lombokprime.com – Terlalu sibuk bekerja sering kali menjadi alasan utama mengapa pasangan merasa kurang diperhatikan dalam pernikahan modern, yang berdampak pada penyesalan mendalam di kemudian hari. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih, tekanan untuk selalu produktif dan memenuhi target karier membuat banyak pasangan mengesampingkan hubungan intim dan kebersamaan. Artikel ini akan mengulas tujuh penyesalan yang sering muncul dari pasangan yang merasa terabaikan, serta memberikan wawasan dan solusi agar hubungan pernikahan tetap harmonis dan penuh makna.
1. Mengabaikan Waktu Berkualitas Bersama
Salah satu penyesalan terbesar dalam pernikahan modern adalah ketika waktu berkualitas bersama justru menjadi barang langka. Banyak pasangan yang merasa bahwa meski berada di rumah, kesibukan pekerjaan membuat momen kebersamaan menjadi terbatas. Waktu yang seharusnya diisi dengan obrolan ringan, tawa, dan keintiman justru tersapu oleh notifikasi pekerjaan yang terus berdatangan. Menurut survei yang dilakukan beberapa tahun terakhir, lebih dari 60% pasangan mengakui bahwa kurangnya waktu bersama menyebabkan jarak emosional yang signifikan.
Menyadari pentingnya alokasi waktu khusus untuk pasangan, beberapa solusi bisa diterapkan seperti menetapkan “date night” mingguan atau bahkan menciptakan tradisi kecil yang hanya dimiliki oleh kedua belah pihak. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hubungan, tetapi juga menumbuhkan rasa saling menghargai dan cinta yang mendalam.
2. Lupa Merayakan Keberhasilan Bersama
Di tengah tekanan target dan deadline, sering kali momen-momen keberhasilan bersama diabaikan. Banyak pasangan merasa sedih ketika momen-momen penting seperti ulang tahun pernikahan, kelahiran anak, atau pencapaian karier tidak disertai perayaan yang layak. Penyesalan ini muncul karena perasaan bahwa kebahagiaan seharusnya dirayakan bersama, bukan hanya dicapai secara individu.
Merayakan keberhasilan bersama memberikan ruang untuk mengapresiasi upaya masing-masing dan menumbuhkan ikatan emosional yang lebih kuat. Sebuah perayaan kecil, seperti makan malam romantis atau liburan singkat, bisa menjadi pengingat bahwa pencapaian pribadi juga merupakan keberhasilan tim yang patut dibanggakan.
3. Mengorbankan Komunikasi yang Sehat
Komunikasi adalah fondasi utama dalam setiap hubungan. Namun, dalam dinamika pernikahan modern, pasangan sering kali terjebak dalam rutinitas tanpa menyisakan waktu untuk berbicara secara mendalam. Kebanyakan orang beranggapan bahwa karena sudah menikah, tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk berdiskusi tentang perasaan dan harapan masing-masing. Ironisnya, kelalaian ini justru menimbulkan penyesalan yang mendalam ketika masalah mulai menumpuk.
Memperbaiki komunikasi bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti menyempatkan waktu untuk mendengarkan satu sama lain tanpa interupsi, atau menggunakan momen santai di pagi hari sebagai waktu untuk berbagi cerita. Dengan demikian, kesalahpahaman dapat diminimalisir dan hubungan tetap terjaga kehangatannya.
4. Mengabaikan Pentingnya Sentuhan Fisik dan Romansa
Di era digital ini, interaksi fisik semakin tergeser oleh komunikasi virtual. Sentuhan fisik, seperti pelukan, ciuman, atau sekadar genggaman tangan, sering kali dianggap remeh padahal memiliki peran penting dalam menjaga keintiman hubungan. Penyesalan yang sering dirasakan adalah ketika pasangan merasa kehilangan kehangatan dan keakraban yang telah lama menjadi fondasi pernikahan mereka.
Mengembalikan romansa tidak harus dengan hal-hal besar atau mahal. Sebuah pelukan hangat atau pesan singkat romantis bisa memberikan dampak yang signifikan dalam menumbuhkan kembali keintiman. Intinya adalah, meskipun rutinitas mengharuskan fokus pada pekerjaan, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk menjaga kemesraan yang telah ada sejak awal pernikahan.






