Dari Makanan Favorit, Rahasia Gelap Otak Terbongkar!

Dari Makanan Favorit, Rahasia Gelap Otak Terbongkar!
Dari Makanan Favorit, Rahasia Gelap Otak Terbongkar! (www.freepik.com)

Makanan dan Kesehatan Mental: Ketika Selera Makan Berubah

Selain kepribadian, perubahan dalam preferensi makanan juga bisa menjadi indikator penting dari kondisi kesehatan mental. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara perubahan selera makan dan masalah seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan:

  • Depresi: Individu yang mengalami depresi sering kali melaporkan adanya perubahan signifikan dalam selera makan mereka. Beberapa mungkin kehilangan nafsu makan sama sekali, sementara yang lain mungkin mengalami peningkatan keinginan untuk makanan yang tidak sehat, seperti makanan tinggi gula dan lemak. Perubahan ini diduga terkait dengan ketidakseimbangan neurotransmiter di otak, termasuk serotonin dan dopamin, yang berperan dalam mengatur suasana hati dan nafsu makan. Sebuah studi dalam Journal of Affective Disorders menemukan bahwa perubahan nafsu makan adalah salah satu gejala umum depresi.
  • Kecemasan: Kecemasan juga dapat memengaruhi preferensi makanan. Beberapa orang mungkin mencari “comfort food” yang tinggi kalori dan gula untuk mengatasi perasaan cemas, sementara yang lain mungkin mengalami gangguan pencernaan yang membuat mereka kehilangan nafsu makan atau menjadi lebih selektif terhadap makanan tertentu. Hubungan antara kecemasan dan makanan sering kali bersifat siklus, di mana kecemasan dapat memicu perubahan pola makan, yang pada gilirannya dapat memperburuk gejala kecemasan.
  • Gangguan Makan: Dalam kasus gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, preferensi dan perilaku terhadap makanan menjadi sangat terdistorsi. Individu dengan anoreksia mungkin mengembangkan ketakutan yang kuat terhadap makanan tertentu dan sangat membatasi asupan kalori mereka, sementara individu dengan bulimia mungkin mengalami episode makan berlebihan diikuti dengan perilaku kompensasi seperti muntah atau penggunaan obat pencahar. Gangguan makan adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan membutuhkan penanganan profesional.

Memperhatikan perubahan dalam preferensi makanan Anda dan orang-orang di sekitar Anda bisa menjadi langkah awal yang penting dalam mendeteksi potensi masalah kesehatan mental. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami perubahan selera makan yang drastis atau tidak dapat dijelaskan, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan.

Tren Makanan dan Ilmu Otak: Apa yang Sedang Populer dan Mengapa?

Tren makanan terus berubah seiring waktu, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, teknologi, dan kesadaran akan kesehatan. Menariknya, beberapa tren makanan terkini mungkin juga memiliki akar dalam bagaimana otak kita merespons rasa dan tekstur tertentu.

Misalnya, popularitas makanan pedas terus meningkat di berbagai belahan dunia. Senyawa capsaicin dalam cabai memicu reseptor nyeri di mulut kita, yang kemudian mengirimkan sinyal ke otak. Otak merespons dengan melepaskan endorfin, yang memiliki efek pereda nyeri dan menciptakan perasaan euforia. Inilah mengapa banyak orang merasa “ketagihan” dengan sensasi pedas.

Selain itu, tren makanan nabati juga semakin populer. Ini mungkin sebagian disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan manfaat kesehatan dan lingkungan dari pola makan nabati. Dari sudut pandang otak, makanan nabati yang kaya serat dan nutrisi dapat mendukung kesehatan otak secara keseluruhan dan bahkan memengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi buah, sayuran, dan biji-bijian dapat dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih rendah dan fungsi kognitif yang lebih baik.

Tren lain seperti makanan fermentasi juga mendapatkan perhatian karena manfaatnya bagi kesehatan usus. Usus dan otak terhubung melalui apa yang disebut sebagai “gut-brain axis”. Bakteri baik di usus dapat memproduksi neurotransmiter dan senyawa lain yang dapat memengaruhi fungsi otak dan suasana hati. Mengonsumsi makanan fermentasi seperti yogurt, kimchi, dan kombucha dapat meningkatkan keragaman bakteri baik di usus, yang berpotensi memberikan manfaat bagi kesehatan otak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *