lombokprime.com – Pernahkah kamu merasa, “Duh, kok ya hidup zaman sekarang beda banget sama zaman dulu?” Nah, kalau pernah, artinya kamu sedang merasakan langsung fenomena pergeseran definisi kebutuhan dan kemewahan yang sangat terasa antara generasi Baby Boomer (lahir 1946–1964) dan Milenial (lahir 1981–1996). Kedua generasi ini tumbuh di dunia yang sangat berbeda, diwarnai oleh perkembangan teknologi, perubahan ekonomi, dan pergeseran nilai sosial yang signifikan. Tak heran, pandangan mereka tentang apa itu “kebutuhan” dan apa itu “kemewahan” sering kali bertolak belakang, bahkan bisa bikin geleng-geleng kepala saking kontrasnya.
Apa yang dulu dianggap sebagai simbol status atau sesuatu yang “wah” oleh para Boomer, kini seolah-olah menjadi standar dasar atau bahkan kebutuhan esensial bagi Milenial. Ini bukan soal siapa yang lebih baik atau lebih benar, melainkan bagaimana perjalanan zaman dan lingkungan membentuk prioritas hidup seseorang. Yuk, kita telusuri lebih dalam beberapa contoh menarik dari perbedaan perspektif ini, yang mungkin juga akrab di telingamu.
Akses Internet Cepat: Dari Kemewahan Super Hingga Oksigen Digital
Pernahkah kamu membayangkan hidup tanpa internet cepat? Mungkin terdengar mengerikan, ya. Nah, bagi generasi Boomer, akses internet cepat atau Wi-Fi di mana-mana adalah sebuah kemewahan yang tak terbayangkan. Mereka terbiasa dengan koneksi dial-up yang lambat, suara modem yang khas, dan waktu tunggu yang bikin kesabaran diuji. Internet kala itu lebih mirip akses terbatas untuk keperluan tertentu, bukan bagian dari keseharian.
Bandingkan dengan kita, para Milenial. Bagi kita, internet cepat adalah kebutuhan dasar, ibarat listrik atau air bersih. Bagaimana tidak? Bekerja dari rumah (atau kafe), belajar, berkomunikasi dengan teman dan keluarga, mencari informasi, hingga sekadar mencari hiburan, semuanya nyaris mustahil tanpa koneksi internet yang stabil dan ngebut. Sinyal jelek sedikit saja rasanya dunia mau runtuh! Ini bukan sekadar gaya hidup, tapi fondasi dari produktivitas dan konektivitas kita.
Keseimbangan Hidup dan Kerja: Bukan Lagi Mimpi, Tapi Hak Asasi
“Kerja keras itu kunci sukses!” Begitulah mungkin mantra yang sering didengar generasi Boomer. Mereka terbiasa dengan budaya kerja yang menuntut “hidup untuk bekerja,” lembur tanpa keluhan, dan menganggap fleksibilitas waktu sebagai hak istimewa yang hanya bisa dinikmati segelintir orang. Dedikasi pada pekerjaan sering diukur dari berapa lama seseorang berada di kantor, bukan seberapa efektif hasil kerjanya.
Namun, angin telah berubah. Generasi Milenial justru menuntut work-life balance, kesempatan untuk remote working, dan waktu liburan yang cukup sebagai standar minimal. Bagi kita, kesehatan mental sama pentingnya dengan besaran gaji. Jam kerja fleksibel, waktu untuk hobi, atau sekadar me time, bukanlah sekadar bonus, melainkan bagian integral dari kesejahteraan. Kita percaya, bekerja cerdas lebih penting daripada bekerja keras tanpa batas, dan burnout bukanlah harga yang sepadan untuk sebuah kesuksesan. Mencari pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas ini bahkan menjadi salah satu kriteria utama saat melamar kerja.
Makanan Organik & Kesehatan: Investasi Sehat, Bukan Sekadar Tren Sesaat
Dulu, makanan cepat saji atau instan dianggap modern, praktis, dan simbol kemajuan. Kenapa harus repot-repot menyiapkan makanan dari bahan segar kalau ada yang instan? Sebaliknya, makanan organik atau diet khusus seperti vegan atau gluten-free mungkin dianggap mahal, berlebihan, atau bahkan aneh oleh sebagian Boomer. Makan sehat itu pilihan, bukan keharusan.
Nah, giliran Milenial, pandangannya jauh berbeda. Kita cenderung lebih sadar kesehatan dan menganggap akses ke makanan sehat, berkelanjutan, dan berkualitas sebagai hal wajib. Bahkan, kita rela bayar lebih untuk produk organik, lokal, atau makanan yang ramah lingkungan. Informasi yang melimpah tentang nutrisi, dampak makanan pada kesehatan, dan isu lingkungan membuat kita lebih selektif. Memilih makanan sehat bukan lagi sekadar tren, melainkan bagian dari investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Ini adalah bukti bahwa pemahaman akan nutrisi dan well-being telah berkembang pesat.