Hati-hati! Ucapan ‘Sopan’ Ini Malah Bikin Orang Tua Sakit Hati

Hati-hati! Ucapan ‘Sopan’ Ini Malah Bikin Orang Tua Sakit Hati
Hati-hati! Ucapan ‘Sopan’ Ini Malah Bikin Orang Tua Sakit Hati (www.freepik.com)

3. Menggunakan Panggilan atau Sebutan yang Terlalu Akrab (Tanpa Izin)

Panggilan seperti “Nenekku,” “Kakekku,” “Mbah,” atau bahkan “Bapak/Ibu” dengan nada yang terlalu santai pada orang yang baru dikenal atau bukan keluarga dekat, bisa jadi dianggap tidak sopan. Meskipun kita merasa akrab dan bermaksud baik, bagi sebagian lansia, penggunaan nama atau panggilan yang formal adalah bentuk penghormatan. Selalu lebih baik untuk bertanya preferensi panggilan mereka, atau gunakan panggilan yang lebih formal dan hormat sampai ada persetujuan untuk menggunakan panggilan yang lebih akrab.

4. Berbicara Terlalu Cepat atau Menggunakan Slang yang Tidak Dipahami

Generasi muda seringkali berbicara dengan tempo yang cepat dan diselingi slang atau istilah-istilah gaul yang populer. Namun, bagi lansia, hal ini bisa sangat membingungkan. Mereka mungkin kesulitan mengikuti alur percakapan, dan merasa malu untuk bertanya karena takut dianggap “gaptek” atau “ketinggalan zaman”. Akibatnya, mereka mungkin hanya mengangguk setuju padahal tidak memahami sepenuhnya. Penting untuk menyesuaikan kecepatan bicara, menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, serta menghindari jargon atau slang yang tidak umum.

5. Memberi Nasihat yang Terkesan Menggurui atau Meremehkan Pengalaman Mereka

Ketika kita memberikan nasihat atau informasi kepada lansia, terutama tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi atau tren baru, ada baiknya melakukannya dengan cara yang tidak terkesan menggurui. Frasa seperti “Begini lho caranya, gampang banget kok!” atau “Zaman sekarang itu sudah beda, Pak/Bu” bisa membuat mereka merasa diremehkan atau dianggap tidak tahu apa-apa. Ingat, mereka punya pengalaman hidup yang panjang dan berharga. Dekati dengan sikap kolaborasi, seperti “Mungkin Bapak/Ibu mau coba cara ini, siapa tahu lebih efisien?” atau “Ada teknologi baru yang bisa bantu, lho.”

6. Terlalu Sering Menginterupsi atau Menyelesaikan Kalimat Mereka

Dalam percakapan yang cepat, kita mungkin terbiasa menginterupsi atau menyelesaikan kalimat orang lain, terutama jika kita merasa sudah tahu apa yang akan mereka katakan. Namun, bagi lansia, ini bisa dianggap sebagai tanda tidak sabar atau tidak menghargai apa yang ingin mereka sampaikan. Mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merangkai pikiran atau mencari kata yang tepat. Beri mereka ruang untuk berbicara, dengarkan dengan saksama, dan tunjukkan bahwa Anda menghargai setiap kata yang keluar dari mulut mereka.

Tips Komunikasi Efektif dengan Generasi Tua: Membangun Jembatan Empati

Komunikasi yang efektif dengan lansia tidak hanya tentang menghindari kesalahan, tetapi juga tentang membangun jembatan empati dan penghargaan. Berikut adalah beberapa tips praktis:

1. Dengarkan dengan Aktif dan Penuh Perhatian

Ini adalah dasar dari komunikasi yang baik. Saat berbicara dengan lansia, berikan perhatian penuh. Hindari bermain ponsel atau melakukan aktivitas lain yang bisa mengalihkan fokus. Tatap mata mereka (jika nyaman), dan tunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan. Sesekali mengangguk atau memberi respons verbal singkat bisa menunjukkan bahwa Anda mengikuti alur pembicaraan.

2. Gunakan Bahasa yang Jelas, Sederhana, dan Lugas

Hindari penggunaan istilah teknis, singkatan, atau bahasa gaul yang mungkin tidak mereka pahami. Sampaikan pesan dengan kalimat yang ringkas dan mudah dicerna. Jika ada informasi yang kompleks, pecah menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dipahami. Bayangkan Anda sedang menjelaskan sesuatu kepada anak kecil yang cerdas, tapi belum mengenal banyak istilah rumit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *