Nyongkolan Aman, Polsek Labuapi Jaga Tradisi Sasak

  • Bagikan
Nyongkolan Aman, Polsek Labuapi Jaga Tradisi Sasak

Lombok Barat – Personil Polsek Labuapi, Polres Lombok Barat, Polda NTB, mengamankan kegiatan tradisi adat Nyongkolan di wilayah Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (30/11/2024). Tradisi ini berlangsung aman dan kondusif berkat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.

Kapolsek Labuapi, Ipda I Nyoman Rudi Santosa, menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan personil untuk memastikan kegiatan berlangsung lancar tanpa gangguan keamanan. “Kami selalu siap memberikan pengamanan pada setiap kegiatan adat seperti Nyongkolan. Tradisi ini merupakan bagian dari budaya masyarakat yang harus kita jaga bersama,” ujar Rudi.

Pengamanan di Dua Lokasi Strategis

Kegiatan Nyongkolan yang berlangsung pada sore hari tersebut mencakup dua rute utama di wilayah Kecamatan Labuapi.

  1. Rute Telagawaru ke Paokkambut
    Dimulai dari depan Masjid Telagawaru, rombongan berjalan kaki sejauh kurang lebih 300 meter menuju Dusun Paokkambut, Desa Telagawaru. Sekitar 150 peserta mengikuti tradisi ini, diiringi alat musik tradisional Kecimol. Rombongan berakhir di rumah mempelai di Dusun Paokkambut dengan suasana penuh kehangatan budaya.
  2. Rute Sengkongo ke Karang Bangket
    Pada rute kedua, tradisi dimulai dari simpang tiga Dusun Sengkongo, melintasi jalan dusun sejauh 300 meter, dan berakhir di rumah mempelai di Dusun Karang Bangket, Desa Kuranji. Rombongan di rute ini juga diikuti oleh sekitar 150 peserta dengan iringan alat musik yang sama.

Setiap rute dipantau oleh personil gabungan dari Bhabinkamtibmas Telagawaru dan Desa Kuranji, serta tim SPKT Polsek Labuapi. Pengamanan berlangsung hingga kegiatan berakhir pada pukul 17.45 WITA.

Nyongkolan: Tradisi yang Sarat Makna

Nyongkolan merupakan tradisi adat suku Sasak di Lombok yang dilakukan sebagai bagian dari prosesi pernikahan. Dalam tradisi ini, pengantin pria bersama keluarga besar dan kerabatnya mengantarkan pengantin wanita ke rumah mempelai dengan berjalan kaki. Iringan musik tradisional, seperti Kecimol, menambah kemeriahan suasana.

“Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan kepada mempelai wanita, tetapi juga mempererat hubungan kekeluargaan antar keluarga besar,” jelas Ipda Rudi.

Namun demikian, pelaksanaan Nyongkolan sering kali menimbulkan potensi gangguan lalu lintas mengingat rombongan menggunakan jalan umum.

Oleh karena itu, pengamanan dari pihak kepolisian sangat penting untuk memastikan kegiatan berlangsung tertib.

Upaya Preventif Polsek Labuapi

Sebagai langkah antisipatif, Polsek Labuapi telah mengerahkan sejumlah personil untuk memantau kegiatan sejak awal hingga selesai. Bhabinkamtibmas dari masing-masing desa terlibat aktif dalam memastikan koordinasi dengan panitia penyelenggara berjalan baik.

“Kami selalu mengutamakan pendekatan preventif untuk meminimalisir potensi gangguan. Kehadiran polisi di lapangan juga memberikan rasa aman kepada masyarakat,” tambah Ipda Rudi.

Selain pengamanan, aparat juga berperan dalam mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi agar tidak terjadi kemacetan. Hal ini penting mengingat Nyongkolan sering melibatkan jalan-jalan kecil di dusun yang rawan tersendat.

Situasi Kondusif dan Tanggapan Warga

Selama pelaksanaan, situasi berlangsung aman dan tertib. Tidak ada laporan gangguan keamanan maupun insiden yang berarti. Para peserta dan warga sekitar merasa terbantu dengan kehadiran aparat kepolisian.

“Kami sangat berterima kasih atas pengamanan dari Polsek Labuapi. Dengan adanya pengawalan, acara bisa berjalan lancar tanpa gangguan,” ungkap salah satu warga Dusun Telagawaru yang mengikuti Nyongkolan.

Hal senada juga disampaikan oleh warga Dusun Karang Bangket. “Biasanya acara seperti ini rawan macet, tapi dengan adanya polisi, semua jadi lebih teratur,” ujar seorang peserta Nyongkolan.

Komitmen Polsek Labuapi

Kegiatan pengamanan tradisi adat seperti ini menunjukkan komitmen Polsek Labuapi dalam menjaga keamanan serta melestarikan budaya lokal. Kapolsek Labuapi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung setiap kegiatan masyarakat, baik dalam bentuk pengamanan maupun dukungan lainnya.

“Tradisi adat adalah identitas kita. Sebagai aparat, tugas kami bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga memastikan kelestarian budaya tetap terjaga,” tutup Ipda Rudi.

Dengan berakhirnya kegiatan pada Sabtu sore, Nyongkolan di Kecamatan Labuapi sekali lagi menjadi bukti harmonisasi antara tradisi lokal dan pengamanan modern, yang diharapkan terus terjaga di masa mendatang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *