Karier  

Ini 5 Alasan Gen Z Resign Tanpa Pikir Panjang

Ini 5 Alasan Gen Z Resign Tanpa Pikir Panjang
Ini 5 Alasan Gen Z Resign Tanpa Pikir Panjang (www.freepik.com)

4. Gaji dan Tunjangan yang Tidak Kompetitif

Meskipun bukan faktor penentu utama, gaji dan tunjangan yang kompetitif tetap menjadi pertimbangan penting bagi Generasi Z. Mereka mendambakan pengakuan atas kontribusi yang mereka berikan. Oleh karena itu, perusahaan yang memberikan gaji di bawah standar industri, atau tidak sesuai dengan pengalaman dan keterampilan yang dimiliki Generasi Z, sering kali membuat mereka merasa tidak dihargai. Begitu pula dengan tunjangan.

Generasi Z sangat menghargai tunjangan yang relevan dengan kebutuhan mereka, seperti asuransi kesehatan, tunjangan transportasi, atau tunjangan kerja dari rumah. Perusahaan yang tidak menyediakan tunjangan yang menarik, sering kali membuat mereka merasa kurang diperhatikan. Lebih dari sekadar kompensasi finansial, Generasi Z juga mendambakan pengakuan atas kinerja mereka.

Mereka ingin merasa dihargai atas kerja keras yang telah mereka curahkan. Perusahaan yang tidak memberikan pengakuan atau penghargaan atas kinerja yang baik, sering kali membuat mereka merasa tidak termotivasi.

5. Teknologi dan Infrastruktur yang Tidak Memadai

Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di era digital, sangat terbiasa dengan teknologi canggih. Oleh karena itu, mereka sering kali merasa frustrasi ketika bekerja di perusahaan yang tidak menyediakan teknologi dan infrastruktur yang memadai.

Salah satu penyebab utama frustrasi mereka adalah penggunaan perangkat lunak dan keras yang ketinggalan zaman. Gen Z terbiasa menggunakan teknologi terbaru, sehingga mereka merasa tidak efisien ketika harus bekerja dengan sistem yang lambat dan tidak responsif.

Selain itu, koneksi internet yang lambat atau tidak stabil juga dapat menghambat produktivitas mereka. Dalam era di mana hampir semua pekerjaan dilakukan secara daring, koneksi internet yang buruk dapat menjadi masalah besar.

Terakhir, kurangnya dukungan teknis juga dapat menjadi sumber frustrasi bagi Gen Z. Mereka membutuhkan bantuan yang cepat dan responsif ketika menghadapi masalah teknis. Perusahaan yang tidak menyediakan dukungan teknis yang memadai sering kali membuat mereka merasa kesulitan dan tidak dihargai.

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan?

Memahami dan mengatasi kesalahan-kesalahan ini adalah kunci untuk mempertahankan karyawan Gen Z. Perusahaan perlu beradaptasi dengan kebutuhan dan harapan generasi ini, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, fleksibel, dan mendukung pengembangan diri. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya akan mengurangi tingkat resign karyawan Gen Z, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang lebih positif dan produktif.

Sebagai tambahan, menurut penelitian dari Gallup, karyawan Gen Z lebih mungkin untuk merasa terikat dengan pekerjaan mereka jika mereka merasa memiliki tujuan yang jelas, memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan merasa dihargai atas kontribusi mereka. Oleh karena itu, perusahaan perlu fokus pada menciptakan pengalaman kerja yang bermakna bagi Gen Z.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *