lombokprime.com – Kesalahan finansial saat bercerai seringkali menjadi momok yang menakutkan, bahkan lebih menyakitkan dari perpisahan itu sendiri. Di tengah badai emosi dan perubahan hidup yang drastis, urusan uang seringkali terabaikan atau bahkan diselesaikan dengan terburu-buru. Padahal, keputusan finansial yang diambil saat perceraian akan berdampak jangka panjang pada kehidupan Anda. Jangan sampai, alih-alih mendapatkan kebebasan baru, Anda justru terjerat masalah keuangan yang lebih pelik. Artikel ini hadir sebagai teman curhat sekaligus penunjuk jalan, membahas 9 kesalahan finansial umum yang sering terjadi saat perceraian dan bagaimana cara menghindarinya agar Anda bisa memulai babak baru dengan lebih tenang dan mandiri secara finansial.
Mengabaikan Anggaran dan Tidak Membuat Rencana Keuangan Baru
Setelah bertahun-tahun berbagi tanggung jawab finansial, perceraian akan membawa perubahan besar pada arus kas Anda. Jangan anggap remeh hal ini. Kesalahan pertama yang sering dilakukan adalah mengabaikan kebutuhan untuk membuat anggaran baru yang realistis. Anda mungkin terbiasa dengan pengeluaran rumah tangga yang ditanggung bersama, namun kini Anda harus menghitung ulang semuanya, mulai dari biaya tempat tinggal, tagihan bulanan, hingga kebutuhan pribadi.
Tanpa anggaran yang jelas, Anda akan kesulitan memantau pengeluaran dan potensi kekurangan dana. Cobalah untuk melacak semua pemasukan dan pengeluaran Anda selama beberapa bulan pertama setelah berpisah. Identifikasi pos-pos pengeluaran yang bisa dikurangi atau dihilangkan. Buatlah rencana keuangan yang solid, termasuk dana darurat untuk mengantisipasi kejadian tak terduga. Ingat, kemandirian finansial pasca perceraian dimulai dari pengelolaan anggaran yang baik. Ini bukan hanya soal angka, tapi juga tentang memberikan rasa aman dan kontrol atas hidup Anda.
Terlalu Cepat Menyepakati Pembagian Harta Gono Gini
Saat emosi sedang berkecamuk, keinginan untuk segera menyelesaikan proses perceraian seringkali membuat seseorang terburu-buru menyetujui pembagian harta gono gini. Ini bisa menjadi kesalahan finansial yang sangat merugikan. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari karena tidak mendapatkan bagian yang adil atau melepaskan aset berharga tanpa pertimbangan matang.
Sebelum menandatangani perjanjian apapun, luangkan waktu untuk memahami nilai sebenarnya dari semua aset yang Anda miliki bersama, termasuk rumah, kendaraan, investasi, tabungan, dan bahkan dana pensiun. Jika perlu, libatkan penilai independen untuk mendapatkan perkiraan nilai yang akurat. Pertimbangkan juga implikasi jangka panjang dari setiap aset. Misalnya, mempertahankan rumah mungkin terasa emosional, namun apakah Anda mampu menanggung semua biaya perawatannya sendiri? Jangan biarkan tekanan emosi mengalahkan logika finansial Anda. Negosiasikan pembagian harta dengan kepala dingin dan pastikan Anda mendapatkan apa yang memang menjadi hak Anda.
Tidak Mempertimbangkan Implikasi Pajak
Dalam proses perceraian, fokus seringkali tertuju pada pembagian aset dan tunjangan. Namun, jangan lupakan satu aspek penting yang bisa sangat memengaruhi kondisi keuangan Anda: pajak. Pembagian aset, penjualan properti, atau bahkan pembayaran tunjangan bisa memiliki implikasi pajak yang signifikan.
Misalnya, jika Anda menerima aset properti sebagai bagian dari penyelesaian perceraian, Anda mungkin akan dikenakan pajak properti di kemudian hari. Begitu juga jika Anda menjual aset tersebut, Anda mungkin perlu membayar pajak keuntungan modal. Tunjangan yang Anda terima atau bayarkan juga bisa memiliki konsekuensi pajak yang berbeda. Sebelum membuat kesepakatan finansial apapun, konsultasikan dengan ahli pajak untuk memahami implikasi pajak dari setiap keputusan. Dengan memahami aturan pajak, Anda bisa menghindari kejutan yang tidak menyenangkan dan membuat perencanaan keuangan yang lebih efektif.






