Mau Hidup Waras? Coba Kembali ke Gaya Hidup Lama ini

Mau Hidup Waras? Coba Kembali ke Gaya Hidup Lama ini
Mau Hidup Waras? Coba Kembali ke Gaya Hidup Lama ini (www.freepik.com)

lombokprime.com – Siapa sangka, gaya hidup boomer yang dulu sering dicap kolot dan ketinggalan zaman, kini justru mulai dilirik dan bahkan dianggap sebagai panduan menuju kehidupan yang lebih tenang dan stabil? Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak dari kita mulai menyadari bahwa ada kebijaksanaan tersembunyi dalam pola hidup generasi yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964 ini. Mari kita selami lebih dalam mengapa prinsip-prinsip hidup boomer yang sederhana justru terbukti lebih waras dan relevan di era ini.

Mengapa Boomer Dulu Dianggap Kolot?

Generasi boomer tumbuh di era yang sangat berbeda. Mereka menyaksikan perubahan besar, dari perang dunia hingga revolusi teknologi awal. Pola pikir mereka seringkali terbentuk oleh pengalaman hidup yang mengutamakan stabilitas, ketahanan, dan nilai-nilai tradisional. Akibatnya, pandangan mereka terhadap banyak hal, mulai dari karier, keuangan, hingga gaya hidup, seringkali dianggap “kuno” oleh generasi milenial dan Gen Z yang tumbuh dengan akses informasi tak terbatas dan perubahan yang jauh lebih cepat.

Misalnya, pandangan boomer tentang karier seringkali berpusat pada loyalitas terhadap satu perusahaan, bekerja keras untuk pensiun, dan menghindari risiko. Sementara itu, generasi muda lebih cenderung mencari fleksibilitas, mengejar passion, dan tidak ragu untuk berpindah pekerjaan demi pertumbuhan pribadi. Perbedaan ini menciptakan semacam jurang pemahaman yang membuat gaya hidup boomer seringkali dipandang sebelah mata.

Menemukan Kembali Kearifan Gaya Hidup Boomer

Namun, roda kehidupan terus berputar. Krisis ekonomi, tekanan pekerjaan yang tinggi, dan kecepatan informasi yang luar biasa membuat banyak generasi muda merasa kewalahan. Di sinilah kearifan gaya hidup boomer mulai menunjukkan relevansinya. Bukan berarti kita harus sepenuhnya mengadopsi semua aspek kehidupan mereka, tetapi ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil untuk mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.

1. Stabilitas Finansial: Bukan Sekadar Angka di Bank

Salah satu pilar utama gaya hidup boomer adalah stabilitas finansial. Bagi mereka, menabung bukan hanya pilihan, melainkan sebuah keharusan. Mereka terbiasa hidup hemat, menghindari utang konsumtif, dan berinvestasi untuk masa depan jangka panjang, seperti membeli rumah dan mempersiapkan dana pensiun. Konsep “pay yourself first” atau menyisihkan uang untuk ditabung sebelum pengeluaran lain, adalah prinsip yang mereka pegang teguh.

Di era di mana banyak dari kita terjebak dalam jebakan “fear of missing out” (FOMO) dan tekanan untuk selalu tampil “up to date” dengan barang-barang terbaru, belajar dari kebiasaan menabung boomer bisa menjadi penyelamat. Mereka tahu betul bahwa kepuasan sesaat dari membeli barang baru tidak sebanding dengan ketenangan pikiran yang didapat dari memiliki bantalan finansial yang kuat. Memiliki dana darurat, melunasi utang, dan merencanakan pensiun adalah langkah-langkah konkret yang bisa membuat hidup kita jauh lebih tenang dan terhindar dari stres finansial.

2. Investasi Jangka Panjang: Sabar Menanti Hasil

Boomer dikenal karena kesabaran mereka dalam berinvestasi jangka panjang. Mereka tidak tergiur dengan skema cepat kaya atau fluktuasi pasar sesaat. Sebaliknya, mereka percaya pada kekuatan bunga majemuk dan pertumbuhan aset secara bertahap. Properti, saham perusahaan besar, atau obligasi seringkali menjadi pilihan investasi mereka. Mereka memahami bahwa investasi adalah maraton, bukan lari cepat.

Pelajaran ini sangat relevan di era digital di mana informasi investasi menyebar begitu cepat, seringkali dengan janji keuntungan instan. Banyak dari kita cenderung ingin melihat hasil secepatnya dan mudah panik saat pasar bergejolak. Padahal, konsistensi dan kesabaran adalah kunci dalam mencapai tujuan finansial jangka panjang. Belajar dari boomer untuk menahan diri dari godaan untung cepat dan fokus pada pertumbuhan yang stabil bisa menghindarkan kita dari banyak kerugian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *