Bukan Gengsi, Ini Alasan Jujur Mengapa Gen Z Suka Ghosting Diri Sendiri

Bukan Gengsi, Ini Alasan Jujur Mengapa Gen Z Suka Ghosting Diri Sendiri
Bukan Gengsi, Ini Alasan Jujur Mengapa Gen Z Suka Ghosting Diri Sendiri (www.freepik.com)

Lebih Nyaman Menyendiri

Bagi sebagian Gen Z, kesendirian bukan kutukan, tapi bentuk kontrol atas hidup. Mereka merasa lebih tenang tanpa harus memenuhi ekspektasi sosial atau berpura-pura bahagia di depan orang lain.

Cara Mengatasi Fenomena Menarik Diri di Kalangan Gen Z

Meski tampak rumit, self-ghosting bukan akhir dari segalanya. Ada banyak cara untuk membantu Gen Z keluar dari lingkaran isolasi sosial tanpa memaksa mereka menjadi “ramai”.

1. Menciptakan Ruang Aman untuk Bercerita

Alih-alih menghakimi, dengarkan. Ajak mereka berbicara tanpa tekanan. Banyak Gen Z hanya butuh seseorang yang bisa memahami tanpa memberi ceramah.

2. Tetapkan Batas Digital

Tidak apa-apa jika sesekali “menghilang” dari media sosial. Justru penting untuk mendetoks diri dari perbandingan sosial yang melelahkan. Bantu mereka menyadari bahwa rehat dari dunia digital bukan bentuk kegagalan, tapi perawatan diri.

3. Apresiasi Otentisitas Mereka

Gen Z menghargai kejujuran dan keberagaman. Dukung mereka menjadi diri sendiri tanpa topeng sosial. Dunia tidak butuh versi sempurna mereka—hanya versi nyata yang manusiawi.

4. Bangun Koneksi yang Bermakna

Dorong mereka untuk menemukan kembali hubungan yang tulus di luar layar. Komunitas, hobi, atau kegiatan sukarela bisa menjadi jembatan untuk kembali merasa “hidup” dalam interaksi nyata.

5. Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional

Jika rasa ingin mengasingkan diri sudah terlalu dalam, konseling atau terapi bisa menjadi solusi yang menenangkan. Tidak ada yang salah dengan meminta bantuan—itu tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Saat “Menghilang” Jadi Bentuk Bertahan

Fenomena ghosting diri sendiri di kalangan Gen Z adalah panggilan untuk kita semua: bahwa kelelahan sosial itu nyata. Bahwa diam bukan selalu tanda dingin hati, melainkan bentuk perlindungan diri.
Generasi Z sedang berusaha memahami dirinya di tengah dunia yang terus bergerak cepat. Dan mungkin, cara terbaik untuk membantu mereka bukan dengan memaksa “muncul”, tapi dengan memberi ruang aman untuk mereka kembali merasa cukup—dilihat, didengar, dan diterima.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *