Ubah Jawaban Menjadi Diskusi
Ketika pewawancara bertanya tentang pengalamanmu, jangan hanya memberikan daftar tugas. Ceritakan sebuah narasi. Gunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) untuk menjelaskan bagaimana kamu menghadapi tantangan, tindakan apa yang kamu ambil, dan hasil positif apa yang kamu capai.
Daripada hanya menjawab, “Saya bertanggung jawab atas pengelolaan proyek,” coba seperti ini: “Dalam proyek X, situasinya adalah kami menghadapi tenggat waktu yang ketat dan sumber daya terbatas. Tugas saya adalah mengelola tim untuk memastikan proyek selesai tepat waktu. Saya mengambil tindakan dengan menerapkan metodologi Y dan mengadakan rapat harian untuk melacak kemajuan. Hasilnya, kami berhasil menyelesaikan proyek 2 hari lebih cepat dari jadwal dan melampaui target kualitas awal.”
Setelah menjelaskan, ajukan pertanyaan balik: “Apakah ini sejalan dengan jenis tantangan yang sering dihadapi tim Anda di sini?” Ini mengubah jawabanmu menjadi diskusi, menunjukkan minatmu untuk berkontribusi secara spesifik.
Ajukan Pertanyaanmu dengan Percaya Diri
Ingat pertanyaan-pertanyaan cerdas yang sudah kamu siapkan? Ini adalah saatnya untuk menggunakannya. Ketika pewawancara bertanya, “Apakah ada pertanyaan untuk saya?” jangan menjawab, “Tidak, saya rasa sudah cukup jelas.” Ini adalah kesempatanmu untuk menunjukkan inisiatif, minat yang mendalam, dan yang paling penting, untuk mengumpulkan informasi yang kamu butuhkan.
- Contoh pertanyaan yang membalikkan keadaan:
- “Bisakah Anda menceritakan tentang jalur karier yang umum untuk posisi ini dalam 2-3 tahun ke depan?” (Menunjukkan visi jangka panjang dan ambisi)
- “Bagaimana tim ini mendefinisikan kesuksesan, dan bagaimana Anda mengukur kontribusi individu?” (Menunjukkan fokus pada hasil dan akuntabilitas)
- “Jika saya mendapatkan posisi ini, hal pertama apa yang Anda ingin saya fokuskan dalam 30, 60, atau 90 hari pertama?” (Menunjukkan inisiatif dan keinginan untuk cepat beradaptasi)
- “Apa yang Anda sukai tentang bekerja di perusahaan ini?” (Membuka percakapan yang lebih personal dan mendapatkan wawasan tentang budaya dari sudut pandang pewawancara)
Jangan Takut untuk Mengevaluasi
Saat pewawancara menjelaskan tentang posisi atau perusahaan, perhatikan baik-baik. Apakah ini benar-benar sesuatu yang kamu inginkan? Apakah lingkungan kerjanya terasa cocok? Jangan ragu untuk mencatat poin-poin yang kamu ragukan atau yang perlu klarifikasi lebih lanjut. Ini adalah hakmu sebagai pencari kerja.
Setelah Wawancara: Kesempatan Kedua untuk Kesan Positif
Wawancara tidak berakhir saat kamu meninggalkan ruangan. Ada satu langkah penting lagi yang bisa memperkuat posisimu.
Kirim Ucapan Terima Kasih yang Personal dan Strategis
Jangan hanya mengirim email ucapan terima kasih standar. Buatlah personal. Dalam email tersebut, sebutkan satu atau dua hal spesifik yang kamu diskusikan dan yang membuatmu tertarik, atau sebuah poin penting yang ingin kamu tekankan kembali.
Contoh: “Terima kasih banyak atas waktu dan kesempatan wawancara hari ini. Saya sangat menikmati diskusi kita tentang bagaimana tim Anda mengatasi tantangan [sebutkan tantangan spesifik yang dibahas]. Dan Saya yakin pengalaman saya dalam [sebutkan pengalaman relevan] akan sangat membantu dalam menghadapi tantangan tersebut. Saya juga sangat menghargai wawasan Anda tentang budaya kerja yang kolaboratif di perusahaan ini.”
Email ini bukan hanya soal etiket, tetapi juga sebagai pengingat lembut kepada pewawancara tentang percakapan yang berarti yang sudah kalian lakukan, dan untuk menguatkan kembali minat serta kesesuaianmu dengan posisi tersebut.






