Berhenti Jadi ‘People Pleaser’, Baru Hidup Mulai Sehat

Berhenti Jadi ‘People Pleaser’, Baru Hidup Mulai Sehat
Berhenti Jadi ‘People Pleaser’, Baru Hidup Mulai Sehat (www.freepik.com)

Menguatkan Rasa Percaya Diri

Setiap kali kamu berhasil mengatakan “tidak” pada sesuatu yang seharusnya kamu tolak, kamu akan merasakan lonjakan kepercayaan diri. Kamu menyadari bahwa kamu memiliki kontrol atas hidupmu, dan bahwa opinimu penting. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian emosional dan pengembangan diri yang positif.

Strategi Jitu Mengatakan “Tidak” Tanpa Merasa Bersalah

Mengatakan “tidak” memang butuh latihan. Tapi jangan khawatir, ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan agar penolakanmu tetap sopan, efektif, dan tidak meninggalkan rasa bersalah.

1. Jangan Tunda, Katakan dengan Tegas tapi Sopan

Ketika ada permintaan, jangan biarkan dirimu ragu terlalu lama. Semakin lama kamu menunda, semakin sulit untuk menolak. Sampaikan penolakanmu dengan jelas, tegas, dan sopan sesegera mungkin. Contoh: “Terima kasih atas tawarannya, tapi sayangnya saya tidak bisa.” atau “Saya menghargai kepercayaanmu, tapi untuk saat ini saya belum bisa membantu.”

2. Berikan Penjelasan Singkat (Jika Perlu)

Kamu tidak perlu memberikan penjelasan yang panjang lebar atau bertele-tele. Cukup berikan alasan singkat dan jujur jika kamu merasa perlu. Misalnya, “Saya sudah punya komitmen lain,” atau “Jadwal saya sudah penuh.” Ingat, kamu tidak berhutang penjelasan kepada siapa pun, terutama jika itu adalah alasan pribadi. Namun, penjelasan singkat terkadang bisa membantu orang lain memahami posisimu dan menghindari kesalahpahaman.

3. Tawarkan Alternatif (Jika Memungkinkan)

Jika kamu ingin tetap membantu atau menjaga hubungan baik, kamu bisa menawarkan alternatif. Misalnya, “Saya tidak bisa membantu sekarang, tapi mungkin saya bisa membantumu mencari solusi lain,” atau “Saya tidak bisa mengerjakan tugas itu, tapi saya bisa merekomendasikan seseorang yang mungkin bisa.” Ini menunjukkan bahwa kamu peduli, meskipun kamu tidak bisa memenuhi permintaan secara langsung. Namun, pastikan alternatif yang kamu tawarkan itu realistis dan tidak membebanimu.

4. Gunakan Bahasa Tubuh yang Konsisten

Komunikasi bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga bahasa tubuh. Saat menolak, pastikan bahasa tubuhmu konsisten dengan ucapanmu. Kontak mata, postur tubuh yang tegak, dan ekspresi wajah yang tenang akan menunjukkan bahwa kamu serius dengan keputusanmu. Hindari gestur yang menunjukkan keraguan atau rasa bersalah.

5. Prioritaskan Diri Sendiri

Ingatlah bahwa prioritas utama adalah dirimu sendiri. Kamu tidak bisa mengisi cangkir orang lain jika cangkirmu sendiri kosong. Jadi, sebelum mengatakan “ya” pada permintaan orang lain, tanyakan pada dirimu sendiri: “Apakah ini sejalan dengan tujuan dan prioritasku? Apakah ini akan menguras energiku?” Jika jawabannya “tidak”, maka itu adalah tanda yang jelas untuk menolak.

6. Latih Diri di Situasi Kecil

Jika kamu merasa sangat sulit menolak, mulailah dengan latihan di situasi kecil. Tolak tawaran kopi yang tidak kamu inginkan, atau katakan “tidak” pada ajakan yang tidak begitu penting bagimu. Semakin sering kamu berlatih, semakin mudah kamu melakukannya di situasi yang lebih besar. Anggap ini sebagai “otot penolakan” yang perlu dilatih.

7. Jangan Minta Maaf Berlebihan

Kamu tidak perlu meminta maaf berlebihan saat menolak. Permintaan maaf yang berlebihan bisa membuatmu terlihat tidak yakin atau justru merasa bersalah. Cukup katakan “maaf, saya tidak bisa” jika kamu merasa perlu, tetapi jangan berlarut-larut dalam rasa bersalah. Minta maaf bukan berarti kamu salah, tapi lebih kepada menunjukkan empati atas situasi tersebut.

Menghadapi Reaksi Orang Lain Setelah Menolak

Wajar jika kamu khawatir tentang reaksi orang lain setelah kamu menolak permintaan mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa kamu tidak bisa mengontrol reaksi orang lain. Ada beberapa kemungkinan reaksi yang bisa kamu hadapi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *