikiran mereka sudah sangat lelah, namun mereka kesulitan untuk melepaskan diri dari aktivitas dan transisi menuju istirahat. Kelelahan yang menumpuk ini bisa membuat mereka menjadi lebih rewel, mudah marah, dan akhirnya memicu tantrum.
2. Overstimulasi di Sore Hari
Aktivitas yang terlalu padat atau stimulasi berlebihan di sore hari juga dapat menjadi penyebab tantrum sebelum tidur. Gadget, televisi, atau permainan yang terlalu intens dapat membuat sistem saraf anak menjadi terlalu aktif, sehingga sulit bagi mereka untuk tenang dan rileks menjelang waktu tidur. Otak mereka masih dipenuhi dengan berbagai informasi dan sensasi, yang justru menghambat proses transisi menuju tidur.
3. Kecemasan dan Ketakutan
Malam hari seringkali dikaitkan dengan kegelapan dan kesunyian, yang bisa memicu kecemasan atau ketakutan pada sebagian anak. Mereka mungkin takut berpisah dengan orang tua, takut pada monster di bawah tempat tidur, atau merasa cemas dengan apa yang akan terjadi saat mereka tidur. Tantrum bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan tidak nyaman dan mencari perhatian atau perlindungan dari orang tua.
4. Mencari Perhatian
Terkadang, tantrum sebelum tidur bisa menjadi cara anak untuk mendapatkan perhatian ekstra dari orang tua. Mereka mungkin menyadari bahwa dengan menangis atau merengek, orang tua akan datang dan menemani mereka lebih lama. Meskipun tidak selalu disadari, pola ini bisa terbentuk dan membuat anak terus mengulanginya setiap malam.
5. Frustrasi dan Ketidakmampuan Mengomunikasikan Kebutuhan
Anak-anak, terutama yang masih kecil, mungkin belum mampu mengartikulasikan apa yang sebenarnya mereka rasakan atau butuhkan. Mereka mungkin merasa tidak nyaman, lapar, haus, atau bahkan sakit, tetapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya dengan jelas. Tantrum bisa menjadi luapan dari frustrasi karena ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif.
6. Perubahan Rutinitas atau Lingkungan
Perubahan dalam rutinitas sehari-hari, seperti jadwal tidur yang berbeda, bepergian, atau adanya tamu di rumah, dapat mengganggu kenyamanan anak dan memicu tantrum. Mereka membutuhkan keteraturan dan prediktabilitas, terutama menjelang waktu tidur. Perubahan yang tiba-tiba bisa membuat mereka merasa tidak aman dan akhirnya memberontak.
7. Masalah Kesehatan Tertentu
Meskipun tidak selalu menjadi penyebab utama, beberapa masalah kesehatan seperti alergi, refluks asam, atau gangguan tidur lainnya dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan lebih rentan terhadap tantrum sebelum tidur. Rasa sakit atau ketidaknyamanan fisik bisa membuat mereka menjadi lebih rewel dan sulit untuk ditenangkan.






