lombokprime – Di era serbadigital ini, perselingkuhan digital bukan lagi sekadar isapan jempol, melainkan kenyataan pahit yang seringkali luput dari pandangan. Banyak dari kita mungkin berpikir bahwa perselingkuhan hanya terjadi ketika ada sentuhan fisik atau pertemuan rahasia.
Namun, tahukah kamu jika sekadar ‘like’ berlebihan, komentar mesra, atau pesan langsung (DM) yang intens di media sosial ternyata bisa jauh lebih merusak hubungan daripada yang kita bayangkan? Ya, batas-batas kesetiaan kini tak lagi hanya dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan juga oleh layar gawai di genggaman kita.
Fenomena perselingkuhan digital ini memang unik, seringkali dimulai tanpa disadari. Awalnya mungkin hanya interaksi kasual, berbalas komentar yang lucu, atau sekadar memberi apresiasi pada unggahan seseorang.
Namun, perlahan-lahan, interaksi ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih personal, intim, dan pada akhirnya, mengikis kepercayaan dalam hubungan yang sedang dijalani. Ini bukan lagi soal fisik semata, melainkan tentang pengkhianatan emosional yang terjadi di dunia maya, seringkali tersembunyi di balik layar yang kita anggap aman.
Memahami Batasan Tipis Antara Interaksi Wajar dan Bibit Perselingkuhan Digital
Seringkali kita merasa kebingungan, di mana sebenarnya letak garis tipis antara interaksi media sosial yang wajar dan bibit-bibit perselingkuhan digital? Apakah memberi ‘like’ pada foto teman lama sudah termasuk selingkuh digital? Atau membalas DM dari kenalan baru? Jawabannya tidak selalu hitam-putih, namun ada beberapa indikator yang bisa kita kenali. Intinya, jika ada interaksi daring yang sengaja disembunyikan dari pasangan, atau interaksi tersebut melibatkan keintiman emosional yang seharusnya hanya dibagikan dengan pasangan, maka alarm bahaya patut dibunyikan.
Misalnya, apakah kamu merasa perlu menghapus riwayat chat atau menyembunyikan notifikasi saat pasangan ada di dekatmu? Apakah kamu sering tersenyum sendiri saat melihat notifikasi dari orang lain yang bukan pasanganmu? Atau bahkan, apakah kamu mulai membandingkan pasanganmu dengan seseorang yang kamu ajak berinteraksi di media sosial? Perasaan-perasaan ini bisa menjadi tanda awal bahwa kamu sedang melangkah di wilayah abu-abu perselingkuhan digital. Ingat, kepercayaan adalah fondasi utama sebuah hubungan, dan sekecil apapun pengkhianatan, baik fisik maupun emosional, bisa meruntuhkan fondasi tersebut.
Dampak Nyata Selingkuh Digital: Luka yang Tak Terlihat
Mungkin karena tidak melibatkan kontak fisik, banyak yang meremehkan dampak perselingkuhan digital. Padahal, luka yang ditimbulkannya seringkali sama, bahkan lebih dalam dan sulit disembuhkan dibandingkan perselingkuhan fisik. Mengapa demikian? Karena perselingkuhan digital umumnya melibatkan pengkhianatan emosional yang mendalam. Pasangan merasa dikhianati bukan hanya secara fisik, tapi juga secara mental dan emosional. Mereka mungkin bertanya-tanya, “Apakah aku tidak cukup baik?”, “Apakah aku sudah membosankan baginya?”, atau “Mengapa dia mencari perhatian dari orang lain di dunia maya?”.
Dampak emosional ini bisa meliputi kecemasan, depresi, hilangnya kepercayaan diri, bahkan trauma. Hubungan yang hancur akibat selingkuh digital seringkali sulit untuk diperbaiki karena fondasi kepercayaannya sudah runtuh. Ada perasaan diremehkan, tidak dihargai, dan seolah-olah seluruh waktu dan perhatian yang seharusnya untuk pasangan justru dialihkan ke orang lain di dunia maya. Ini bukan lagi tentang seks, tetapi tentang hati yang terbagi, tentang perhatian yang dialihkan, dan tentang rahasia yang disimpan rapat-rapat.






