5. Maafkan (Bukan Berarti Melupakan): Melepaskan Diri dari Beban Dendam
Memaafkan bukan berarti melupakan apa yang terjadi atau membenarkan tindakan orang lain. Memaafkan adalah tentang melepaskan diri dari beban dendam dan rasa sakit hati yang terus menerus menghantuimu. Kemarahan dan kebencian hanya akan merugikan dirimu sendiri. Memaafkan adalah hadiah yang kamu berikan untuk dirimu sendiri, untuk kedamaian batinmu. Proses memaafkan mungkin membutuhkan waktu, tetapi berusahalah untuk mencapai titik ini.
6. Fokus pada Masa Kini dan Masa Depan: Jangan Terjebak di Masa Lalu
Terlalu fokus pada masa lalu akan menghambatmu untuk menikmati masa kini dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Cobalah untuk lebih hadir dalam setiap momen. Latih mindfulness atau kesadaran penuh dengan fokus pada napas, sensasi tubuh, atau lingkungan sekitar. Buat tujuan-tujuan kecil untuk masa depan dan fokus pada langkah-langkah untuk mencapainya. Memiliki sesuatu yang dinantikan dapat memberikan harapan dan motivasi.
7. Ciptakan Pengalaman Positif Baru: Menimpa Kenangan Lama dengan yang Baru
Cara lain yang efektif untuk melupakan kejadian buruk adalah dengan menciptakan pengalaman positif baru. Lakukan hal-hal yang membuatmu bahagia, mencoba hobi baru, bertemu orang-orang baru, atau melakukan perjalanan. Pengalaman-pengalaman positif ini akan membantu “menimpa” kenangan buruk dengan kenangan yang lebih menyenangkan dan bermakna. Semakin banyak pengalaman positif yang kamu ciptakan, semakin pudar pengaruh kenangan buruk tersebut.
8. Batasi Paparan Terhadap Pemicu: Hindari Hal-hal yang Mengingatkanmu
Jika ada hal-hal tertentu yang terus-menerus mengingatkanmu pada kejadian buruk, cobalah untuk membatasinya. Misalnya, jika media sosial menjadi pemicu, batasi waktu yang kamu habiskan di sana. Jika bertemu dengan orang tertentu membuatmu merasa tidak nyaman, cobalah untuk menghindarinya sementara waktu. Menciptakan jarak dari pemicu dapat membantu proses penyembuhanmu.
9. Belajar dari Pengalaman: Setiap Kejadian adalah Pelajaran
Meskipun menyakitkan, setiap kejadian, termasuk yang tidak menyenangkan, pasti mengandung pelajaran berharga. Cobalah untuk merefleksikan apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman tersebut. Apakah ada hal yang bisa kamu lakukan berbeda di masa depan? Bagaimana pengalaman ini bisa membuatmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana? Dengan menemukan makna positif dalam pengalaman buruk, kamu bisa mengubahnya menjadi sumber pertumbuhan pribadi.
10. Bersabar dan Beri Waktu pada Diri Sendiri: Proses Penyembuhan Membutuhkan Waktu
Melupakan kejadian buruk bukanlah proses yang instan. Setiap orang memiliki waktu pemulihan yang berbeda-beda. Bersabarlah pada diri sendiri dan jangan terlalu keras pada diri sendiri jika kamu merasa belum sepenuhnya melupakan. Teruslah mencoba berbagai strategi di atas dan percayalah bahwa seiring waktu, rasa sakit itu akan mereda.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Meskipun sebagian besar dari kita mampu mengatasi pengalaman tidak menyenangkan dengan strategi di atas, ada kalanya kita membutuhkan bantuan profesional. Jika kamu merasa kesulitan untuk melupakan kejadian buruk, mengalami gejala seperti gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sering merasa cemas atau depresi, atau jika kejadian tersebut sangat traumatis, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau terapis. Profesional dapat memberikan dukungan, bimbingan, dan terapi yang tepat untuk membantu kamu mengatasi trauma dan kembali pulih. Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) sangat efektif dalam membantu individu mengatasi pengalaman traumatis.






