lombokprime.com – Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh di era digital yang serbacepat. Mereka adalah digital natives sejati, terbiasa dengan informasi yang mudah diakses dan komunikasi instan. Hal ini membentuk cara mereka berinteraksi, termasuk dalam konteks profesional. Anggapan bahwa Gen Z terlalu santai saat interview seringkali muncul dari perbedaan gaya komunikasi antar generasi. Mereka mungkin tidak selalu menampilkan formalitas kaku yang diharapkan generasi sebelumnya, namun bukan berarti mereka kurang serius atau tidak profesional.
Fleksibilitas dan Autentisitas dalam Berinteraksi
Bagi Gen Z, fleksibilitas dan autentisitas adalah nilai penting. Mereka cenderung menunjukkan diri apa adanya, bahkan dalam situasi formal seperti wawancara. Ini bisa diartikan sebagai “santai” oleh sebagian orang, padahal sebenarnya mereka sedang berusaha menjalin koneksi yang lebih otentik dan transparan. Mereka menghargai lingkungan yang memungkinkan mereka menjadi diri sendiri, dan ini seringkali tercermin dalam cara mereka berkomunikasi. Mereka mencari tempat kerja yang tidak hanya menyediakan pekerjaan, tetapi juga nilai-nilai yang sejalan dengan diri mereka.
Keterbukaan dan Komunikasi Dua Arah
Gen Z juga dikenal dengan keterbukaan mereka dalam berkomunikasi. Mereka tidak segan untuk bertanya, bahkan ketika pertanyaan itu mungkin terkesan “berani” bagi generasi sebelumnya. Ini bukan tanda kurangnya rasa hormat, melainkan bentuk rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan untuk memahami secara menyeluruh. Mereka melihat wawancara sebagai kesempatan untuk dialog dua arah, bukan sekadar sesi tanya jawab satu arah. Mereka ingin memastikan bahwa perusahaan juga cocok untuk mereka, tidak hanya sebaliknya.
Santai atau Percaya Diri? Membedah Persepsi
Persepsi “santai” ini seringkali adalah cerminan dari tingkat kepercayaan diri Gen Z yang cukup tinggi. Mereka tumbuh di era di mana informasi berlimpah, membuat mereka lebih sadar akan nilai dan potensi yang mereka miliki. Mereka tidak takut untuk menyuarakan ide dan menunjukkan kepribadian mereka. Tentu saja, ada batas antara percaya diri dan kesan tidak profesional, namun memahami nuansa ini adalah kunci.
Pengaruh Lingkungan Digital
Lingkungan digital tempat Gen Z dibesarkan juga membentuk cara mereka berinteraksi. Mereka terbiasa dengan platform yang mempromosikan ekspresi diri dan interaksi yang lebih kasual. Hal ini dapat memengaruhi cara mereka memandang formalitas dalam wawancara. Mereka mungkin menganggap bahwa keterampilan dan potensi lebih penting daripada sekadar formalitas yang kaku. Ini adalah pergeseran dari budaya kerja tradisional, dan perusahaan yang ingin menarik talenta Gen Z perlu beradaptasi.
Fokus pada Budaya dan Nilai Perusahaan
Alih-alih hanya terpaku pada gaji atau jabatan, Gen Z cenderung lebih fokus pada budaya perusahaan, nilai-nilai yang dianut, dan dampak sosial yang diberikan. Saat wawancara, mereka mungkin akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan prioritas ini, yang bisa jadi kurang umum di generasi sebelumnya. Ini bukan “santai,” melainkan bentuk investigasi mendalam untuk memastikan bahwa mereka akan berada di lingkungan yang sesuai dengan aspirasi mereka.
Kunci Sukses Interview untuk Gen Z: Bukan Sekadar Santai, Tapi Strategis!
Meskipun Gen Z mungkin memiliki pendekatan yang lebih santai dalam beberapa aspek, bukan berarti mereka tidak peduli dengan kesuksesan wawancara. Justru, mereka bisa sangat strategis dalam menampilkan diri. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan antara autentisitas dan profesionalisme.
Membangun Kesan Pertama yang Kuat
Kesan pertama sangat penting, terlepas dari generasi. Bagi Gen Z, ini berarti memastikan bahwa meskipun mereka ingin menjadi diri sendiri, mereka juga harus menunjukkan rasa hormat dan kesiapan. Ini dimulai dari penampilan, ketepatan waktu, dan bahasa tubuh yang positif. Hindari kesan seolah-olah Anda tidak peduli. Ingat, profesionalisme bukanlah tentang menjadi kaku, melainkan tentang menunjukkan bahwa Anda menghargai kesempatan ini.
Riset Mendalam: Kenali Perusahaan dan Posisi
Sebelum wawancara, luangkan waktu untuk riset mendalam tentang perusahaan dan posisi yang dilamar. Gen Z sangat terbiasa mencari informasi, jadi manfaatkan kelebihan ini. Pahami misi, visi, nilai-nilai, dan produk atau layanan perusahaan. Ini akan membantu Anda tidak hanya menjawab pertanyaan dengan lebih baik, tetapi juga mengajukan pertanyaan yang cerdas dan relevan. Menunjukkan bahwa Anda telah melakukan pekerjaan rumah Anda adalah tanda komitmen yang kuat.
Siapkan Pertanyaan yang Berbobot
Salah satu ciri khas Gen Z adalah keinginan mereka untuk komunikasi dua arah. Manfaatkan ini dengan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot untuk pewawancara. Pertanyaan ini bisa tentang budaya kerja, peluang pengembangan diri, atau visi perusahaan di masa depan. Ini menunjukkan inisiatif dan ketertarikan Anda yang tulus, dan bukan sekadar datang untuk diwawancarai. Pertanyaan yang baik juga dapat membedakan Anda dari kandidat lain.
Latih Cerita tentang Pengalaman Anda
Daripada hanya menghafal jawaban standar, fokuslah pada menceritakan pengalaman Anda dengan cara yang menarik. Gen Z terbiasa dengan narasi visual dan personal di media sosial. Terjemahkan ini ke dalam wawancara dengan berbagi kisah-kisah konkret tentang bagaimana Anda menghadapi tantangan, belajar dari kegagalan, atau mencapai kesuksesan. Gunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) untuk menyusun cerita Anda agar lebih terstruktur dan impactful.
Tips Jitu untuk Gen Z agar Bersinar dalam Setiap Interview
Agar tidak terjebak dalam stigma “santai,” berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Gen Z terapkan untuk menonjol dalam setiap wawancara:
Pakaian yang Rapi dan Sesuai
Meskipun Anda mungkin lebih suka gaya kasual, pakaian yang rapi dan sesuai tetap penting untuk wawancara. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai kesempatan tersebut dan menganggapnya serius. Tidak perlu setelan jas lengkap, namun hindari pakaian yang terlalu santai seperti kaos oblong atau sandal. Pilihlah pakaian yang bersih, tidak kusut, dan membuat Anda merasa percaya diri namun tetap profesional.
Perhatikan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh seringkali berbicara lebih keras daripada kata-kata. Jagalah kontak mata, duduk tegak, dan berikan senyum yang tulus. Hindari menyilangkan tangan atau terlihat gelisah. Bahasa tubuh yang positif menunjukkan kepercayaan diri dan keterbukaan. Ini juga membantu Anda terlihat lebih mudah didekati dan ramah.
Latihan dan Simulasi Wawancara
Jangan remehkan kekuatan latihan dan simulasi wawancara. Mintalah teman atau anggota keluarga untuk berperan sebagai pewawancara dan berikan masukan. Ini akan membantu Anda merasa lebih nyaman dan percaya diri saat wawancara sesungguhnya. Latihan juga membantu Anda mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki.
Tunjukkan Antusiasme dan Energi Positif
Perekrut mencari kandidat yang antusias dan membawa energi positif. Tunjukkan ketertarikan Anda pada posisi dan perusahaan melalui ekspresi wajah, intonasi suara, dan respons yang bersemangat. Ini menunjukkan bahwa Anda benar-benar ingin pekerjaan tersebut dan akan menjadi aset yang berharga bagi tim.
Jangan Takut untuk Menanyakan Gaji dan Benefit, Tapi di Waktu yang Tepat
Gen Z dikenal pragmatis, dan pertanyaan tentang gaji dan benefit adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk tahu kapan waktu yang tepat untuk menanyakan hal ini. Biasanya, informasi ini dibahas di tahap akhir wawancara atau saat penawaran kerja. Jika Anda terlalu cepat menanyakan gaji, bisa jadi Anda terkesan hanya fokus pada uang. Prioritaskan menunjukkan nilai yang bisa Anda berikan terlebih dahulu.
Tindak Lanjut Setelah Wawancara
Setelah wawancara, jangan lupa untuk mengirimkan email terima kasih. Ini menunjukkan profesionalisme dan penghargaan Anda atas waktu pewawancara. Email ini juga bisa menjadi kesempatan untuk menegaskan kembali minat Anda pada posisi tersebut dan menambahkan poin penting yang mungkin terlupakan saat wawancara. Ini adalah langkah kecil yang dapat membuat perbedaan besar.
Transformasi Stigma: Gen Z Bukan Sekadar Santai, tapi Adaptif!
Jadi, apakah Gen Z terlalu “santai” saat interview? Mungkin lebih tepatnya, mereka memiliki pendekatan yang lebih adaptif dan autentik terhadap proses wawancara. Mereka membawa energi baru, perspektif yang segar, dan keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Perusahaan yang memahami dan merangkul gaya ini akan mendapatkan talenta-talenta luar biasa yang siap membawa inovasi dan semangat ke dalam organisasi.






