Overthinking? Bisa Jadi Luka Batin Biang Keladinya!

Overthinking? Bisa Jadi Luka Batin Biang Keladinya!
Overthinking? Bisa Jadi Luka Batin Biang Keladinya! (www.freepik.com)

Gejala Overthinking yang Dipicu Luka Batin

Mengenali gejala overthinking yang bersumber dari luka batin itu penting. Salah satu ciri utamanya adalah pola pikir yang berulang dan cenderung negatif. Kamu mungkin merasa sulit menghentikan pikiran-pikiran tersebut, bahkan setelah kamu mencoba meyakinkan diri bahwa semuanya baik-baik saja.

Berikut beberapa gejalanya:

  • Terjebak dalam “Bagaimana Jika”: Kamu terus-menerus memikirkan skenario terburuk, bahkan untuk hal-hal yang sangat kecil. “Bagaimana jika aku mengatakan hal yang salah?” “Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku lagi?”
  • Menganalisis Berlebihan: Kamu menganalisis setiap kata, nada suara, dan ekspresi wajah orang lain secara berlebihan, mencari makna tersembunyi yang seringkali tidak ada.
  • Sulit Mengambil Keputusan: Ketakutan akan membuat kesalahan yang dipicu oleh luka batin membuat kamu kesulitan mengambil keputusan, bahkan yang sederhana sekalipun.
  • Insomnia atau Gangguan Tidur: Pikiran yang terus berputar membuat kamu sulit tidur atau tidur tidak nyenyak.
  • Kecemasan Sosial: Kamu mungkin merasa cemas dalam situasi sosial, khawatir akan dihakimi atau ditolak.
  • Perasaan Tidak Layak atau Tidak Cukup Baik: Luka batin seringkali disertai dengan perasaan ini, yang membuat kamu lebih rentan terhadap overthinking saat ada situasi yang memicu keraguan diri.
  • Menghindari Situasi Tertentu: Untuk menghindari pemicu, kamu mungkin mulai menghindari situasi atau interaksi tertentu yang sebelumnya memicu overthinking.

Jika kamu sering mengalami beberapa gejala ini, ada kemungkinan besar overthinking yang kamu alami bukan hanya sekadar kebiasaan berpikir, tetapi juga terkait erat dengan pengalaman emosional yang belum terselesaikan. Mengakui ini adalah langkah pertama yang sangat penting untuk memulai proses penyembuhan.

Memutus Rantai Overthinking: Strategi untuk Membantu Diri Sendiri

Memutus rantai overthinking yang berakar pada luka batin memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Ini membutuhkan kesabaran, kesadaran diri, dan kemauan untuk menghadapi apa yang ada di dalam diri. Ingat, kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini.

1. Kenali dan Terima Keberadaan Luka Batin

Langkah pertama adalah mengakui bahwa luka batin itu ada dan memengaruhi kamu. Ini bukan tentang menyalahkan masa lalu atau orang lain, tapi tentang memahami bagaimana pengalaman tersebut membentuk dirimu hari ini. Terkadang, kita cenderung menekan atau mengabaikan luka batin karena terlalu menyakitkan untuk dihadapi. Namun, semakin kita menekan, semakin kuat pengaruhnya secara tidak sadar.

Coba luangkan waktu untuk merenung: “Kapan pertama kali aku merasa seperti ini?”, “Apa pengalaman masa lalu yang mungkin berkontribusi pada caraku bereaksi sekarang?”. Tidak perlu menganalisis secara berlebihan, cukup sadari dan terima. Penerimaan adalah kunci.

2. Latih Kesadaran Diri (Mindfulness)

Mindfulness adalah praktik untuk hadir sepenuhnya di momen sekarang tanpa menghakimi. Ketika overthinking menyerang, pikiran kita cenderung melayang ke masa lalu atau masa depan. Dengan mindfulness, kamu bisa melatih diri untuk menarik pikiran kembali ke saat ini.

Mulailah dengan latihan sederhana: perhatikan napasmu, rasakan sensasi di tubuhmu, dengarkan suara di sekitarmu. Ketika sebuah kalimat memicu overthinking, sadari pikiran-pikiran yang muncul tanpa langsung bereaksi. Amati saja, seperti awan yang lewat di langit. Latihan ini membantu menciptakan jarak antara kamu dan pikiranmu, sehingga kamu tidak terlalu terikat pada setiap pikiran yang muncul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *