3. Latih Apa yang Ingin Anda Katakan
Meskipun Anda tidak perlu menghafal skrip, melatih apa yang ingin Anda katakan dapat membantu Anda merasa lebih percaya diri dan mengurangi kemungkinan Anda mengatakan sesuatu yang mungkin Anda sesali nanti. Fokuslah pada penggunaan kalimat “aku” daripada “kamu” untuk menghindari kesan menyalahkan. Misalnya, daripada mengatakan “Kamu tidak pernah mendengarkanku,” lebih baik katakan “Aku merasa tidak didengarkan dalam hubungan ini.”
Pikirkan juga tentang bagaimana Anda akan merespons kemungkinan reaksi dari orang tersebut. Apakah mereka mungkin marah, sedih, atau menyangkal? Mempersiapkan diri untuk berbagai kemungkinan respons akan membantu Anda tetap tenang dan memberikan jawaban yang bijak.
Cara Menyampaikan Keputusan dengan Empati dan Kelembutan
Setelah Anda mempersiapkan diri, langkah selanjutnya adalah menyampaikan keputusan Anda dengan cara yang penuh empati dan kelembutan.
1. Mulailah dengan Empati dan Apresiasi
Awali percakapan dengan mengakui dan menghargai waktu dan pengalaman yang telah Anda bagi bersama. Ungkapkan rasa terima kasih Anda atas hal-hal baik yang pernah ada dalam hubungan tersebut. Ini akan membantu menciptakan suasana yang lebih kondusif dan menunjukkan bahwa Anda tidak menganggap remeh hubungan yang pernah terjalin.
Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Aku ingin kita bicara tentang hubungan kita. Aku sangat menghargai semua waktu dan kenangan indah yang telah kita lalui bersama…” atau “Aku sangat berterima kasih atas dukungan dan persahabatanmu selama ini…”
2. Sampaikan Keputusan Anda dengan Jelas dan Langsung
Setelah menyampaikan apresiasi, sampaikan keputusan Anda dengan jelas dan langsung. Hindari bertele-tele atau memberikan harapan palsu. Gunakan bahasa yang lugas dan tidak ambigu.
Contohnya, “Setelah banyak pertimbangan, aku merasa bahwa kita tidak lagi cocok untuk melanjutkan hubungan ini…” atau “Aku merasa bahwa kita memiliki arah yang berbeda dalam hidup, dan aku pikir yang terbaik bagi kita berdua adalah untuk berpisah…”
3. Jelaskan Alasan Anda dengan Jujur dan Ringkas
Jelaskan alasan Anda mengapa Anda ingin mengakhiri hubungan tersebut. Berikan alasan yang jujur, tetapi tetaplah berhati-hati agar tidak menyakiti perasaan orang lain secara berlebihan. Fokuslah pada perasaan dan kebutuhan Anda sendiri daripada menyalahkan atau mengkritik orang tersebut.
Hindari mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu atau hal-hal negatif secara detail. Cukup sampaikan alasan utama yang mendasari keputusan Anda. Misalnya, “Aku merasa bahwa kebutuhan emosional kita tidak lagi saling terpenuhi…” atau “Aku merasa bahwa kita memiliki visi yang berbeda tentang masa depan…”
4. Dengarkan dan Validasi Perasaan Mereka
Setelah Anda menyampaikan keputusan, berikan kesempatan kepada orang tersebut untuk berbicara dan mengungkapkan perasaannya. Dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menyela atau membela diri secara berlebihan. Validasi perasaan mereka, meskipun Anda tidak setuju dengan reaksinya.
Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Aku mengerti jika kamu merasa kecewa atau marah…” atau “Aku bisa membayangkan ini pasti sulit untuk kamu dengar…”
5. Tetapkan Batasan yang Jelas
Setelah percakapan inti selesai, penting untuk menetapkan batasan yang jelas tentang bagaimana Anda berdua akan berinteraksi di masa depan. Apakah Anda akan tetap berteman? Apakah Anda membutuhkan waktu untuk tidak saling berkomunikasi terlebih dahulu? Menetapkan batasan yang jelas akan membantu mencegah kebingungan dan potensi drama di kemudian hari.
Diskusikan juga tentang barang-barang atau urusan lain yang perlu diselesaikan bersama. Pastikan semuanya disepakati dengan baik agar tidak ada masalah yang berlarut-larut.






