Dampak Jangka Panjang dari Emotional Eating
Jika tidak dikelola dengan baik, emotional eating dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Secara fisik, kebiasaan ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan, obesitas, dan berbagai masalah kesehatan terkait lainnya seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Secara mental, emotional eating dapat memperburuk masalah emosional yang mendasarinya. Perasaan bersalah dan menyesal setelah makan secara emosional juga dapat menurunkan harga diri dan menciptakan siklus negatif yang sulit dihentikan.
Mengenali Diri Sendiri: Apakah Kamu Lebih Cenderung ke Mindful atau Emotional Eating?
Untuk mengetahui mana yang lebih dominan dalam kebiasaan makanmu, coba jawab beberapa pertanyaan berikut dengan jujur:
- Apakah kamu sering makan saat sedang tidak lapar?
- Apakah kamu menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, sedih, atau emosi negatif lainnya?
- Apakah kamu sering merasa bersalah atau menyesal setelah makan?
- Apakah kamu cenderung makan dengan cepat dan tanpa benar-benar menikmati makanan?
- Apakah kamu memiliki makanan “andalan” yang selalu kamu cari saat merasa tidak enak badan atau sedang tertekan?
- Apakah kamu sering makan sambil melakukan aktivitas lain seperti menonton TV atau bekerja?
- Apakah kamu kesulitan untuk berhenti makan meskipun sudah merasa kenyang?
- Apakah kamu merasa makanan dapat memberikan kenyamanan atau pelarian sementara dari masalahmu?
Jika kamu menjawab “ya” untuk sebagian besar pertanyaan di atas, kemungkinan besar kamu memiliki kecenderungan untuk melakukan emotional eating. Namun, jangan khawatir, karena kebiasaan ini bisa diubah dengan kesadaran dan latihan.
Langkah Awal Menuju Mindful Eating
Jika kamu ingin beralih dari emotional eating menuju mindful eating, berikut beberapa langkah awal yang bisa kamu coba:
- Tingkatkan Kesadaran Diri: Mulailah dengan mengamati kebiasaan makanmu. Catat kapan, apa, dan mengapa kamu makan. Perhatikan juga emosi yang kamu rasakan sebelum dan sesudah makan.
- Bedakan Lapar Fisik dan Emosional: Pelajari perbedaan antara rasa lapar fisik yang muncul secara bertahap dan disertai dengan perut keroncongan, dengan rasa lapar emosional yang datang tiba-tiba dan spesifik terhadap jenis makanan tertentu.
- Ciptakan Lingkungan Makan yang Mendukung: Hindari makan di depan layar atau sambil melakukan pekerjaan lain. Ciptakan suasana yang tenang dan fokus saat makan.
- Makan Perlahan dan Nikmati Setiap Suapan: Usahakan untuk mengunyah makanan lebih lama dan rasakan setiap rasa dan teksturnya. Letakkan garpu atau sendok di antara suapan untuk memberi jeda.
- Dengarkan Sinyal Tubuh: Perhatikan kapan kamu mulai merasa kenyang dan berhentilah makan saat itu. Jangan menunggu hingga merasa terlalu kenyang.
- Kelola Stres dengan Cara Sehat: Cari cara lain untuk mengatasi stres dan emosi negatif selain dengan makan. Cobalah meditasi, yoga, olahraga, menulis jurnal, atau berbicara dengan teman atau terapis.
- Jangan Menghakimi Diri Sendiri: Jika kamu sesekali makan secara emosional, jangan merasa bersalah. Anggap ini sebagai proses belajar dan kembali fokus pada mindful eating pada kesempatan berikutnya.
- Cari Dukungan: Jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi emotional eating sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau ahli gizi.
Manfaat Nyata dari Mindful Eating
Menerapkan mindful eating dalam kehidupan sehari-hari dapat membawa berbagai manfaat positif, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa manfaat tersebut antara lain:






