DaerahSosial BudayaWisata

Juara Bertahan Ogoh-Ogoh Banjar Ambengan: Menyatukan Tradisi dan Pelestarian Alam

×

Juara Bertahan Ogoh-Ogoh Banjar Ambengan: Menyatukan Tradisi dan Pelestarian Alam

Sebarkan artikel ini

Mataram, NTB – Di tengah gemerlap kota Mataram, sebuah revolusi seni telah lahir dari tangan-tangan kreatif pemuda Banjar Ambengan. Mereka bukan hanya seniman, tetapi juga pahlawan lingkungan yang dengan cermat mengubah koran bekas dan serpihan kayu menjadi karya monumental ogoh-ogoh Sangkakala Wijaya.

Sangkakala Wijaya: Simbol Keteguhan dan Kelestarian

“Dibuat dengan dedikasi selama dua bulan, ogoh-ogoh ini bukan sekadar patung, melainkan simbol keteguhan dan kelestarian. I Wayan Suaryasa, arsitek di balik karya ini, berbagi, “Kami menggunakan sekitar 25 kilogram koran dan bambu yang kami peroleh dari berbagai sumber, termasuk rekan-rekan di kepolisian dan TNI, untuk membawa visi kami menjadi nyata dalam mengkampanyekan kebersihan lingkungan bebas sampah plastik.” Ujar Wayan Suaryasa.

Baca Juga  Sinergi Babinsa dan Dinas Pertanian: Solusi Pengairan Sawah di Tengah Kekeringan

Kreativitas Bertemu Kepedulian Lingkungan

Ketua Banjar Ambengan, I Gusti Agung Bagus Widnyana Yoga, menambahkan, “Tidak hanya mempertahankan tradisi, kelompok pemuda ini juga menunjukkan kepedulian mendalam terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan daur ulang, mereka menetapkan standar baru dalam pembuatan ogoh-ogoh yang ramah lingkungan. Upaya ini merupakan langkah kecil namun signifikan dalam menjaga kelestarian alam,” tambahnya.

 

Juara Bertahan dengan Narasi yang Menghidupkan

“Banjar Ambengan tidak hanya berpartisipasi, tetapi juga mendominasi festival ogoh-ogoh dengan menjadi juara berturut-turut selama empat tahun. Kreativitas mereka tidak terbatas pada bentuk, tetapi juga narasi yang menghidupkan karakter ogoh-ogoh, menjadikan setiap karya lebih dari sekadar objek,” tutur I Gusti Agung Bagus Widnyana Yoga.

Baca Juga  Kerja Sama TNI dan Petani: Panen 2,5 Ton Padi di Lombok Barat, Bukti Kebersamaan dan Produktivitas

 

Nyepi: Lebih dari Hari Suci

“Perayaan Nyepi di Mataram kini memiliki makna yang lebih dalam. Ogoh-ogoh ramah lingkungan ini menjadi bukti bahwa tradisi Bali tidak hanya menjaga nilai-nilai spiritual, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup. Hari suci ini menjadi hari yang bermanfaat bagi bumi, mengajarkan kita bahwa keharmonisan dengan alam adalah bagian dari kesucian itu sendiri,” ujar Walikota Mataran H. Mohan Rohliskana, dalam sambutan pelepasan 133 peserta Pawai Ogoh-ogoh se-Kota Mataram dan sekitarnya di Depan Kantor Keluarahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegra, Kota Mataram, Minggu (10/3/2024).

 

“Dengan setiap ogoh-ogoh yang dibangun, Banjar Ambengan tidak hanya merayakan Nyepi, tetapi juga menunjukkan bagaimana tradisi dan kepedulian lingkungan dapat berjalan seiring, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk kita semua.” Tutup Walikota Mataram.

Baca Juga  Babinsa Koramil 1606-09/Ampenan Berikan Pembekalan Cinta Tanah Air dan Peduli Lingkungan kepada Anak TK Al-Hamidi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *