7 Mindset Lama Ini Bisa Menghancurkan Masa Depan

7 Mindset Lama Ini Bisa Menghancurkan Masa Depan
7 Mindset Lama Ini Bisa Menghancurkan Masa Depan (www.freepik.com)

4. “Rahasiakan Gaji dan Jangan Pernah Membahasnya”

Tabu untuk membicarakan gaji masih melekat kuat di masyarakat kita. Ada anggapan bahwa membahas gaji adalah hal yang tidak sopan atau bisa menimbulkan kecemburuan. Namun, kerahasiaan gaji justru bisa merugikanmu sebagai pekerja.

Ketika informasi mengenai standar gaji tidak transparan, perusahaan memiliki lebih banyak kebebasan untuk menentukan besaran gaji tanpa adanya patokan yang jelas. Hal ini bisa menyebabkan ketidakadilan dan kesenjangan gaji, terutama bagi kelompok minoritas atau perempuan.

Fakta menarik: Beberapa negara dan perusahaan kini mulai menerapkan transparansi gaji sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan setara. Dengan mengetahui rentang gaji untuk posisi tertentu, pekerja memiliki posisi tawar yang lebih kuat saat negosiasi gaji.

Saatnya berubah: Mulailah terbuka untuk membahas gaji dengan teman atau kolega yang kamu percaya. Dengan berbagi informasi, kita bisa saling mendukung dan memastikan bahwa kita mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai dan kontribusi kita.

5. “Fokus pada Kekuranganmu untuk Memperbaikinya”

Dulu, kita seringkali didorong untuk fokus pada kelemahan diri dan berusaha keras untuk memperbaikinya. Meskipun niatnya baik, terlalu fokus pada kekurangan bisa menguras energi dan menurunkan rasa percaya diri.

Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Alih-alih menghabiskan waktu dan energi untuk memperbaiki semua kekurangan, akan lebih efektif jika kita fokus pada pengembangan kekuatan yang sudah kita miliki.

Pendekatan berbasis kekuatan: Penelitian dalam bidang psikologi positif menunjukkan bahwa individu yang fokus pada kekuatan mereka cenderung lebih bahagia, lebih produktif, dan lebih sukses. Dengan memaksimalkan potensi yang sudah ada, kita bisa mencapai hasil yang lebih optimal.

Langkah praktis: Identifikasi kekuatan-kekuatanmu dan carilah cara untuk mengembangkannya lebih jauh. Libatkan diri dalam aktivitas yang memungkinkanmu untuk menggunakan dan mengasah kekuatan tersebut. Sementara itu, untuk mengatasi kelemahan, kamu bisa mencari bantuan atau berkolaborasi dengan orang lain yang memiliki kekuatan di area tersebut.

6. “Jangan Pernah Menunjukkan Emosi di Tempat Kerja”

Anggapan bahwa tempat kerja adalah zona profesional yang bebas dari emosi sudah sangat mengakar. Kita seringkali dituntut untuk bersikap dingin dan rasional, seolah-olah emosi adalah sesuatu yang harus disembunyikan. Namun, menekan emosi secara terus-menerus justru bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan produktivitas.

Emosi adalah bagian alami dari diri kita sebagai manusia. Mengabaikan atau menekan emosi tidak akan membuatnya hilang, justru bisa menumpuk dan meledak di saat yang tidak tepat. Selain itu, lingkungan kerja yang tidak memungkinkan adanya ekspresi emosi bisa terasa tidak autentik dan kurang suportif.

Kecerdasan emosional di tempat kerja: Kesadaran dan pengelolaan emosi, baik emosi diri sendiri maupun emosi orang lain, merupakan keterampilan penting dalam dunia kerja modern. Perusahaan yang menghargai dan memfasilitasi ekspresi emosi yang sehat cenderung memiliki karyawan yang lebih bahagia, lebih termotivasi, dan lebih kolaboratif.

Mulailah dari hal kecil: Belajarlah untuk mengenali dan memahami emosimu. Jika kamu merasa tertekan atau frustrasi, jangan ragu untuk mengkomunikasikannya dengan cara yang asertif dan konstruktif. Mencari dukungan dari rekan kerja atau atasan juga merupakan langkah yang baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *