Karier  

Awas, 5 Kebiasaan Ini Bisa Dinilai Jadi Penjilat di Kantor

Awas, 5 Kebiasaan Ini Bisa Dinilai Jadi Penjilat di Kantor
Awas, 5 Kebiasaan Ini Bisa Dinilai Jadi Penjilat di Kantor (www.freepik.com)

lombokprime.com – Apakah kamu sering merasa terlalu terikat secara emosional dengan atasan? Ini adalah kondisi yang mungkin tanpa sadar banyak kita alami, terutama di lingkungan kerja yang dinamis. Ikatan emosional ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa berdampak pada produktivitas dan bahkan kesehatan mental. Mari kita selami lima kebiasaan tak terduga yang bisa membuatmu terjebak dalam hubungan yang tidak seimbang ini.

Memahami Batasan Profesional dan Pribadi

Ketika kita menghabiskan sebagian besar waktu di kantor, sering kali batas antara hubungan profesional dan pribadi menjadi kabur. Apalagi dengan atasan, yang notabene adalah orang yang bertanggung jawab atas kinerja dan karier kita. Rasa hormat, keinginan untuk menyenangkan, atau bahkan kekaguman bisa dengan mudah berkembang menjadi keterikatan emosional yang melampaui batas wajar. Ini bukan tentang bersikap dingin atau tidak ramah, tetapi tentang membangun dinding yang sehat agar emosi tidak bercampur aduk dengan keputusan karier dan evaluasi performa.

Mengapa Keterikatan Emosional Ini Terjadi?

Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seseorang bisa terlalu terikat secara emosional dengan atasannya. Kadang, ini berakar dari keinginan untuk mendapatkan validasi dan pengakuan. Kita mungkin merasa perlu membuktikan diri, atau bahkan mencari figur “orang tua” di lingkungan kerja. Ada juga kondisi di mana atasan adalah sosok yang karismatik, inspiratif, atau bahkan terasa sangat suportif, sehingga tanpa sadar kita menginvestasikan terlalu banyak perasaan pada hubungan tersebut. Penting untuk diingat, seorang atasan, seberapa baik pun mereka, memiliki peran dan kepentingan yang berbeda dengan seorang teman atau anggota keluarga.

Hati-hati dengan Kebiasaan Ini: 5 Pemicu Keterikatan Emosional Berlebih

Pernahkah kamu merasa cemas saat atasan tidak membalas pesanmu dengan cepat? Atau merasa sangat kecewa ketika ide kamu tidak langsung disetujui? Bisa jadi, kamu sedang mengalami salah satu dari kebiasaan di bawah ini. Mengenali kebiasaan ini adalah langkah pertama untuk membangun batasan yang lebih sehat.

1. Selalu Berusaha Menjadi “Asisten Pribadi” Atasan di Luar Lingkup Pekerjaan

Ini adalah jebakan umum. Atasanmu mungkin sesekali meminta bantuan yang sedikit di luar deskripsi pekerjaanmu, seperti mencari restoran untuk makan siang tim, mengatur janji pribadi, atau bahkan meminta pendapat tentang hal-hal non-pekerjaan. Jika ini terjadi sesekali dan kamu memang bersedia, itu wajar. Namun, masalah muncul saat kamu secara proaktif menawarkan diri untuk membantu atasan dalam segala hal, bahkan untuk urusan pribadi mereka yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.

Kebiasaan ini bisa membuatmu merasa tak tergantikan dan dibutuhkan, tetapi di sisi lain, juga menciptakan ketergantungan yang tidak sehat. Kamu mungkin mulai merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan atau kenyamanan atasan, yang sebenarnya bukan tugasmu. Efeknya, kamu bisa kehilangan fokus pada pekerjaan utamamu dan merasa overwhelmed dengan tugas-tugas yang tidak relevan. Atasanmu mungkin juga mulai menganggap kamu sebagai seseorang yang bisa diandalkan untuk segala hal, mengaburkan batasan profesional, dan membuatmu sulit menolak permintaan di kemudian hari. Ingatlah, batasan yang jelas akan membuat hubungan kerja lebih sehat dan profesional.

2. Mencari Validasi dan Pujian Berlebihan dari Atasan

Tentu saja, kita semua senang mendapatkan pujian dan pengakuan atas pekerjaan yang baik. Itu adalah motivasi yang sehat. Namun, jika kamu terus-menerus mencari validasi dari atasan untuk setiap langkah yang kamu ambil, atau merasa sangat terpukul ketika tidak mendapatkan pujian yang kamu harapkan, ini bisa menjadi tanda keterikatan emosional yang tidak proporsional.

Pencarian validasi yang berlebihan ini bisa membuatmu merasa cemas dan tidak percaya diri dalam mengambil keputusan tanpa persetujuan atasan. Kamu mungkin menjadi terlalu berhati-hati, menghindari risiko, atau bahkan mengorbankan inisiatifmu sendiri demi menyenangkan atasan. Padahal, kemandirian dan kemampuan mengambil keputusan adalah bagian penting dari perkembangan karier. Terlalu bergantung pada persetujuan atasan bisa menghambat pertumbuhan profesionalmu dan membuatmu kurang percaya pada kemampuan diri sendiri. Ingat, validasi terbaik datang dari diri sendiri dan hasil kerjamu, bukan hanya dari kata-kata orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *