3. Roti Putih dan Produk Gandum Olahan Lainnya
Roti putih, pasta putih, dan nasi putih memang terasa lembut dan mudah dikonsumsi. Namun, produk-produk ini telah kehilangan sebagian besar serat dan nutrisinya selama proses penggilingan. Serat sangat penting untuk menjaga rasa kenyang lebih lama dan membantu mengatur kadar gula darah.
Sebuah penelitian dalam Journal of Nutrition menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak biji-bijian utuh cenderung memiliki berat badan yang lebih sehat dibandingkan mereka yang lebih banyak mengonsumsi biji-bijian olahan. Gantilah roti putih dengan roti gandum utuh, pasta putih dengan pasta gandum, dan nasi putih dengan nasi merah atau quinoa untuk mendapatkan lebih banyak serat dan nutrisi.
4. Gorengan: Nikmat Sesaat, Dampak Jangka Panjang
Siapa yang bisa menolak renyahnya ayam goreng atau gurihnya kentang goreng? Sayangnya, makanan yang digoreng cenderung tinggi akan lemak dan kalori. Proses menggoreng menambahkan banyak lemak ke dalam makanan, yang secara signifikan meningkatkan kandungan kalorinya.
Selain itu, minyak yang digunakan untuk menggoreng, terutama jika digunakan berulang kali, dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang tidak baik untuk kesehatan. Konsumsi gorengan secara berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan, meningkatkan kadar kolesterol jahat, dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Jika Anda ingin menikmati makanan yang renyah, cobalah metode memasak lain seperti memanggang, merebus, atau mengukus.
5. Saus dan Dressing Tinggi Lemak
Salad sering dianggap sebagai pilihan makanan sehat untuk menurunkan berat badan. Namun, manfaat salad bisa hilang jika Anda menambahkan terlalu banyak saus atau dressing yang tinggi lemak dan kalori. Saus seperti mayones, thousand island, dan ranch dressing seringkali mengandung banyak lemak jenuh, gula, dan garam.
Alih-alih menggunakan saus siap pakai, cobalah membuat dressing sendiri dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti minyak zaitun, cuka apel, perasan lemon, atau yogurt tanpa lemak. Anda juga bisa menambahkan rempah-rempah segar untuk menambah rasa pada salad Anda.
6. Keju Olahan: Tinggi Garam dan Lemak Jenuh
Keju memang merupakan sumber kalsium dan protein yang baik. Namun, beberapa jenis keju olahan, terutama yang berbentuk lembaran atau spread, seringkali tinggi akan garam, lemak jenuh, dan bahan tambahan lainnya. Konsumsi keju olahan secara berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Pilihlah jenis keju alami seperti mozzarella, cheddar, atau feta dalam jumlah sedang. Anda juga bisa mencoba alternatif keju yang lebih rendah lemak jika sedang berusaha menurunkan berat badan.
7. Daging Olahan: Risiko Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Daging olahan seperti sosis, bacon, ham, dan kornet memang praktis dan seringkali menjadi pilihan sarapan atau pelengkap makanan. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan secara teratur dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Selain tinggi akan garam dan lemak jenuh, daging olahan juga seringkali mengandung nitrat dan nitrit sebagai bahan pengawet, yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Batasi konsumsi daging olahan dan pilihlah sumber protein lain yang lebih sehat seperti daging tanpa lemak, ikan, telur, atau kacang-kacangan.
8. Alkohol: Kalori Tersembunyi yang Mengganggu Diet
Meskipun tidak termasuk dalam kategori makanan, minuman beralkohol juga mengandung kalori yang cukup tinggi. Selain itu, alkohol juga dapat meningkatkan nafsu makan dan menurunkan inhibisi, sehingga Anda cenderung makan lebih banyak dari yang seharusnya.
Beberapa jenis minuman beralkohol, seperti koktail dan bir, juga mengandung gula tambahan yang dapat menambah asupan kalori secara signifikan. Jika Anda sedang berusaha menurunkan berat badan, sebaiknya batasi atau hindari konsumsi alkohol. Jika Anda ingin minum, pilihlah jenis minuman yang rendah kalori dan konsumsi dalam jumlah sedang.






