Berita

Menjelajahi Keunikan Tradisi Ramadhan dan Idul Fitri di Nusa Tenggara Barat: Dari Lebaran Topat hingga Ngejot

×

Menjelajahi Keunikan Tradisi Ramadhan dan Idul Fitri di Nusa Tenggara Barat: Dari Lebaran Topat hingga Ngejot

Sebarkan artikel ini
Menjelajahi Keunikan Tradisi Ramadhan dan Idul Fitri di Nusa Tenggara Barat, Dari Lebaran Topat hingga Ngejot
Image by Info Publik

Lombok Barat, NTB – Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan hanya tentang pantai indah dan Gunung Rinjani yang memesona. Di balik keindahan alamnya, NTB menyimpan kekayaan budaya yang terpancar dalam tradisi Ramadhan dan Idul Fitri yang unik dan beragam.

Lebih dari Sekadar Ibu Kota:

Mengenal NTB tidak cukup dengan mengunjungi Mataram, ibu kota provinsinya. Setiap kabupaten dan kota di NTB memiliki keunikan dan potensinya sendiri, termasuk hasil produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berakar dari tradisi lokal yang masih lestari. Potensi daerah ini, jika menggali dan mengembangkannya, dapat menjadi kunci kemajuan NTB di masa depan.

Menjembatani Generasi dengan Tradisi:

Sayangnya, cerita tentang keunikan dan keragaman NTB ini masih belum banyak yang masyarakat ketahui, terutama generasi milenial. Jarang sekali menemukan buku yang menceritakannya dengan bahasa kekinian. Buku sejarah memang banyak, tetapi kurang menarik bagi milenial yang lebih menyukai bacaan yang ringan dan mudah memahaminya.

Baca Juga  Logistik Pemilu Lombok Barat Aman Terkendali, Wakapolres: Personel Siaga Jaga Keamanan

Ramadhan dan Idul Fitri: Semarak Tradisi dan Kebersamaan:

Bulan Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momen istimewa di NTB, di mana tradisi dan kebersamaan masyarakat bersemi dengan indah. Salah satu tradisi yang unik adalah Lebaran Topat, atau Lebaran Kedua, yang dirayakan masyarakat Lombok dengan lebih meriah daripada Lebaran Idul Fitri.

Pada Lebaran Topat, masyarakat di Mataram dan Lombok Barat berziarah ke makam-makam ulama, kemudian mengunjungi tempat wisata bersama keluarga. Tradisi ini mempererat tali persaudaraan dan rasa saling menghormati.

Momen Lebaran juga menjadi waktu untuk saling mengunjungi dan bersilaturahmi, dengan sebutan tradisi Halal Bi Halal. Tradisi ini biasanya dengan makan bersama. Keluarga yang tinggal dekat dikunjungi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi keluarga yang tinggal jauh. Tradisi ini merupakan bentuk penghargaan dan rasa cinta terhadap keluarga.

Baca Juga  Patroli Rutin Polsek Sekotong Beri Rasa Aman dan Nyaman bagi Warga dan Peternak Sapi

Semarak Tradisi Ngejot:

Kemeriahan Ramadhan dan Idul Fitri di Lombok semakin terasa dengan tradisi Ngejot, yaitu tradisi saling mengantar makanan. Tradisi ini bahkan menjadi agenda tetap Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Festival Ngejot yang diadakan di Desa Lenek, Kecamatan Lenek, menghadirkan berbagai hidangan tradisional Lombok yang lezat. Masyarakat saling berbagi makanan dengan penuh sukacita, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.

Tradisi Ramadhan dan Idul Fitri di NTB bukan hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang melestarikan budaya dan mempererat tali persaudaraan. Keunikan dan keragaman tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi NTB, dan perlu terus dilestarikan dan dipromosikan kepada generasi muda.

Baca Juga  Patroli Rutin Polsek Labuapi Menciptakan Situasi Aman dan Kondusif

Pesan untuk Generasi Milenial:

Mari kita jaga dan lestarikan tradisi Ramadhan dan Idul Fitri di NTB. Tradisi ini bukan hanya warisan budaya yang berharga, tetapi juga perekat tali persaudaraan dan kunci kemajuan NTB di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *