14. Follow-up dan Berikan Pengakuan
Setelah menegur, lakukan follow-up untuk melihat apakah ada perubahan yang terjadi. Jika ada perbaikan, berikan pengakuan dan apresiasi. Ini akan memotivasi lawan bicara untuk terus mempertahankan perilaku positifnya. Pengakuan sekecil apapun dapat memberikan dampak besar pada semangat dan motivasi seseorang.
15. Introspeksi Diri
Sebelum menegur orang lain, penting juga untuk melakukan introspeksi diri. Apakah teguranmu benar-benar didasari oleh niat baik untuk membantu, atau hanya karena emosi sesaat? Apakah ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan pesanmu? Dengan melakukan introspeksi, kita bisa memastikan bahwa teguran yang kita berikan benar-benar konstruktif dan tidak merugikan hubungan baik dengan orang lain.
Studi Kasus: Menerapkan Cara Cerdas Menegur di Tempat Kerja
Bayangkan seorang karyawan bernama Andi seringkali terlambat datang ke rapat tim. Sebagai seorang pemimpin tim, kamu perlu menegur Andi tanpa membuatnya merasa malu atau tidak dihargai. Berikut adalah contoh bagaimana kamu bisa menerapkan beberapa cara cerdas di atas:
- Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat: Kamu bisa mengajak Andi berbicara secara pribadi di ruang kerjanya setelah rapat selesai.
- Mulailah dengan Pujian atau Apresiasi: “Andi, saya sangat menghargai kontribusi ide-ide kamu dalam rapat tadi. Kamu selalu punya pandangan yang segar.”
- Gunakan Bahasa yang Lembut dan Sopan: “Saya perhatikan beberapa rapat terakhir kamu datang sedikit terlambat. Apakah ada kendala yang sedang kamu hadapi?”
- Fokus pada Perilaku, Bukan Kepribadian: Hindari mengatakan “Kamu memang tidak disiplin,” tetapi fokus pada tindakan terlambatnya.
- Gunakan Kalimat “Saya”: “Saya merasa sedikit terganggu karena keterlambatan kamu bisa mempengaruhi jalannya rapat dan informasi penting mungkin terlewat.”
- Ajukan Pertanyaan Terbuka: “Apakah ada hal yang membuat kamu kesulitan datang tepat waktu?”
- Dengarkan dengan Seksama: Berikan Andi kesempatan untuk menjelaskan situasinya tanpa menyela.
- Berikan Solusi atau Saran yang Konstruktif: “Mungkin kamu bisa mencoba mengatur alarm atau mempersiapkan diri lebih awal sebelum rapat dimulai.”
- Tekankan Dampak Positif dari Perubahan: “Dengan datang tepat waktu, kamu bisa mendapatkan informasi lengkap dan berkontribusi maksimal dalam diskusi.”
- Akhiri dengan Nada Positif dan Dukungan: “Saya yakin kamu bisa mengatasi hal ini, Andi. Jika ada yang bisa saya bantu, jangan ragu untuk memberitahu saya.”
Dengan pendekatan seperti ini, Andi akan merasa dihargai dan lebih mungkin untuk menerima teguran serta berusaha untuk memperbaiki diri.
Seni Menegur untuk Hubungan yang Lebih Baik
Menegur bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan menerapkan 15 cara cerdas di atas, kita bisa melakukannya dengan lebih efektif tanpa menyakiti hati lawan bicara. Ingatlah bahwa tujuan utama dari teguran adalah untuk membantu seseorang berkembang dan memperbaiki diri, bukan untuk merendahkan atau mempermalukannya. Dengan komunikasi yang empatik dan konstruktif, kita bisa membangun hubungan yang lebih baik dan menciptakan lingkungan yang positif. Jadi, mulai sekarang, mari kita praktikkan seni menegur dengan bijak!






