Kecemasan Berlebihan Terhadap Penilaian Orang Lain
Mereka mungkin menunjukkan kegelisahan sebelum presentasi, ujian, atau bahkan interaksi sosial. Mereka akan sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka dan berusaha keras untuk membuat kesan yang baik.
Kurangnya Inisiatif dalam Membuat Pilihan Pribadi
Ketika diberi pilihan, mereka mungkin selalu bertanya “mana yang lebih baik?” atau “mana yang kamu mau?”. Ini menunjukkan kurangnya koneksi dengan preferensi pribadi mereka dan ketergantungan pada arahan orang lain. Mereka mungkin kesulitan memutuskan hobi apa yang mereka suka, atau bahkan makanan apa yang ingin mereka makan.
Solusi dan Pendekatan Empati: Mendukung Mereka Tumbuh Utuh
Jika kamu adalah orang tua, guru, atau teman dari “anak yang tak pernah membuat masalah”, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka melepaskan beban ini dan tumbuh menjadi individu yang utuh dan bahagia.
Ciptakan Lingkungan yang Aman untuk Mengekspresikan Diri
Ini adalah fondasi utama. Buatlah rumah atau lingkungan yang memungkinkan anak untuk merasa aman dalam mengekspresikan semua emosi mereka, baik positif maupun negatif, tanpa takut dihakimi atau dikritik. Validasi perasaan mereka dengan mengatakan, “Tidak apa-apa kok kalau kamu merasa marah/sedih/frustrasi.” Dengarkan tanpa menyela atau menawarkan solusi instan. Biarkan mereka tahu bahwa semua perasaan itu normal dan manusiawi.
Fokus pada Usaha, Bukan Hanya Hasil Akhir
Alih-alih hanya memuji nilai sempurna atau pencapaian besar, berikan penghargaan pada usaha dan proses yang mereka jalani. Contoh: “Mama bangga melihat kamu berusaha keras mengerjakan tugas ini, meskipun hasilnya tidak sempurna, kerja kerasmu itu luar biasa!” Ini akan membantu mereka memahami bahwa nilai diri mereka tidak hanya terletak pada hasil akhir, tetapi juga pada dedikasi dan pertumbuhan.
Ajarkan Batasan Sehat dan Hak untuk Mengatakan “Tidak”
Secara aktif ajari mereka tentang pentingnya menetapkan batasan pribadi. Berikan contoh bagaimana mengatakan “tidak” dengan sopan dan tegas ketika sesuatu tidak sesuai dengan keinginan atau kemampuan mereka. Latih mereka untuk memprioritaskan diri sendiri. Mulailah dari hal kecil, seperti membiarkan mereka memilih film atau makanan, dan menghargai pilihan mereka meskipun berbeda dari keinginanmu.
Dorong Eksplorasi dan Kesalahan Sebagai Bagian dari Pembelajaran
Berikan ruang bagi mereka untuk mencoba hal-hal baru, bahkan jika ada risiko kegagalan. Rayakan proses belajar dari kesalahan, bukan hanya keberhasilan. Jelaskan bahwa setiap orang membuat kesalahan, dan itu adalah bagian alami dari pertumbuhan. “Ini adalah kesempatan untuk belajar hal baru” adalah kalimat yang jauh lebih memberdayakan daripada “Jangan sampai salah lagi.”
Bantu Mereka Menemukan Identitas Diri Mereka Sendiri
Ajak mereka untuk mengeksplorasi minat dan hobi yang murni datang dari diri mereka, bukan dari harapan orang lain. Tanyakan pada mereka apa yang benar-benar mereka sukai, bukan apa yang mereka pikir harus mereka sukai. Dukung pilihan mereka, meskipun itu tidak sesuai dengan gambaran idealmu. Ini membantu mereka membangun identitas yang kuat dan otentik.
Kurangi Perbandingan dengan Orang Lain
Hindari membandingkan mereka dengan saudara, teman, atau bahkan diri kamu di masa lalu. Setiap anak adalah individu yang unik dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Fokus pada pertumbuhan pribadi mereka dan pencapaian mereka sendiri.
Konsultasi dengan Profesional Jika Diperlukan
Jika kamu melihat tanda-tanda beban psikologis yang signifikan, seperti kecemasan kronis, depresi, atau kesulitan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau terapis anak. Profesional dapat memberikan alat dan strategi yang tepat untuk membantu anak memproses emosi mereka dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat.






