Baik Tapi Menyakiti, Tanda Sedang Dimainkan secara Emosional

Baik Tapi Menyakiti, Tanda Sedang Dimainkan secara Emosional
Baik Tapi Menyakiti, Tanda Sedang Dimainkan secara Emosional (www.freepik.com)

lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa ada yang salah dengan percakapanmu, tapi sulit sekali menentukan apa masalahnya? Rasanya seperti berbicara dengan tembok, tapi temboknya bisa menyindir dan membuatmu merasa bersalah tanpa alasan yang jelas. Jika ya, kemungkinan besar kamu sedang berhadapan dengan komunikasi pasif-agresif. Gaya komunikasi ini bisa sangat melelahkan, membuat frustrasi, bahkan merusak hubungan, baik personal maupun profesional. Seringkali, individu yang menggunakan pola ini ingin dimengerti, namun memilih cara yang berbelit dan tidak langsung untuk mengungkapkan perasaannya. Yuk, kita bedah tuntas ciri-ciri utamanya agar kamu lebih peka dan bisa menyikapi situasi ini dengan bijak.

Mengapa Sulit Mengenali Pasif-Agresif?

Salah satu hal yang membuat perilaku pasif-agresif sulit dikenali adalah sifatnya yang tidak langsung. Mereka jarang sekali menunjukkan kemarahan atau ketidaksetujuan secara terbuka. Sebaliknya, mereka menyembunyikan emosi negatif di balik tindakan atau perkataan yang tampak “biasa” namun memiliki makna terselubung. Ini seperti teka-teki yang harus kamu pecahkan, padahal kamu tidak pernah mendaftar untuk ikut kontes memecahkan teka-teki. Alhasil, kamu sering kali merasa bingung, kesal, atau bahkan menyalahkan diri sendiri.

1. “Baik-baik Saja Kok!” – Ketika Kata-kata Berbanding Terbalik dengan Ekspresi

Ini adalah kalimat klise yang paling sering digunakan. Kamu mungkin bertanya, “Ada apa? Kamu kelihatan sedih,” dan jawabannya adalah, “Nggak apa-apa kok, santai aja,” dengan nada dingin atau ekspresi wajah yang jelas menunjukkan sebaliknya. Mereka mungkin mengklaim tidak ada masalah, tapi bahasa tubuh mereka (seperti menghela napas panjang, mata melirik, atau bibir cemberut) menceritakan kisah yang berbeda. Ini adalah bentuk penolakan perasaan yang jujur, memaksa kamu untuk “membaca pikiran” mereka. Mereka berharap kamu mengerti tanpa perlu mereka bicara. Frustrasi, bukan? Ini adalah salah satu tanda komunikasi tidak langsung yang paling jelas.

2. Sindiran Halus nan Menusuk – Kritik Terselubung yang Bikin Kuping Panas

Alih-alih menyatakan ketidaksetujuan atau kritik secara langsung, orang pasif-agresif akan menggunakan sindiran. Contohnya, ketika kamu mengenakan baju baru, mereka mungkin berkomentar, “Wah, berani juga ya pakai warna itu, lain dari biasanya.” Sekilas, ini terdengar seperti pujian, tapi ada nada tersembunyi yang menyiratkan kritik atau ketidaksetujuan. Mereka bisa jadi juga menggunakan pujian yang disisipi komentar negatif, seperti, “Kamu lumayan pintar sih, tapi sayangnya kurang teliti.” Ini adalah cara mereka melampiaskan kekesalan tanpa harus menghadapi konfrontasi langsung. Mereka ingin menyampaikan ketidakpuasan, namun dengan cara yang membuat mereka “aman” dari tuduhan langsung. Sindiran ini bisa sangat melukai, karena kamu tahu ada sesuatu yang salah, tapi sulit sekali untuk menunjukkan buktinya.

3. Penundaan atau Prokrastinasi yang Disengaja – ‘Lupa’ atau ‘Sibuk’ yang Mencurigakan

Ketika diminta melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan, orang pasif-agresif sering menunjukkan perlawanan melalui penundaan atau prokrastinasi. Mereka mungkin berjanji akan melakukannya, tapi pekerjaan itu tak kunjung selesai, atau selalu ada alasan lain yang menghambatnya. Misalnya, “Oh iya, nanti ya,” yang berarti “Aku tidak mau melakukannya, tapi aku tidak mau bilang tidak.” Mereka mungkin bulus, ‘lupa’ akan tugas penting, atau ‘terlalu sibuk’ meskipun kamu tahu mereka punya waktu luang. Ini adalah bentuk kontrol pasif, di mana mereka menghindari tanggung jawab atau menunjukkan penolakan tanpa harus secara eksplisit menolak. Ini bisa sangat merugikan dalam konteks tim kerja atau hubungan personal yang membutuhkan komitmen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *