4. Khawatir Berlebihan Tentang Masa Depan
Masa depan memang penuh ketidakpastian, namun bukan berarti kita harus terus menerus khawatir dan cemas. Khawatir berlebihan tentang masa depan hanya akan menghabiskan energi dan waktu yang berharga, tanpa memberikan solusi nyata. Fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan saat ini, dan percayalah bahwa kamu memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan apapun yang datang.
Solusi: Latih mindfulness atau kesadaran penuh untuk fokus pada saat ini. Buat rencana yang realistis untuk masa depan, namun jangan terpaku pada hasil akhir. Nikmati prosesnya, dan percayalah bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai rencana jika kamu berusaha dan berdoa.
5. Sulit Mengatakan “Tidak”
Kebiasaan menyenangkan semua orang (people-pleasing) seringkali menjadi pemicu overthinking dan menyalahkan diri sendiri. Ketika kita selalu mengiyakan permintaan orang lain, bahkan jika itu bertentangan dengan keinginan atau kebutuhan kita, kita akan merasa tertekan, kelelahan, dan akhirnya menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa memenuhi ekspektasi semua orang.
Solusi: Belajar mengatakan “tidak” dengan sopan dan tegas. Prioritaskan kebutuhanmu sendiri, dan jangan merasa bersalah untuk menolak permintaan yang tidak sesuai dengan kapasitasmu. Ingat, batasan yang sehat adalah bentuk self-care, bukan egoisme.
6. Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Self-criticism atau kritik diri yang berlebihan bisa menjadi racun bagi kesehatan mental. Ketika kita terus menerus merendahkan diri sendiri, kita akan kehilangan kepercayaan diri dan motivasi untuk berkembang. Perlakukan dirimu dengan kebaikan dan kasih sayang, seperti kamu memperlakukan sahabatmu.
Solusi: Ganti kritik diri yang negatif dengan self-compassion atau kasih sayang pada diri sendiri. Akui kesalahanmu, namun jangan menghukum dirimu secara berlebihan. Fokuslah pada kekuatan dan potensi yang kamu miliki, dan berikan dirimu dukungan dan semangat untuk terus maju.
7. Mengabaikan Kebutuhan Fisik dan Mental
Kesehatan fisik dan mental adalah fondasi kebahagiaan dan produktivitas. Mengabaikan kebutuhan dasar seperti tidur cukup, makan sehat, olahraga teratur, dan waktu istirahat hanya akan memperburuk overthinking dan perasaan negatif. Ketika tubuh dan pikiran lelah, kita jadi lebih rentan terhadap stres, kecemasan, dan depresi.
Solusi: Prioritaskan self-care. Pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup (7-8 jam), makan makanan bergizi, bergerak aktif setiap hari, dan meluangkan waktu untuk relaksasi dan aktivitas yang kamu nikmati. Ingat, merawat diri sendiri bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan.
8. Menunda-nunda Pekerjaan (Procrastination)
Menunda-nunda pekerjaan justru akan memperburuk overthinking. Semakin lama kita menunda, semakin besar kecemasan dan tekanan yang kita rasakan. Pikiran tentang tugas yang belum selesai akan terus menghantui, mengganggu fokus dan produktivitas kita.
Solusi: Pecah tugas besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola. Buat jadwal yang realistis, dan mulai kerjakan tugas secara bertahap. Gunakan teknik time management seperti Pomodoro Technique untuk meningkatkan fokus dan efisiensi. Ingat, langkah kecil lebih baik daripada tidak melangkah sama sekali.
9. Kurang Bersyukur
Fokus pada kekurangan dan hal-hal yang belum dimiliki hanya akan memicu overthinking dan perasaan tidak puas. Kurang bersyukur membuat kita lupa akan semua hal baik yang sudah kita miliki dalam hidup. Padahal, rasa syukur adalah kunci kebahagiaan dan kedamaian batin.
Solusi: Latih diri untuk bersyukur setiap hari. Buat jurnal rasa syukur, dan tuliskan hal-hal positif yang kamu alami setiap hari, sekecil apapun itu. Fokus pada apa yang kamu miliki, bukan pada apa yang belum kamu miliki. Ingat, kebahagiaan tidak selalu tentang memiliki lebih banyak, tetapi tentang mensyukuri apa yang sudah ada.






