Kerja Sampingan Dapat Capeknya Saja? Ini 5 Penyebabnya

Kerja Sampingan Dapat Capeknya Saja? Ini 5 Penyebabnya
Kerja Sampingan Dapat Capeknya Saja? Ini 5 Penyebabnya (www.freepik.com)

3. Tidak Mempertimbangkan Biaya Tersembunyi dan Depresiasi Diri

Ketika mengambil kerja sampingan, seringkali kita hanya melihat potensi penghasilan bruto. Padahal, ada banyak biaya tersembunyi yang perlu diperhitungkan. Misalnya, seorang driver online harus memperhitungkan biaya bensin, perawatan kendaraan, depresiasi mobil/motor, kuota internet, dan bahkan biaya makan di luar. Jika semua itu dihitung, penghasilan bersihnya bisa jadi jauh lebih kecil dari yang dibayangkan.

Selain biaya materi, ada juga depresiasi diri. Ini adalah biaya non-finansial yang seringkali diabaikan, seperti waktu istirahat yang berkurang, hilangnya waktu bersama keluarga atau teman, terganggunya hobi, dan meningkatnya tingkat stres. Ketika kamu terus-menerus bekerja tanpa henti, tubuh dan pikiranmu akan kelelahan. Ini bukan hanya berdampak pada produktivitas, tapi juga kesehatan jangka panjang. Depresiasi diri bisa berarti hilangnya kesempatan untuk belajar hal baru, mengembangkan skill yang lebih menguntungkan, atau bahkan sampai sakit dan harus mengeluarkan biaya pengobatan. Ingat, kesehatan itu mahal! Jika kerja sampinganmu malah membuatmu jatuh sakit, apa gunanya?

4. Kurangnya Skill Upgrade dan Investasi pada Diri Sendiri

Dunia terus berubah, dan skill yang relevan hari ini mungkin tidak lagi relevan besok. Salah satu pola menyesatkan dalam kerja sampingan adalah ketika kita terlalu fokus pada pekerjaan rutin yang itu-itu saja tanpa pernah menginvestasikan waktu atau uang untuk mengembangkan diri. Kita merasa “sudah cukup” dengan skill yang ada, padahal di luar sana, orang lain terus belajar dan meningkatkan kapabilitas mereka.

Misalnya, seorang desainer grafis yang hanya mengandalkan skill dasar tanpa belajar tren desain terbaru atau software baru. Ia mungkin akan terus mendapatkan proyek dengan bayaran standar, sementara desainer lain yang terus skill up bisa mendapatkan proyek dengan nilai jauh lebih tinggi. Investasi pada diri sendiri bisa berupa mengikuti webinar, kursus online, membaca buku, atau bahkan cuma meluangkan waktu untuk praktik dan eksperimen. Jika kamu tidak berkembang, kamu akan tertinggal. Kerja sampingan yang ideal seharusnya memberimu ruang dan resource untuk terus tumbuh, bukan malah membuatmu stagnan dan ketinggalan zaman. Jadikan kerja sampingan sebagai jembatan untuk meningkatkan nilai dirimu, bukan cuma sekadar tambal sulam kebutuhan finansial sesaat.

5. Tidak Adanya Tujuan Finansial yang Jelas dan Terukur

Ini mungkin terdengar sepele, tapi ini adalah akar dari banyak masalah dalam manajemen keuangan, termasuk dalam kerja sampingan. Banyak dari kita memulai kerja sampingan hanya karena “ingin punya uang lebih” tanpa tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART goal). Akibatnya, kita jadi mudah tergoda oleh setiap tawaran, tidak bisa menentukan prioritas, dan akhirnya uang tambahan yang didapat habis begitu saja tanpa arah yang jelas.

Coba bayangkan perbedaannya:

  • Tujuan tanpa SMART: “Saya ingin punya uang tambahan dari kerja sampingan.”
  • Tujuan SMART: “Saya ingin mengumpulkan Rp10.000.000 dari kerja sampingan dalam 6 bulan ke depan untuk membayar uang muka KPR rumah impian.”

Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa lebih selektif dalam memilih kerja sampingan. Kamu akan lebih termotivasi, punya gambaran yang terang tentang berapa yang harus kamu hasilkan, dan bisa membuat strategi yang lebih efektif. Tanpa tujuan yang jelas, uang tambahan yang kamu dapatkan hanya akan menjadi “dana darurat” yang selalu habis dan tidak pernah membangun kekayaan yang signifikan. Kamu akan terus merasa kekurangan dan terpaksa bekerja lebih keras tanpa henti, persis seperti lingkaran setan kerja sampingan yang bikin capek tapi gak kaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *