lombokprime.com – Cinta atau kebiasaan? Pertanyaan ini seringkali menghantui benak pasangan yang telah lama menikah. Tanpa disadari, berbagai perilaku dalam pernikahan bisa menggerus kehangatan dan mengubahnya menjadi sekadar rutinitas yang membosankan. Padahal, pernikahan yang bahagia dan langgeng membutuhkan lebih dari sekadar kebiasaan; ia membutuhkan cinta yang terus dipupuk dan diperbarui.
Pernikahan, layaknya sebuah taman, membutuhkan perhatian dan perawatan yang berkelanjutan. Di awal pernikahan, semuanya terasa indah dan penuh warna. Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukan sehari-hari, tekanan pekerjaan, dan berbagai tanggung jawab lainnya bisa membuat pasangan terlena dan melupakan pentingnya menjaga api cinta tetap menyala. Alih-alih saling terhubung dan berbagi, interaksi bisa menjadi sekadar formalitas atau bahkan menghilang sama sekali.
Lantas, apa saja perilaku suami yang tanpa disadari bisa mengubah pernikahan menjadi rutinitas hambar? Mari kita telaah satu per satu:
1. Komunikasi yang Hanya Berputar pada Logistik Rumah Tangga
Dulu, obrolan bisa berlangsung berjam-jam, membahas mimpi, harapan, dan hal-hal yang membuat hati berdebar. Sekarang, percakapan seringkali hanya berkutat pada siapa yang menjemput anak, tagihan mana yang harus dibayar, atau apa menu makan malam. Komunikasi yang dangkal dan hanya fokus pada hal-hal praktis tanpa menyentuh ranah emosional bisa membuat hubungan terasa kering dan tanpa gairah. Padahal, berbagi cerita, mendengarkan keluh kesah, dan mengungkapkan perasaan adalah fondasi penting dalam menjaga keintiman emosional.
2. Kurangnya Ungkapan Terima Kasih dan Apresiasi
Pernahkah Anda merasa lelah setelah seharian bekerja dan mengurus rumah tangga, namun tidak mendapatkan ucapan terima kasih atau apresiasi dari pasangan? Hal-hal kecil seperti mengucapkan terima kasih atas masakan, pekerjaan rumah yang selesai, atau bahkan sekadar kehadiran pasangan, memiliki dampak besar dalam menjaga keharmonisan. Ketika apresiasi menghilang, salah satu pihak bisa merasa tidak dihargai dan kontribusinya tidak terlihat, yang perlahan bisa memicu rasa kecewa dan menjauhkan diri.
3. Jarang Melakukan Kencan atau Waktu Berkualitas Bersama
Ingatkah kencan-kencan romantis di awal pernikahan? Tertawa bersama, menikmati makanan enak, atau sekadar berjalan-jalan bergandengan tangan. Seiring waktu, kesibukan seringkali membuat momen-momen berharga ini terlupakan. Padahal, menyisihkan waktu berkualitas hanya berdua, tanpa gangguan anak atau pekerjaan, sangat penting untuk memelihara koneksi emosional dan menjaga romantisme tetap hidup. Kencan tidak harus mahal atau mewah, yang terpenting adalah fokus dan kehadiran penuh satu sama lain.
4. Menganggap Remeh Hal-Hal Kecil yang Dulu Diperhatikan
Dulu, mungkin suami selalu ingat hari ulang tahun pernikahan, memberikan kejutan kecil, atau sekadar membelikan bunga favorit. Seiring waktu, perhatian pada detail-detail kecil ini bisa memudar. Menganggap remeh hal-hal yang dulu diperhatikan bisa membuat pasangan merasa tidak lagi istimewa dan dianggap biasa saja. Padahal, justru hal-hal kecil inilah yang seringkali menjadi perekat hubungan dan menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli.
5. Lebih Sibuk dengan Gadget atau Hobi Masing-Masing
Di era digital ini, tidak jarang kita melihat pasangan yang duduk bersebelahan namun pikiran dan fokusnya tertuju pada layar ponsel masing-masing. Terlalu asyik dengan dunia maya atau hobi pribadi hingga mengabaikan interaksi dengan pasangan bisa menciptakan jarak emosional. Penting untuk memiliki batasan yang sehat dalam penggunaan teknologi dan menyadari kapan waktu yang tepat untuk benar-benar hadir dan terhubung dengan pasangan.






