lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa khawatir ketika lupa menaruh kunci motor, atau saat tiba-tiba blank ketika ingin menyebutkan nama teman lama? Wajar kok, apalagi di tengah padatnya aktivitas dan informasi yang kita terima setiap hari. Tapi, bagaimana jika lupa-lupa ini semakin sering terjadi, bahkan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari? Nah, kamu perlu waspada, bisa jadi ini adalah gejala awal dari demensia dini.
Demensia, atau yang lebih dikenal dengan istilah pikun, biasanya identik dengan usia lanjut. Namun, tahukah kamu bahwa demensia juga bisa menyerang usia muda? Kondisi inilah yang disebut dengan demensia dini, atau demensia onset awal. Mungkin istilah ini masih terdengar asing, tapi penting banget untuk kita bahas, terutama karena gaya hidup modern dan tekanan hidup yang semakin meningkat bisa jadi pemicunya.
Apa Sebenarnya Demensia Dini Itu?
Demensia dini bukanlah penyakit menular, melainkan sebuah sindrom atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh gangguan pada otak. Gangguan ini menyebabkan penurunan fungsi kognitif, yaitu kemampuan berpikir, mengingat, dan bernalar, yang terjadi lebih awal dari usia umumnya, yaitu sebelum usia 65 tahun.
Penting untuk dipahami bahwa demensia dini bukanlah bagian normal dari penuaan. Ini adalah kondisi medis serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Meskipun jarang terjadi dibandingkan demensia pada usia lanjut, demensia dini memiliki dampak yang signifikan, terutama karena menyerang individu di usia produktif, saat mereka sedang membangun karir, keluarga, dan menikmati hidup.
Mengapa Demensia Dini Perlu Menjadi Perhatian Kita?
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih kita perlu membahas demensia dini? Bukannya itu penyakit orang tua? Justru karena anggapan inilah kita perlu lebih aware. Demensia dini seringkali terabaikan atau salah didiagnosis pada awalnya. Gejala yang muncul pada usia muda seringkali dianggap sebagai stres, depresi, atau masalah psikologis lainnya. Akibatnya, penanganan yang tepat seringkali terlambat dilakukan.
Selain itu, dampak demensia dini pada individu dan keluarga juga sangat besar. Bayangkan, di usia yang seharusnya penuh energi dan produktivitas, seseorang harus berjuang melawan penurunan fungsi otak yang progresif. Ini bukan hanya tentang kehilangan memori, tapi juga kehilangan kemandirian, kemampuan bersosialisasi, dan bahkan perubahan kepribadian.
Gejala Awal Demensia Dini yang Perlu Kamu Kenali
Demensia dini tidak datang secara tiba-tiba. Ada serangkaian gejala awal yang muncul secara bertahap. Mengenali gejala-gejala ini sejak dini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang lebih awal. Berikut adalah beberapa gejala awal demensia dini yang perlu kamu perhatikan:
-
Perubahan Memori Jangka Pendek: Ini adalah gejala yang paling umum dan seringkali menjadi tanda pertama demensia dini. Bukan sekadar lupa menaruh kunci, tapi kesulitan mengingat informasi yang baru saja didapatkan, lupa janji penting, atau berulang kali menanyakan hal yang sama dalam waktu singkat.
-
Sulit Menemukan Kata yang Tepat: Pernahkah kamu merasa “di ujung lidah” saat ingin mengatakan sesuatu, tapi kata yang tepat seolah menghilang? Pada demensia dini, kesulitan ini menjadi lebih sering dan parah. Orang dengan demensia dini mungkin kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara atau menulis, sering mengganti kata dengan deskripsi yang panjang, atau berhenti di tengah kalimat karena kehilangan ide.
-
Kesulitan Menyelesaikan Tugas yang Biasa Dilakukan: Tugas-tugas rutin yang sebelumnya mudah dilakukan, seperti memasak, mengemudi, atau mengoperasikan perangkat elektronik, menjadi terasa sulit dan membingungkan. Ini bukan karena malas, tapi karena otak kesulitan memproses langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut.






