- Tunjukkan antusiasme: Ketika Anda menemukan kesamaan, tunjukkan antusiasme Anda. Ini akan membuat lawan bicara merasa dihargai dan termotivasi untuk berbagi lebih banyak.
- Bagikan cerita yang relevan: Jika Anda memiliki pengalaman yang mirip, bagikan cerita Anda. Ini akan memperkuat rasa koneksi.
- Gunakan kata “kita”: Menggunakan kata “kita” atau “kami” dapat menciptakan rasa kebersamaan. Contoh: “Wah, ternyata kita sama-sama suka mendaki gunung!”
5. Gunakan Humor dengan Bijak dan Tepat
Humor adalah alat yang ampuh untuk mencairkan suasana, mengurangi ketegangan, dan membuat percakapan menjadi lebih menyenangkan. Orang cenderung lebih menyukai dan merasa nyaman dengan orang yang bisa membuat mereka tertawa.
Namun, penting untuk menggunakan humor dengan bijak dan tepat. Hindari humor yang kasar, sarkastik, atau yang mungkin menyinggung lawan bicara. Humor yang baik adalah humor yang ringan, cerdas, dan relevan dengan situasi atau topik pembicaraan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan bahwa penggunaan humor yang tepat dapat meningkatkan daya tarik interpersonal dan memperkuat hubungan sosial.
Tips Menggunakan Humor:
- Kenali audiens Anda: Sesuaikan jenis humor Anda dengan kepribadian dan latar belakang lawan bicara.
- Hindari humor yang sensitif: Jauhi topik-topik seperti agama, ras, politik, atau kekurangan fisik yang mungkin menyinggung.
- Gunakan humor yang membangun: Fokus pada humor yang positif dan tidak merendahkan siapa pun.
- Jangan berlebihan: Terlalu banyak humor bisa membuat Anda terlihat tidak serius. Gunakan humor secukupnya untuk menjaga suasana tetap ringan.
- Tertawa bersama: Jika lawan bicara Anda melontarkan lelucon, tunjukkan apresiasi Anda dengan tertawa. Ini akan menciptakan rasa kebersamaan.
6. Akhiri Percakapan dengan Positif dan Berkesan
Cara Anda mengakhiri percakapan sama pentingnya dengan bagaimana Anda memulainya dan menjaganya tetap berjalan. Akhir percakapan yang positif dan berkesan akan meninggalkan kesan yang baik pada lawan bicara dan membuat mereka ingin berinteraksi dengan Anda lagi di masa depan.
Hindari mengakhiri percakapan secara tiba-tiba atau dengan alasan yang kurang jelas. Berikan sinyal bahwa Anda akan segera pergi dan rangkum poin-poin penting yang telah dibahas.
Cara Mengakhiri Percakapan dengan Baik:
- Berikan sinyal: Mulailah dengan memberikan sinyal verbal atau nonverbal bahwa Anda akan segera mengakhiri percakapan. Contoh: “Senang sekali mengobrol dengan Anda…” atau melihat jam tangan Anda (secara halus).
- Rangkum poin penting: Sebutkan kembali beberapa poin menarik yang telah dibahas selama percakapan. Contoh: “Saya sangat tertarik dengan cerita Anda tentang…” atau “Saya akan mencoba tips yang Anda berikan tentang…”
- Ucapkan terima kasih: Ucapkan terima kasih kepada lawan bicara atas waktu dan percakapan yang menyenangkan. Contoh: “Terima kasih atas obrolan yang menarik ini.”
- Nyatakan harapan untuk bertemu lagi: Jika relevan, nyatakan harapan Anda untuk bertemu atau berinteraksi lagi di masa depan. Contoh: “Saya harap kita bisa mengobrol lagi lain waktu.”
- Akhiri dengan senyuman: Berikan senyuman tulus saat Anda berpamitan.
7. Jadi Diri Sendiri dan Tunjukkan Keaslian
Rahasia terakhir, dan mungkin yang paling penting, adalah menjadi diri sendiri dan menunjukkan keaslian Anda. Orang akan lebih tertarik dan merasa nyaman dengan Anda jika Anda tidak berpura-pura menjadi orang lain.
Jangan mencoba untuk menjadi seseorang yang bukan diri Anda hanya untuk membuat orang lain terkesan. Tunjukkan kepribadian Anda yang sebenarnya, dengan segala kelebihan dan kekurangan Anda. Keaslian akan terpancar dan membuat Anda lebih menarik dan relatable.
Sebuah artikel di The Huffington Post menekankan bahwa keaslian adalah kunci untuk membangun hubungan yang tulus dan bermakna. Orang dapat merasakan ketika Anda tidak jujur atau berpura-pura, dan ini dapat merusak kepercayaan dan koneksi.
Tips Menjadi Diri Sendiri:






