4. “Kenapa aku harus berbohong tentang itu?”
Frasa ini seringkali digunakan sebagai bentuk pembelaan diri yang defensif. Ketika seseorang menjawab tuduhan dengan pertanyaan retoris seperti ini, alih-alih memberikan penjelasan yang jelas, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa terpojok dan sedang mencoba untuk mengalihkan perhatian dari isu sebenarnya.
Mengapa ini mencurigakan? Orang yang tidak bersalah biasanya akan memberikan penjelasan yang lugas dan mencoba untuk meluruskan kesalahpahaman, bukan malah balik bertanya dengan nada defensif.
Contoh: “Kamu pikir aku mengambil uangmu? Kenapa aku harus berbohong tentang itu?”
5. Memberikan terlalu banyak detail
Ketika seseorang berbohong, mereka seringkali merasa perlu untuk menambahkan detail yang berlebihan dalam cerita mereka untuk membuatnya terlihat lebih meyakinkan. Namun, detail yang terlalu banyak dan tidak perlu justru bisa menjadi bumerang dan membuat cerita tersebut terdengar tidak masuk akal atau dibuat-buat.
Mengapa ini mencurigakan? Orang yang jujur biasanya akan memberikan jawaban yang ringkas dan fokus pada poin-poin penting. Detail yang berlebihan bisa menjadi upaya untuk menutupi kekurangan dalam cerita inti.
Contoh: “Aku pergi ke supermarket, lalu bertemu dengan teman lamaku di bagian buah-buahan, kami sempat ngobrol sebentar tentang cuaca, lalu aku membeli beberapa barang dan langsung pulang karena jalanan sangat macet.” (Padahal yang ditanyakan hanya keberadaannya saat kejadian).
6. Mengubah topik pembicaraan secara tiba-tiba
Ketika seseorang merasa tidak nyaman atau terpojok dengan pertanyaan tertentu, mereka mungkin akan mencoba untuk mengubah topik pembicaraan secara tiba-tiba. Ini adalah taktik penghindaran yang umum digunakan oleh orang yang tidak ingin menjawab pertanyaan secara jujur.
Mengapa ini mencurigakan? Orang yang tidak memiliki sesuatu untuk disembunyikan biasanya akan bersedia untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan terbuka dan jujur.
Contoh: (Ditanya tentang keterlibatannya dalam suatu masalah) “Oh ya, ngomong-ngomong, kamu sudah lihat film terbaru itu belum? Katanya bagus banget.”
7. Menggunakan bahasa tubuh yang tidak sesuai dengan perkataan
Meskipun fokus artikel ini adalah pada frasa verbal, penting juga untuk memperhatikan bahasa tubuh. Jika seseorang mengatakan sesuatu tetapi bahasa tubuh mereka menunjukkan hal yang berbeda (misalnya, mengatakan “tidak” sambil menggelengkan kepala), ini bisa menjadi indikasi adanya ketidakjujuran.
Mengapa ini mencurigakan? Bahasa tubuh seringkali merupakan refleksi bawah sadar dari emosi dan pikiran seseorang. Ketidaksesuaian antara perkataan dan bahasa tubuh bisa menjadi pertanda adanya konflik internal atau upaya untuk menyembunyikan kebenaran.
Contoh: Mengatakan “Aku baik-baik saja” dengan nada lesu dan menghindari kontak mata.
8. “Kamu tahu aku tidak akan melakukan itu.”
Frasa ini seringkali digunakan untuk memanipulasi emosi lawan bicara. Dengan mencoba membangun rasa kepercayaan atau kedekatan emosional, orang yang tidak jujur berharap bisa menghindari pertanyaan lebih lanjut atau membuat lawan bicara meragukan kecurigaan mereka.
Mengapa ini mencurigakan? Orang yang benar-benar tidak bersalah akan memberikan penjelasan yang logis dan berdasarkan fakta, bukan mencoba untuk bermain-main dengan emosi.
Contoh: “Sayang, kamu tahu kan aku tidak akan pernah menyakitimu.” (Diucapkan saat ada indikasi perselingkuhan).
9. Mengulang pertanyaan sebelum menjawab
Ketika seseorang mengulang pertanyaan sebelum menjawab, ini bisa menjadi taktik untuk membeli waktu agar bisa memikirkan jawaban yang tidak jujur atau untuk mengumpulkan keberanian untuk berbohong.
Mengapa ini mencurigakan? Orang yang jujur biasanya akan memberikan jawaban secara langsung dan tanpa perlu menunda-nunda.
Contoh: “Jadi, kamu bilang kamu melihatku di sana jam 10 malam?” (Mengulang pertanyaan dengan nada bertanya).






