Dapur-dapur SPPG yang akan dibangun diharapkan menyerap bahan baku lokal seperti: Beras dari petani sekitar,Sayur dan buah dari kebun masyarakat,Ikan segar dari nelayan lokal, dan Produk olahan rumah tangga dari UMKM.
Model ini secara tidak langsung akan menciptakan sirkulasi ekonomi lokal yang sehat dan mandiri. Jika diterapkan dengan benar, MBG tidak hanya menyehatkan masyarakat, tetapi juga memutar roda ekonomi desa secara berkelanjutan.
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional menempatkan program MBG sebagai pilar strategis menuju Indonesia Emas 2045, yakni visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia berbasis pada bonus demografi.
Riset menunjukkan bahwa pada 2045, Indonesia akan memiliki populasi usia produktif yang dominan, mencapai lebih dari 65% dari total populasi. Tanpa kualitas gizi yang baik, bonus ini justru bisa menjadi beban sosial.
“Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh cerdas dan kuat. Kalau gizinya baik, prestasinya juga akan baik, produktivitas meningkat,” kata Ahmad Azhari Gufron, anggota DPRD Kota Mataram yang turut menghadiri acara.
Ia menyebut bahwa MBG adalah jawaban konkret terhadap berbagai tantangan seperti stunting, anemia, serta kurang energi kronik yang masih ditemukan pada siswa dan ibu hamil di daerah-daerah pelosok.
Dalam kesempatan itu, para pejabat dari BGN juga menyampaikan bahwa program MBG telah dirancang untuk memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang ketat. Setiap dapur SPPG akan diawasi secara berkala, termasuk dari segi kualitas makanan, penggunaan anggaran, serta pelibatan tenaga kerja lokal.
Untuk memastikan efektivitas program, BGN juga bekerja sama dengan: Pemerintah daerah setempat (pemda),Puskesmas dan Dinas Kesehatan,Sekolah dan komite orang tua siswa, dan Pelaku usaha dan koperasi lokal.
Camat Ampenan Muzakir Walad menambahkan bahwa pihak kecamatan siap mendukung penuh program ini di tingkat kelurahan. Ia juga berharap bahwa partisipasi masyarakat akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Program MBG bukan hanya tentang makan gratis, tapi tentang membangun masa depan bangsa melalui peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sosialisasi di Mataram menjadi langkah awal dari perluasan jangkauan program ini di seluruh wilayah NTB dan Indonesia.
“Kalau anak-anak kita makan bergizi setiap hari, otaknya segar, belajarnya semangat, prestasinya meningkat. Ini investasi jangka panjang,” pungkas Muazzim Akbar.
DPR RI bersama BGN berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan afirmatif yang mendukung pembangunan gizi masyarakat, dengan harapan setiap anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di era global.






